Kisah Utama Tentang GV Advocacy
Kumpulan Artikel Tentang GV Advocacy
PeduliLindungi: Benarkah Peduli dan (me)Lindungi?
PeduliLindungi dan pemerintah terus berjalan terseok-seok dalam operasinya, perlu dipertanyakan: Apakah PeduliLindungi benar-benar peduli dan melindungi masyarakat Indonesia?
Risiko berlangganan kanal Telegram ‘Ekstremis’ di Belarusia
Meskipun belum jelas apakah polisi Belarusia dapat memberikan hukuman penjara, "tidak ada yang bisa memastikan" mereka terbebas dari tuntutan pidana karena berlangganan channel Telegram.
Pada era misinformasi, siapa pemegang kekuasaan untuk mengategorikan ‘kebenaran’?
Seiring waktu, kategorisasi informasi dapat menyebabkan dominasi pandangan dunia yang seragam, menjadikan platform seperti Facebook, Twitter, dan Google sebagai perantara utama kebenaran.
Jurnalis dan pembela HAM diserang di Asia Tenggara
Dua minggu terakhir ini, terjadi beberapa kasus penangkapan, penghukuman, dan penggerebekan yang meresahkan terhadap jurnalis dan aktivis HAM di Thailand, Kamboja, Malaysia, dan Vietnam.
Netflix ‘The Great Hack’ menyoroti peran Cambridge Analytica dalam pemilihan Trinidad & Tobago
Pelapor Cambridge Analytica, Christopher Wylie, dapat mengunjungi Trinidad dan Tobago untuk berbicara dengan Komite Pemilihan Bersama tentang campur tangan kampanye pemilihan-siapa yang mempekerjakan perusahaan tersebut.
Film animasi dan UU Telekomunikasi Myanmar
"Peraturan ini sering digunakan penguasa untuk membungkam perbedaan, sudah ada 100 kasus yang dilaporkan. Sungguh ancaman bagi kebebasan berpendapat"
Didakwa dengan ‘kejahatan provokasi’, jurnalis Luis Carlos Diaz dibebaskan di Venezuela
Komunitas Global Voices merasa lega bahwa kolega kami aman dan bersama keluarganya.
Jurnalis Luis Carlos Diaz hilang di Venezuela
Luis Carlos merupakan "salah satu sosok terkemuka jurnalisme disiden di Venezuela".
Pemberantasan twit di Beijing: ‘Menggunakan Twitter lebih berbahaya daripada demonstrasi jalanan’
Jumlah pengguna Twitter yang sudah diancam secara langsung diperkirakan mencapai ratusan atau bahkan lebih.
Seniman Badiucao mengirimkan topi “Make Wall Great Again” ke Google, memprotes kembalinya sang mesin pencari di Tiongkok
“Saya hanya ingin mereka (Google) tahu bahwa mereka melakukan satu kesalahan berkolaborasi dengan sistem sensor pemerintah (Tiongkok). Hal tersebut sama memalukannya dengan dinding yang akan dibangun oleh Trump, hanya saja kali ini berupa dinding dunia maya – the great firewall."