Februari, 2009

Kumpulan Artikel dari Februari, 2009

Cina: Barikade pengawas Internet berevolusi

  27 Februari 2009

Rebecca Mackinnon penulis Rconversation membicarakan tentang  kebangkitan kekuatan Net di Cina: “Akankah warga Cina lepas dari cengkraman para pengawas-siber untuk dapat menggunakan Internet demi membangun masyarakat yang jujur dan adil  dibawah pemerintahan pemimpin yang bertanggung jawab?”

Kosta Rika: Kreativitas melalui Kolektivitas

  27 Februari 2009

Seperti suatu resep yang lezat, talenta artistik, musikal, dan visual ditempatkan bersama sebagai ramuan dalam suatu kecenderungan fungsional dan kreatif: kolektivitas. Di seantero Kosta Rika, banyak kelompok kreatif dan kolektif menggunakan media sosial untuk memamerkan karya mereka dan berhubungan dengan para peminat serupa. Ini adalah beberapa contoh kolektivitas atau kelompok di bidang film, musik, dan seni rupa.

Australia: Kebakaran hutan dan perangkat web

  25 Februari 2009

Kebakaran hutan yang disebut-sebut sebagai peristiwa paling mematikan di sepanjang sejarah Australia, telah merenggut setidaknya 108 jiwa, membakar setengah juta hektar lahan dan menghancurkan kira-kira 750 rumah tinggal, semua ini berlangsung pada akhir pekan tanggal 7 dan  8 Februari. Di negara bagian Victoria,  yang paling terlanda bencana ini, para pemadam...

Indonesia: Museum tsunami Aceh

  25 Februari 2009

Museum Tsunami dibuka di Aceh, Indonesia hari Senin untuk mengenang 230,000 korban meninggal pada bencana  tsunami Asia Tenggara 2004. Namun mendapat kritikan dari beberapa orang yang mengatakan bahwa pemerintah seharunya memprioritaskan korban tsunami yang kini masih menjadi pengungsi.

Pakistan: Pembunuhan demi kehormatan tidak Islami

  24 Februari 2009

Imam Zaid Shakir bloger GOATMILK: An intellectual playground mengingatkan kita bahwa “praktik membunuh demi kehormatan sama sekali tidak memiliki tempat dalam Qur’an, ajaran rasul, maupun di sistem hukum Islam yang modern.”

Pakistan: Gencatan Senjata Taliban

  24 Februari 2009

Ratusan jiwa melayang dan ribuan warga terpaksa mengungsi karena perang yang terus berlangsung. Para kelompok radikal menutup paksa sekolah-sekolah putri, dan melarang perempuan berada di pasar-pasar, memutuskan saluran kabel, dll. dengan alasan bahwa semua itu tidak sesuai dengan ajaran Islam.