Kumpulan Artikel dari Maret, 2010
Tinjauan Proyek Technology for Transparency, Bagian I
Technology for Transparency merupakan sebuah Proyek Global Voices yang ditujukan untuk meninjau situs-situs internasional yang berkaitan dengan perbaikan mutu kinerja pemerintah maupun situs proyek-proyek yang melibatkan pemerintah dan masyarakat. Berikut kompilasi tinjauan pertama Technology for Transparency.
Chili: Keamanan Dikerahkan di Jalanan Kota Concepción
Situasi di Concepción, kota terbesar kedua di Chili, mengalami penurunan drastis sejak Minggu. Berita-berita terpercaya melaporkan penjarahan yang tak terkontrol, gedung-gedung yang runtuh, kekerasan, dan bahkan dalam beberapa kasus, pembakaran yang mengharuskan pengerahan keamanan sebanyak 4,500 pasukan [es] di kota.
Laporan Tentang Krisis di Lofa oleh Tim Ceasefire Liberia
Liberia baru-baru ini kembali mengalami pertumpahan darah yang dipicu oleh tewasnya seorang gadis pra remaja dan empat lainnya di Propinsi Lofa yang terletak di sebelah utara Liberia.
My Name Is Khan – Politik Kebudayaan di India
Artikel-artikel blog India yang berhubungan dengan film ini menunjukkan suatu fakta yang menarik - tanggapan terhadap film ini lebih condong kepada politik kebudayaan di India daripada nilai estetis film.
Mesir: Dilema Hari Kasih Sayang
Tidak hanya di Indonesia, di Mesirpun Hari Kasih Sayang disikapi beragam oleh warganya. Berikut komentar narablog Mesir yang dirangkum Tarek Amr.
Chili: Gempa dalam Video Pandangan Mata Warga
Menjelang bergantinya hari, semakin banyak video yang menampilkan dampak gempa 8,8 dahsyat yang menimpa Chili pada pukul 3:30 dini hari. Gempa tersebut tak hanya mengguncang negeri, namun juga memicu tsunami yang akhirnya memicu bunyi alarm di seluruh penjuru Pasifik memperingatkan berbagai negara untuk bersiap menarima hantaman ombak di daerah pesisir mereka.
Filipina: RUU Pernikahan Kontrak
Sekelompok partai di Filipina berencana memperkenalkan undang-undang yang mencantumkan tenggat waktu sepuluh tahun [en] dalam surat nikah. Usulan unik tersebut merupakan solusi yang dimunculkan kelompok partai ini untuk mengatasi problema proses pembatalan pernikahan yang panjang dan mahal di negara itu. Filipina, dimana mayoritas penduduknya beragama Katolik, tidak memiliki hukum perceraian.