Kumpulan Artikel Tentang Hubungan Internasional
Georgia Merayakan Status Bebas Visa Uni Eropa
"Akhirnya warga negara Georgia dapat mengunjungi wilayah Eropa Schengen yang sangat luas tanpa visa."
Indonesia Dengan Gembira Menyambut Raja Saudi, Namun Aktivis Mewaspadai Pengaruh Riyadh
"Saudi belajar pluralisme dari Indonesia. Kita belajar Wahabisme dari Arab. Kita imbang sekarang," tulis seorang pengguna Twitter selama kunjungan.
Pedas, Lezat dan Tidak Murah: Larangan Impor Cabai Menaikkan Biaya Makanan Nasional Bhutan
Di Bhutan, cabai dianggap sesuatu yang istimewa — cabai adalah jalan hidup. Namun, baru-baru ini, larangan impor cabai yang kontroversial telah melambungkan harga dari makanan pokok ini.
Kisah dibalik Pergantian Nama Pameran Perang Dunia Kedua di Singapura
"Kita harus menghargai dan menghormati perasaan orang-orang yang menderita selama penjajahan Jepang," ujar Menteri Komunikasi dan Informasi."
Kemungkinan Kesepakatan Isu Siprus Tertunda Sampai 2017
Siprus terbagi menjadi dua wilayah karena pasukan Turki menginvasi bagian utara pulau itu pada tahun 1974. Negosiasi saat ini dianggap sebagai "kesempatan terakhir" untuk sebuah resolusi yang sukses.
Memilah Banjir Informasi tentang Perang Suriah
Dengan berakhirnya serangan terhadap Aleppo Timur, seluruh dunia melihat, memilah dan berdiskusi tentang berbagai berita yang bercerita tentang hal tersebut.
Sriracha, Sambal Favorit Orang Vietnam
"..setiap kali saya mengirim email kepada teman, bertanya tentang oleh-oleh dari Kalifornia ataupun LA, jawaban pertama adalah sambal Sriracha.."
Dunia dalam Pandangan Orang Rusia
RuNet Echo mengeksplorasi stereotip orang Rusia akan penduduk asing yang dikumpulkan berdasarkan autocomplete suggestions yang dihasilkan oleh mesin pencari daring yang paling populer di Rusia
Dunia Berupaya Memahami ‘Trumpocalypse’
Ketika Amerika Serikat - dan dunia - disibukkan oleh pemilu, warga Amerika dan penduduk di dunia merenungkan bagaimana Donald Trump bisa menjadi presiden terpilih.
Pasca Brexit, Para Pekerja Asal Timor-Leste Risau Akan Masa Depan Mereka di Inggris
"European leaders must display serenity and begin to re-imagine a Union that is more peoples-based, reconnecting with the real people, less focused on the stifling Brussels-based bureaucrats."