Artikel ini ditulis oleh Raisa Wickrematunge, yang diteribitkan di Groundviews, situs jurnalisme di Sri Lanka yang memenangkan penghargaan. Versi ini sudah diedit dan diterbitkan ulang sebagai kesepakatan berbagi konten.
9 Februari, demonstrasi di Keppapulavu memasuki hari kesepuluh, sebuah desa di Mullaitivu yang terletak di timur laut Provinsi Utara, Sri Lanka, dimana penduduknya menuntut pengembalian tanah mereka. Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe bermusyawarah dengan perwakilan demonstran, akan tetapi perjuangan atas pengembalian tanah mereka sudah berlangsung bertahun-tahun.
Perang saudara telah berakhir tujuh tahun lalu. Tetapi, lebih dari 200.000 tentara yang ditempatkan di bagian utara Sri Lanka yang penduduknya mayoritas Tamil. Mereka menempati banyak lahan penduduk yang dirampas pada masa perang, dengan alasan keamanan nasional.
Belasan keluarga di desa Pilavukkudiyiruppu, wilayah Keppapulavu, Mullaitivu, telah berdemo di depan markas angkatan udara, menuntut pengembalian tanah mereka yang berukuran 10 hektar, yang masih diduduki personel militer. Merek sudah menanti pengembalian lahan mereka sejak akhir perang di tahun 2009.
Keppapilavu villagers threatened by Sri Lankan army ahead of presidential visit https://t.co/5od7r1WDsc #Tamil #lka
— Tamil Guardian (@TamilGuardian) January 20, 2017
Penduduk Keppapilavu diancam oleh militer Sri Lanka menjelang kunjungan presiden https://t.co/5od7r1WDsc #Tamil #lka
— Tamil Guardian (@TamilGuardian) Januari 20, 2017
Para penduduk Keppapulavu yang tergusur diintimidasi agar tidak berdemo, terutama pada masa kunjungan Presiden Maithripala Sirisena.
Ahead scheduled visit of @MaithripalaS today/25, 59 Div in Mullaithivu warned Keppapilavu residents not to stage protests or any agitations pic.twitter.com/8EWagv9sUX
— Garikaalan (@garikaalan) January 24, 2017
Menjelang jadwal kunjungan @MaithripalaS hari ini/25, 59 Div di Mullaitivu mengancam warga Keppapilavu tidak melakukan protes pic.twitter.com/8EWagv9sUX
— Garikaalan (@garikaalan) Januari 24, 2017
Presiden Sirisena batal Mullaitivu dengan alasan cuaca buruk, akan tetapi upacara diadakan untuk mentransfer beberapa tanah. Para pengungsi mengatakan bahwa tanah yang diberikan tidak sama dengan tanah yang mereka huni sebelumnya.
Para penduduk tetap menuntut hak menetap kembali di tanah milik mereka. Para penduduk desa awalnya menggelar protes pada 25 Januari.
Keppapilavu residents in Mullaithivu today pretested demanding to access their lands;stopped Forest Dept vehicle & sat middle of the road pic.twitter.com/HC4KTubkph
— Garikaalan (@garikaalan) January 31, 2017
Para warga Keppapilavu di Mullaitivu hari ini menuntut untuk dikembalikan tanah mereka; menghentikan kendaraan Dep. Kehutanan dan warga menduduki tengah jalan pic.twitter.com/HC4KTubkph
— Garikaalan (@garikaalan) Januari 31, 2017
Pada Januari 31, para penduduk terus berdemo hingga malam.
Mullaitivu Keppapilavu residents protest all over the night; demanding to access their land. #lka #tamil pic.twitter.com/GOYvZO2LhN
— shalin (@uthayashalin) February 1, 2017
Penduduk Mullaitivu Keppapilavu protes hingga malam; menuntut akses ke lahan lama mereka. #lka #tamil pic.twitter.com/GOYvZO2LhN
— shalin (@uthayashalin) Februari 1, 2017
Villagers said they will continue their protest until Air force return their lands belong to them in Pilavukudiruppu in Karaithuraipattru DS pic.twitter.com/dzJdZqYZad
— Garikaalan (@garikaalan) February 1, 2017
Warga desa mengatakan mereka akan terus protes sampai angkatan udara membalikan tanah mereka di Pilavukudiruppu, Karaithuraipattru DS pic.twitter.com/dzJdZqYZad
— Garikaalan (@garikaalan) Februari 1, 2017
Following villagers protest last night,Air Force today strengthened its military base secuirty by putting up new fences #Keppapilavu pic.twitter.com/4CZUnfaCz5
— Garikaalan (@garikaalan) February 1, 2017
Setelah protes malam kemarin, angkatan udara meningkatkan pengamanan mereka dengan membangun pagar baru #Keppapilavu pic.twitter.com/4CZUnfaCz5
— Garikaalan (@garikaalan) Februari 1, 2017
“We have lost everything.We have been running away(being displaced continuously) for long time, when will we return to our homes/lands?” pic.twitter.com/QCq8Oi4lON
— Garikaalan (@garikaalan) February 3, 2017
“Kami kehilangan semua. Kami telah melarikan diri (terusir berpindah) dalam waktu yang lama, kapan kami boleh pulang ke rumah/lahan kami?” pic.twitter.com/QCq8Oi4lON
— Garikaalan (@garikaalan) Februari 3, 2017
“They uprooted us from our land &now made to resettle in cemetery land!'a women protester in #Keppapulavu detailing displacement tragedy 1/2 pic.twitter.com/a8G8xotRBk
— Garikaalan (@garikaalan) February 4, 2017
“Mereka mendepak kami dari tanah kami & dipaksa bermukim kembali di tanah kuburan!” menurut seorang penduduk wanita di Keppapulavu, yang menceritakan tragedi ini 1/2 pic.twitter.com/a8G8xotRBk
— Garikaalan (@garikaalan) Februari 4, 2017
Militer dilaporkan mencoba untuk menekan para demonstran agar berhenti berdemo.
Nearby electricity/drinking water facilities stopped by military;courageous women take turns in middle if protest to see their families 2/2
— Garikaalan (@garikaalan) February 1, 2017
Fasilitas listrik terdekat dan sumber air minum diputus oleh militer; para wanita pemberani bergiliran untuk menemui keluarga mereka pada saat protes 2/2
— Garikaalan (@garikaalan) Februari 1, 2017
Protestors-most of them are women with families spending the night in front of military camp;very cold weather prevails in the area #lk pic.twitter.com/kfutVY5wFp
— Garikaalan (@garikaalan) February 2, 2017
Demonstran, yang sebagian besar merupakan perempuan berkeluarga, tidak bergeming dari depan kamp militer sepanjang malam; cuaca di sana sangat dingin #lk pic.twitter.com/kfutVY5wFp
— Garikaalan (@garikaalan) Februari 2, 2017
Day6: #Keppapilavu women protesters are sitting around a fire to survive the cold in early morning today pic.twitter.com/c0nk5p7YIp
— Garikaalan (@garikaalan) February 5, 2017
Hari ke 6: Demonstran perempuan #Keppapilavu duduk disekeliling api unggun guna melawan dingin subuh pic.twitter.com/c0nk5p7YIp
— Garikaalan (@garikaalan) Februari 5, 2017
Menjelang demo, politisi lokal dan desa-desa tetangga menyatakan solidaritas.
Residents of neighboring villages came forward to offer help for Keppapilavu protesters with food;local politicos also expressed solidarity pic.twitter.com/iiumVbHSTp
— Garikaalan (@garikaalan) February 2, 2017
Warga desa-desa tetangga datang untuk menawarkan bantuan untuk para demonstran Keppapilavu dengan makanan; politikus lokal juga menyatakan solidaritas pic.twitter.com/iiumVbHSTp
— Garikaalan (@garikaalan) Februari 2, 2017
Mullaithivu residents today blocked entrance of Puthukkudiyiruppu DS office-in solidarity with ongoing Keppapulavu residents’ struggle #lk pic.twitter.com/HM68CYGeQj
— Garikaalan (@garikaalan) February 3, 2017
Warga Mullaitivu hari ini memblokir pintu masuk ke kantor DS Puthukkudiyiruppu dalamsemangat solidaritas perjuangan warga Keppapulavu #lk pic.twitter.com/HM68CYGeQj
— Garikaalan (@garikaalan) Februari 3, 2017
CM Wigneswaran & Mullaithivu GA visited #Keppapulavu protesters today;Air Force reportedly told them returning lands is under consideration pic.twitter.com/BOFP8RHhA4
— Garikaalan (@garikaalan) February 4, 2017
CM Wigneswaran & Mullaithivu GA mengunjungi demonstran #Keppapulavu hari ini, angkatan udara mengatakan bahwa pengembalian tanah sedang dalam pertimbangan pic.twitter.com/BOFP8RHhA4
— Garikaalan (@garikaalan) Februari 4, 2017
Beberapa menjuluki Hari Kemerdekaan Sri Lanka “Black Day” (Hari Kelam):
Rejecting SL Independence celebrations, a ‘Black Day’ campaign by residents of Mullaithivu underway demanding return of lands in Keppapulavu pic.twitter.com/Fbfj4GhowU
— Garikaalan (@garikaalan) February 4, 2017
Menolak perayaan Kemerdekaan SL, kampanye ‘Black Day’ oleh penduduk Mullaithivu berlangsung kembali menuntut lahan di Keppapulavu pic.twitter.com/Fbfj4GhowU
— Garikaalan (@garikaalan) Februari 4, 2017
Para bocah di Keppapulavu juga turut berdemo.
Children in Keppapilavu drum out their own #protest song – ‘#SriLankan army leave our land’. #Resistance is in our blood. #Tamil #music pic.twitter.com/BGDh2LfHDg
— Thusiyan Nandakumar (@Thusi_Kumar) February 6, 2017
Anak-anak di Keppapilavu menyerukan lagu protes mereka – ‘Militer #SriLanka pergi dari tanah kami’. #Resistance is in our blood (semangat pertentangan mengalir dalam diri kami). #Tamil #music pic.twitter.com/BGDh2LfHDg
— Thusiyan Nandakumar (@Thusi_Kumar) Februari 6, 2017
Demonstrasi terus berlanjut, dan banyak media turut meliputi.
Women in week long sit down to regain occupied land threaten self-immolation https://t.co/XEhzHrdnSZ pic.twitter.com/nqzD4BzEtv
— JDS (@JDSLanka) February 7, 2017
Demonstran perempuan yang telah berprotes selama seminggu mengancam bakar diri https://t.co/XEhzHrdnSZ pic.twitter.com/nqzD4BzEtv
— JDS (@JDSLanka) Februari 7, 2017
Aktivis dari bagian selatan di negara itu juga berdatagan, dengan semangat solidaritas.
“We are only asking for our own land” On Keppapilavu protest https://t.co/VAMDybSc85 #lka #SriLanka @rukitweets pic.twitter.com/8bWQYnXbg5
— Groundviews (@groundviews) February 8, 2017
“Kami hanya meminta tanah kami dikembalikan” Seruan protes Keppapilavu https://t.co/VAMDybSc85 #lka #SriLanka @rukitweets pic.twitter.com/8bWQYnXbg5
— Groundviews (@groundviews) Februari 8, 2017
Selama sembilan hari, tidak ada respon resmi pemerintah, selain politikus lokal seperti Ketua Menteri Wigneswaran dan Mullaitivu GA yang mengunjungi demonstran dan menyatakan dukungan.
Akhirnya kepala TNA MP M A Sumanthiran mengangkat perihal tersebut di parlemen.
Is Govt apathy to protestors in #Kepapulavu 10 days into agitation for their lands due to their ethnicity? @MASumanthiran asks in P'ment
— dharisha (@tingilye) February 8, 2017
Apakah Pemerintah apatis terhadap demonstran di #Kepapulavu karena etnis mereka? Tanya @MASumanthiran di parlemen
— dharisha (@tingilye) Februari 8, 2017
You wouldn't dare treat ur Sinhalese citizens like this says @MASumanthiran accusing Govt of apathy to #Kepapulavu land protest now in day 9
— dharisha (@tingilye) February 8, 2017
Anda tidak akan berani memperlakukan warga Sinhala seperti ini kata @MASumanthiran menuduh apatis Pemerintah terhadap protes tanah #Kepapulavu di hari ke 9
— dharisha (@tingilye) Februari 8, 2017
Private bus owners strike & Govt responds in 24hrs. #Kepapilavu land protest in day 9, yet this does not move u in the least:@MASumanthiran
— dharisha (@tingilye) February 8, 2017
Pemilik bus swasta mogok & pemerintah merespon dalam 24 jam. Protes tanah #Kepapilavu masuk hari ke 9, namun Anda bergemingpun tidak: @MASumanthiran
— dharisha (@tingilye) Februari 8, 2017
Setelah pidato Sumanthiran ini, Menteri Negara Pertahanan Ruwan Wijewardene berkomitmen untuk bertemu dengan demonstran dan membahas masalah tersebut
1/ StateMin @RWijewardene,in debate foll @MASumanthiran‘s speech:land #lka gov promised to release was located elsewhere & wld be released.
— TNAMedia (@TNAmediaoffice) February 8, 2017
1/ Menteri negara @RWijewardene, pasca pidato debat dengan @MASumanthiran: Pemerintah berjanji akan memberikan tanah di daerah lain dan akan mengembalikan tanah
— TNAMedia (@TNAmediaoffice) Februari 8, 2017
2/ However, @RWijewardene said some arrangement cld b made re land ppl were protesting abt as well & agreed to meet to discuss this tmrw.
— TNAMedia (@TNAmediaoffice) February 8, 2017
2/ Akan tetapi, @RWijewardene mengatakan beberapa pengaturan dapat dibuat untuk mengembalkantanah, ini akan dibahas besok.
— TNAMedia (@TNAmediaoffice) Februari 8, 2017
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe kemudian bertemu dengan perwakilan dari Keppapulavu pada 9 Februari.
Sementara pihak militer telah meminta keluarga pengungsi untuk memberikan salinan akta tanah mereka, ini menjadi masalah bagi mereka yang tidak memiliki dokumen-dokumen tersebut.
Military Spokesperson says Air Force is willing to return lands belong to #Keppapulavu residents if they can prove their ownership 1/3 pic.twitter.com/iRJ6HcT7DH
— Garikaalan (@garikaalan) February 8, 2017
Juru Bicara Militer mengatakan angkatan udara bersedia untuk membalikan tanahmilik warga #Keppapulavu jika mereka dapat membuktikan kepemilikan mereka 1/3 pic.twitter.com/iRJ6HcT7DH
— Garikaalan (@garikaalan) Februari 8, 2017
Some #Keppapulavu residents who displaced many times & faced worst destruction in 2009 lacks key Docs-deeds/permits to claim their lands 3/3
— Garikaalan (@garikaalan) February 8, 2017
Beberapa penduduk #Keppapulavu yang telah mengungsi berkali-kali dan mengalami keporak porandaan di 2009 tidak memiliki bukti penting akta tanah untuk pengembalian tanah mereka 3/3
— Garikaalan (@garikaalan) Februari 8, 2017
UPDATE: Setelah pertemuan dengan keluarga, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe dilaporkan untuk meminta militer untuk memindakan kamp mereka. Warga Keppapuvalu menyambut baik keputusan itu, namun mengatakan bahwa mereka akan terus memprotes sampai tanah mereka dikembalikan.
At High Level meeting on #Keppapulavu today @RW_UNP instructed military to shift their camps from Pvt lands to nearby Forest/State lands 1/2 pic.twitter.com/3MpvUxVjvT
— Garikaalan (@garikaalan) February 9, 2017
Pada pertemuan Tingkat Tinggi di #Keppapulavu hari ini, @RW_UNP menginstruksikan militer untuk mengalihkan kamp mereka dari tanah swasta ke hutan/tanah negara terdekat 1/2 pic.twitter.com/3MpvUxVjvT
— Garikaalan (@garikaalan) Februari 9, 2017
However #Keppapulavu protesters welcomed @RW_UNP decision & informed their protest will continue until their lands are returned to them 2/2
— Garikaalan (@garikaalan) February 9, 2017
Demonstran #Keppapulavu menyambut keputusan @RW_UNP namun mereka akan terus protes hingga tanah mereka dikembalikan 2/2
— Garikaalan (@garikaalan) Februari 9, 2017