Agustus, 2009

Kumpulan Artikel dari Agustus, 2009

Kamboja: Maksud kontes Puteri Ranjau Darat dipertanyakan

  17 Agustus 2009

“Setiap orang berhak merasa cantik!” begitulah awal manifesto dari perlombaan Puteri Ranjau Darat, yang merupakan buah gagasan Morten Traavik asal Norwegia. [..] LSM-LSM lain, termasuk Organisasi Warga Penyandang Cacat di Kamboja, menolak untuk memberikan dukungan terhadap kontes tersebut, setelah Departemen Perkara Sosial,Veteran dan Pemberdayaan Pemuda menyatakan tentangannya terhadap kontes yang bersangkutan, dan menyatakan bahwa kontes tersebut dapat memberikan citra yang salah akan penyandang cacat tubuh.

Profil penulis: Sara Moreira

  11 Agustus 2009

Minggu lalu, saya berhasil menemui seorang penulis Global Voices, Sara Moreira di International School for Digital Transformation di Porto, Portugal. Sara mengikuti program di sekolah ini setelah mengunjungi Timor Timur, negara tempat Sara bertugas sebagai seorang narablog dan penulis Global Voices Sara mengajar komputer pada para wanita muda di Universitas...

Paraguay: CIP, ajang tampil sineas nasional

  11 Agustus 2009

Mereka menyebutnya sebagai saluran video alternatif, sehingga video yang ditayangkan  tidak harus bersaing dengan acara video ulang tahun keluarga, kegiatan binatang peliharaan dan menyanyi secara lip-sync. Dua kawula  muda Paraguay mencoba cara lain dan menciptakan Cip, sebuah situs web yang didedikasikan untuk menampilkan karya para sutradara film indie sehingga bisa...

Mancanegara: George W. Bush sebagai utusan diplomatik bagi Timur Tengah?

  6 Agustus 2009

Sebuah artikel opini yang ditulis untuk Newsweek beranggapan bahwa George W. Bush dapat menjadi nilai tambah bagi administrasi presiden Amerika Obama apabila dia menjadi utusan diplomatik untuk Timur Tengah, opini barusan menuai reaksi di blogosfer. Artikel tersebut, ditulis oleh Gregory Levey, penulis buku berjudul Shut Up I'm Talking: And Other...

Republik Dominika: Biaya Imigran Gelap Haiti

  1 Agustus 2009

Sejak Republik Dominika menyatakan kemerdekaannya dari Haiti pada tahun 1844, takdir antara kedua negara saling terjalin. Karena perkembangan ekonomi di Haiti melemah, sekitar 1 juta imigran Haiti menemukan cara untuk masuk ke wilayah Republik Dominika. Banyak yang mengkhawatirkan bengkaknya biaya untuk menyediakan pelayanan bagi para imigran gelap.