
Shashi Tharoor berbicara di Festival Sastra Jaipur. Foto oleh Jim Ankan Deka. Hak Cipta Demotix (23/1/2015)
Anggota Parlemen oposisi India, mantan menteri dan mantan Wakil Sekretaris PBB Shashi Tharoor baru-baru ini berpartisipasi dalam sebuah debat yang diadakan oleh Oxford Union society. Menurut argumennya, Inggris berhutang pampasan kepada India atas tindakan keji mereka selama dua abad penjajahan kolonial.
Klip berdurasi 15 menit yang berisikan argumen Tharoor yang tegas dan lugas mengenai hak pampasan tersebut tersebar secara viral di media sosial tak lama setelah klip tersebut diunggah oleh komunitas debat Oxford Union tanggal 14 Juli.
Kongsi Dagang Hindia Timur Britania menguasai/mendominasi anak benua India sejak 1757 hingga 1858. Britania secara langsung menguasai anak benua India antara tahun 1858 dan 1947 dimasa ketika wilayah tersebut lebih awam dikenal sebagai India Britania atau Kerajaan India.
Berikut beberapa cuplikan dari pidato Tharoor :
Pada saat Inggris merapat di wilayah India, negara ini menyumbang 23% ekonomi global, pada saat Inggris meninggalkan India, angka tersebut turun menjadi 4%. Mengapa? Oleh sebab India dimanfaatkan demi kepentingan Inggris.
Selama 200 tahun, kebangkitan Inggris dibiayai dengan merampas India. Bahkan, revolusi industri Inggris merupakan pemicu berakhirnya industrialisasi India. [..]
Pada akhir abad ke-19, faktanya adalah India telah menjadi sapi perahan terbesar Inggris, konsumen terbesar barang produksi dan ekspor Inggris serta penggaji terbesar pegawai negeri Inggris. Kita secara harafiah membiayai penjajahan yang terjadi pada kita sendiri. [..]
Menurut hemat saya, sejatinya mereka berhutang pampasan pada kita. Secara pribadi, saya akan senang memperoleh pampasan sebesar 1 pound selama 200 tahun kedepan bercermin pada 200 tahun masa jajahan Inggris di India.
Pidato Tharoor dihargai masyarakat luas di India, bahkan Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan ini di depan parlemen:
Pidato Tharoor mencerminkan rasa patriotisme India berkenaan dengan isu tersebut dan menunjukkan siapapun dapat meninggalkan kesan dengan mengungkapkan argumen-argumen yang efektif di saat dan tempat yang tepat..
Miss Malini menulis ini diblognya :
Terlepas dari pandangan dan sikap politik, kita boleh sepakat bahwa faktanya Dr. Shashi Tharoor adalah salah satu pedebat terkemuka di negeri ini. Itu sebabnya tidaklah mengejutkan saat sang diplomat dan mantan menteri urusan luar negeri ini mengambil bagian dalam debat di Oxford Union.
Shashi Tharoor sendiri berseru di Twitter:
Seseorang mengatakan bahwa ini merupakan salah satu pidatoku yang akan diamini pengritikku dari pihak “nasionalis Hindu” ! Benar? https://t.co/BCBuXqbjJ9
— Shashi Tharoor (@ShashiTharoor) July 15, 2015
Seseorang mengatakan bahwa ini merupakan salah satu pidatoku yang akan diamini pengritikku dari pihak “nasionalis Hindu” ! Benar? https://t.co/BCBuXqbjJ9
Penulis dan produser film Radha Bharadwaj menulis pesan Twitter:
@minhazmerchant menguraikan efek penjajahan Inggris di India. Catatan kecil dariku adalah rasa percaya diri orang-orang India; kerusakan bagian ini akan terus menghantui http://t.co/g5UfsPXQee
— radha bharadwaj (@radhabharadwaj) July 24, 2015
menguraikan efek penjajahan Inggris di India. Catatan kecil dariku adalah rasa percaya diri orang-orang India; kerusakan bagian ini akan terus menghantui http://t.co/g5UfsPXQee
Mengesampingkan perbedaan yang ada, aku terperangah oleh pidato Shashi Tharoor . http://t.co/txUWZi45Vm wajib tonton.
— Vande Mataram (@UnSubtleDesi) July 21, 2015
Mengesampingkan perbedaan yang ada, aku terperangah oleh pidato Shashi Tharoor . http://t.co/txUWZi45Vm wajib tonton.
Pidato cemerlang oleh Shashi Tharoor. Wajib dilihat oleh setiap orang India. Sepatutnya Inggris mengembalikan Kohinoor (ket.: berlian besar yang ditemukan di India, kini menjadi bagian dari permata mahkota kerajaan Inggris) milik kita.
— Priya Gupta (@priyaguptatimes) July 19, 2015
Pidato cemerlang oleh Shashi Tharoor. Wajib dilihat oleh setiap orang India. Sepatutnya Inggris mengembalikan Kohinoor (ket.: berlian besar yang ditemukan di India, kini menjadi bagian dari permata mahkota kerajaan Inggris) milik kita.
https://t.co/kfwdnxeCFG@ShashiTharoor Pidato yang hebat. Terima kasih telah mengangkat harga diri India. Terima kasih.
— Dinesh (@DineshHegde) July 24, 2015
https://t.co/kfwdnxeCFG @ShashiTharoor Pidato yang hebat. Terima kasih telah mengangkat harga diri India. Terima kasih.
M Sandip Roy berpendapat di Firstpost bahwa pidato Tharoor telah menyatukan masyarakat India yang bertolak belakang, tambahnya:
Meski ganti rugi yang dia maksud adalah untuk dosa-dosa abad lalu, ada beberapa hal yang relevan dengan kondisi politik kita saat ini. Pada bagian akhir pidatonya dia menegaskan pentingnya ganti rugi secara simbolik, menurut Tharoor “kemampuan untuk mengakui kesalahan yang telah dilakukan, sesederhana mengucapkan kata maaf lebih berarti dibandingkan dengan menerima persenan PDB.”
Andai saja para politisi yang acap kali beradu kepala dan mempermalukan satu sama lainnya mau memperhatikan paparan tersebut, tentu kita akan bisa terus maju dengan urusan negeri ini.
Mulai Percakapan
11 Feb: Kita Melawan Kembali!
Ayo bergabung dengan kami!
Komentar Terbaru
Ini Dia 16 Peta Satelit Asia Tenggara nan Mempesona
Terimakasih sangat bermanfaat memang ini yang saya cari-cari dari dlu.
Arsip Bulanan
- Februari 2021 6 pos
- Desember 2020 4 pos
- Oktober 2020 1 pos
- September 2020 3 pos
- Agustus 2020 4 pos
- Juni 2020 2 pos
- April 2020 1 pos
- Maret 2020 3 pos
- Februari 2020 3 pos
- Januari 2020 3 pos
- Desember 2019 1 pos
- November 2019 3 pos
- September 2019 1 pos
- Agustus 2019 4 pos
- Juni 2019 1 pos
- Mei 2019 5 pos
- April 2019 3 pos
- Maret 2019 4 pos
- Februari 2019 1 pos
- Januari 2019 5 pos
- Desember 2018 3 pos
- November 2018 1 pos
- Oktober 2018 2 pos
- Agustus 2018 7 pos
- Juli 2018 3 pos
- Mei 2018 2 pos
- April 2018 7 pos
- Maret 2018 1 pos
- Januari 2018 1 pos
- Desember 2017 1 pos
- September 2017 1 pos
- Agustus 2017 3 pos
- Juli 2017 1 pos
- Juni 2017 4 pos
- Mei 2017 3 pos
- April 2017 4 pos
- Maret 2017 10 pos
- Februari 2017 6 pos
- Januari 2017 12 pos
- Desember 2016 13 pos
- November 2016 14 pos
- Oktober 2016 4 pos
- September 2016 7 pos
- Agustus 2016 5 pos
- Juli 2016 3 pos
- Juni 2016 6 pos
- Mei 2016 1 pos
- April 2016 2 pos
- Maret 2016 3 pos
- Februari 2016 4 pos
- Januari 2016 7 pos
- Desember 2015 3 pos
- November 2015 6 pos
- Oktober 2015 7 pos
- September 2015 3 pos
- Agustus 2015 8 pos
- Juli 2015 8 pos
- Juni 2015 17 pos
- Mei 2015 4 pos
- April 2015 2 pos
- Maret 2015 2 pos
- Februari 2015 10 pos
- Januari 2015 4 pos
- November 2014 2 pos
- Oktober 2014 5 pos
- Maret 2014 2 pos
- Februari 2014 1 pos
- Januari 2014 2 pos
- November 2013 1 pos
- Agustus 2013 4 pos
- Juni 2013 8 pos
- Mei 2013 2 pos
- April 2013 7 pos
- Maret 2013 3 pos
- Februari 2013 1 pos
- September 2012 12 pos
- Agustus 2012 8 pos
- Juli 2012 23 pos
- Juni 2012 14 pos
- Mei 2012 15 pos
- Maret 2012 1 pos
- Januari 2012 2 pos
- Desember 2011 1 pos
- November 2011 1 pos
- Oktober 2011 4 pos
- September 2011 2 pos
- Agustus 2011 6 pos
- Juli 2011 4 pos
- Juni 2011 3 pos
- Mei 2011 4 pos
- Maret 2011 6 pos
- Februari 2011 13 pos
- Januari 2011 4 pos
- Desember 2010 3 pos
- November 2010 1 pos
- Oktober 2010 5 pos
- Agustus 2010 2 pos
- Juni 2010 4 pos
- Mei 2010 7 pos
- April 2010 7 pos
- Maret 2010 11 pos
- Februari 2010 8 pos
- Januari 2010 17 pos
- Desember 2009 6 pos
- November 2009 10 pos
- Oktober 2009 11 pos
- September 2009 20 pos
- Agustus 2009 11 pos
- Juli 2009 16 pos
- Juni 2009 41 pos
- Mei 2009 14 pos
- April 2009 19 pos
- Maret 2009 32 pos
- Februari 2009 27 pos
- Januari 2009 3 pos
- Desember 2008 4 pos
Saya kenal pribadi dg mas Rony, beberapa kali ketemu bila beliau berkunjung ke Indonesia. Komunitas...