Netizen Myanmar sangat marah akan ‘Sepatu Buddha’ yang diciptakan oleh sebuah perusahaan bernama Icon Shoes. Nang Nyi adalah salah satu netizen yang meninggalkan keluhan di halaman facebook Icon Shoes:
Aku baru saja menulis keluhan di dinding FB Icon Shoes Company. Seharusnya mereka tidak melakukan itu. Aku tak mengerti apa yang memotivasi mereka untuk menciptakan desain itu. Dua halaman perusahaan mereka akan muncul jika kau mengetik “Icon Shoes” di kotak pencarian FB.
Yan Yan Chan, seorang rapper terkenal, mengomentari [my] dengan menyediakan tautan ke formulir tanggapan situs web Icon Shoes:
Kau bisa mengajukan keluhan di sini. Halaman FB tidak begitu berguna.
Beberapa blogger lokal terkenal turut bergabung dengan diskusi ini. Mereka meminta pembaca mereka agar mengirimkan surat keluhan menentang desain sepatu itu. Beberapa netizen juga membuat gambar-gambar protes yang menampilkan logo Icon Shoes bersama dengan sepatu kontroversial itu. One Ko Ko Aung memperingatkan perusahaan tersebut agar tidak menghina agama:
Tidak peduli siapa mereka, agama tidak boleh dihina. Ada sejumlah masalah terkait agama akhir-akhir ini.
Nyein Chan juga mengekspresikan rasa frustasinya:
Bagaimana kalau kita memasang gambar Yesus atau Muhammad di sepatu? Tak tahu malu.
Lin Oo (Psychology) mengamati [my] betapa gambar Buddha dengan begitu saja digunakan oleh banyak orang dalam mendesain produk:
Telah kita lihat bila patung Buddha dijadikan pajangan di bar dan pusat rekreasi terlepas dari keyakinan agama orang lain.
Sekarang, Icon Shoes yang berbasis di Amerika memroduksi sepatu dengan desain gambar Buddha. Umat Buddha di dunia juga mengeluhkan hal ini. Kami juga mengirimkan tanggapan melalui halaman Facebook mereka.
Komunitas blog lainnya yang disebut Moemakha mendesak [my] para pembaca agar menunjukkan protes dengan membanjiri perusahaan tersebut dengan surat keluhan:
Kami dapati bila perusahaan sepatu bernama Icon Shoes yang berbasis di Califonia menjual sepatu berdesain gambar Buddha dan ornamen bunga. Tiga desain sepatu semacam ini diproduksi di AS dan dijual dengan rentang harga $29 sampai $149. Halaman “About Us” mereka menyebutkan bila Icon Shoes didirikan oleh seorang pembuat film anonim dari Hollywood di tahun 1999.
Kami sepenuhnya menentang penggunaan gambar Buddha yang tak sepatutnya di sepatu yang menghina kesucian Buddha. Kami mengirimkan surat keluhan ke Icon Shoes. Kami meminta kalian, para pembaca kami, agar mengirimkan pesan protes ke halaman Facebook mereka.
Khin Sandar Ko juga memosting opininya tentang Icon Shoes:
motto mereka “Icon adalah untuk para pecinta seni dan wanita yang menyukai sepatu dan tas tangan. Kami mendukung para seniman dengan membayar royalti atas penggunaan karya seni mereka” …
Yang kutulis adalah “Icon tidak pernah menghormati hal berharga milik orang lain.
Kami mendukung para desainer sepatu dengan menghina agama orang lain.”
Kyaw Myo Khaing membagi pengamatannya atas penghinaan berulang terhadap agama Buddha di banyak tempat:
Akon melakukan tarian seksi di depan patung Buddha. Ada bar bernama Buddha Bar di Prancis. Kita pernah melihat penggunaan gambar Buddha di pakaian. Dan sekarang, di sepatu! Sudah cukup, guys. Hal ini sangat memalukan bagi masyarakat abad ke 21 jika umat Buddha berulang kali dihina hanya karena mereka tidak protes atau cukup bersuara. Ini kayak bayi yang tidak mendapatkan camilan hanya karena tidak banyak menangis. Sifat agama Buddha adalah mendorong ketenangan dan kedamaian. Harap jangan mengintimidasi kami demi karya seni pajangan.
Pada tanggal 5 Agustus 2012, meski banyak orang mengira bila Icon Shoes tampaknya telah menghapus produk kontroversial ini dari situs web mereka, diyakini bahwa hanya pengguna dari Singapura, yang merupakan tempat tinggal dari sebagian besar orang yang mengajukan keluhan, diblokir aksesnya ke situs web mereka. Tapi keluhan yang meminta agar tidak menggunakan gambar Buddha di sepatu mereka masih diposting di halaman Facebook mereka hampir tiap menit.