Kumpulan Artikel Tentang Politik dari September, 2009
Puerto Riko: Debat tentang Sensor
Departemen Pendidikan pemerintah Puerto Riko baru-baru ini mengeliminasi lima buah buku dari kurikulum kelas sebelas sistem sekolah negeri. Banyak penulis dan artis di Puerto Riko secara terbuka menyatakan kekhawatiran mereka dan menggambarkan aksi pemerintah sebagai sensor. Dunia blog Puerto Riko bereaksi terhadap kontroversi ini.
A.S.: Prangko Idul Fitri Memprovokasi Rasisme di Tennessee
Sebuah perangko versi tahun 2008, sebelum harganya dinaikan Ketika kaum Muslim di Amerika Serikat merayakan Idul Fitri, perayaan yang menandai berakhirnya bulan Ramadan, sebuah surel berantai bernada miring beredar. Surel tersebut menuduh, dengan tidak adilnya, Presiden Obama meluncurkan sebuah prangko perayaan Idul Fitri dan mengajak para pembaca surel untuk memboikot prangko tersebut
Mancanegara: Memberitakan pidato Gadaffi via Twitter
Di hadapan hadirin di markas PBB di New York, pemimpin negara yang mentahbiskan dirinya sendiri sebagai "Raja segala raja" dan telah berkuasa di Libya selama hampir 40 tahun, berpidato hampir 100 menit lamanya.
Libanon: Reaksi Narablog Libanon terhadap Film Israel “Lebanon”
Narablog Libanon telah menyediakan mata rantai film Israel lainnya tentang invasi wilayah (bangsa) Yahudi tahun 1982 oleh tetangga di bagian utara. Penekanan pada judul “Lebanon“, film otobiografi ini berlokasi dalam sebuah teng sambil kembali menceritakan keterlibatan militer Israel dalam konflik.
Afrika Selatan: Pengemudi Taksi Menentang Sistem Bus Baru untuk Piala Dunia
Sebuah sistem bus transit publik yang baru yang diluncurkan untuk Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan dihadapkan pada hiruk pikuk protes yang berasal dari pengemudi taksi (mini bus). Para narablog Afrika Selatan mendiskusikannya.
Asia Tenggara: Reaksi Pengguna Twitter terhadap Putusan Bersalah untuk Suu Kyi
Pemimpin oposisi Myanmar dan ikon demokrasi global Aung San Suu Kyi menerima hukuman tiga tahun penjara karena melanggar syarat kebebasannya. Hukuman yang dijatuhkan kepada Suu Kyi tidak disetujui oleh para pemimpin dunia, aktivis Burma, dan juga narablog. Pengguna Twitter yang berbasis di Asia Tenggara juga bereaksi terhadap hukuman “kejam” tersebut.