Jika Pelestari Lingkungan Angkat Suara, Taman Atraksi Bawah Laut Nickelodeon di Filipina Akan Gagal Berdiri

Image from the online petition created by environmentalist Anna Oposa

Gambar dari petisi daring yang diciptakan oleh Pelestari Lingkungan Anna Oposa

Nickleodeon, sebuah perusahaan hiburan anak-anak ingin mendirikan taman atraksi di Palawan, batas akhir lingkungan hidup Filipina. Pelestari lingkungan lokal tidak terkesan.

Di seluruh dunia, Nickelodeon dikenal atas pertunjukan TV seperti SpongeBob SquarePants, Teenage Mutant Ninja Turtles, dan Dora the Explorer. Perusahaan induk jaringannya, raksasa media Viacom, mengumumkan rencana mereka untuk Palawan hari Senin, tanggal 9 Januari. Viacom akan bermitra dengan Coral World Park Undersea Resorts untuk mendirikan taman atraksi berserta resor pendukung.

Disebut-sebut sebagai taman atraksi bawah laut pertama di dunia, proyek tersebut mencakup 400 hektar (988 acre) resor yang terletak dalam kluster 16 kepulauan berpasir putih di Coron, Palawan. Coron, daerah tujuan wisata yang dikenal oleh pantai-pantai pasir putih, laguna-laguna tersembunyi, dan terumbu karangnya yang asri, merupakan bagian dari Propinsi Palawan dan rumah pelbagai spesies yang terancam oleh aktivitas-aktivitas komersil ekstraktif liar.

Selepas rencana pendirian resor dan taman atraksi tersebut diumumkan, pelestari lingkungan Anna Oposa meluncurkan sebuah petisi daring yang menentang rencana tersebut. Saat kabar ini ditulis, kurang dari dua hari pasca peluncuran petisi, sudah terkumpul 189.000 tanda tangan.

Berbeda dengan pernyataan pers yang mengatakan bahwa taman atraksi bawah laut tersebut bertujuan untuk “mengadvokasi perlindungan laut,” taman atraksi alih-alih akan mencapai hasil yang bertolak belakang. Dengan membangun bangunan artifisial, barang tentu Anda merusak dan mengganggu ekosistem laut Palawan — perbatasan akhir kita.

Sebagai sebuah saluran anak-anak, Nickelodeon memberikan contoh buruk bagi generasi muda dengan merebut hak mereka untuk menikmati sumber daya alam kami. Kami tidak butuh taman atraksi bawah laut — bawah laut kami sudah cukup memukau, menghibur, dan edukatif.

Coron is a popular tourism destination known for its white sand beaches and hidden lagoons. Photo from the Facebook page of Save Philippine Seas

Coron merupakan daerah tujuan wisata populer yang terkenal atas pantai-pantai pasir putih dan laguna-laguna tersembunyinya. Foto dari laman Facebook Save Philippine Seas

Pengembang menjawab kritik dengan mengatakan bahwa taman atraksi akan berdiri di daratan, dan hanya memiliki satu infrastruktur  mengambang. Klarifikasi ini bertolak belakang dengan rilis pers Viacom, dimana perusahaan tersebut menjabarkan adanya “restoran dan lounge bawah laut, yang terletak 20 kaki di bawah permukaan laut dengan pemandangan elok alam bawah laut.”

Jaringan “Save Philippine Seas” menepis upaya pengembang untuk memperhalus deskripsi Viacom:

Pernyataan mereka bermaksud untuk memperhalus dampak permanen kerusakan lingkungan hidup laut yang terjadi akibat proyek tersebut, melanggar hak-hak konstitusi komunitas untuk memiliki ekologi yang sehat dan berimbang. Meski mereka mengaku bahwa mereka bermaksud untuk membangun properti pribadi, perairan Filipina bukan untuk diprivatisasi. Pernyataan mereka juga tidak mencakup pengakuan atau penghormatan atas hak bumiputera Calamianes.

Kelompok pelestari lingkungan menuntut pengembang resor untuk menginvestasikan dana mereka untuk mendukung perlindungan taman suaka laut yang sudah ada:

…kami berpendirian teguh atas pernyataan kami agar mereka tidak mengeksekusi proyek ini dan alih-alih menggunakan dana mereka untuk mendukung perlindungan taman suaka laut dan program-program penghidupan berkesinambungan bagi komunitas yang telah ada.

Image from the Facebook page of Nilad

Gambar dari laman Facebook Nilad

Sekretaris lingkungan hidup pemerintah saat ini menyatakan keberatannya atas pembangunan taman atraksi bawah laut apapun di Palawan:

Lopez mengatakan bahwa dia melarang pembangunan taman atraksi bawah laut di Palawan. #environment2017

Mulai Percakapan

Relawan, harap log masuk »

Petunjuk Baku

  • Seluruh komen terlebih dahulu ditelaah. Mohon tidak mengirim komentar lebih dari satu kali untuk menghindari diblok sebagai spam.
  • Harap hormati pengguna lain. Komentar yang tidak menunjukan tenggang rasa, menyinggung isu SARA, maupun dimaksudkan untuk menyerang pengguna lain akan ditolak.