Tathya · September, 2009

Pos terkini oleh Tathya dari September, 2009

Mesir: Narablog Disiksa dan Dipaksa Menganut Islam Sebagai Harga Kebebasan

GV Advocacy  30 September 2009

Pengacara narablog Hani Nazeer yang ditangkap masih tak diperbolehkan mengunjungi kliennya. Namun, narablog Kristen Nazeer berhasil menghubungi Jaringan Arab untuk Informasi Hak Azasi Manusia dan memberitahukan bahwa ia disiksa dan dipaksa menganut Islam sebagai harga kebebasannya: Ia dan teman satu sel lainnya dipukuli oleh para sipir penjara dan rambutnya dibotaki secara...

Taiwan: Masa Depan Penduduk Pribumi setelah Topan Morakot

  16 September 2009

Topan Morakot menghantam Taiwan pada 7-9 Agustus, mengakibatkan banjir terparah sepanjang 50 tahun di daerah selatan Taiwan dan menyebabkan tanah longsor yang mengubur desa-desa terpencil di daerah pegunungan dan perjanjian antar suku. Untuk meningkatkan rekonstruksi pasca-bencana, Dewan Legislatif Yuan mengumumkan peraturan khusus yang penting agar menaikkan budget khusus pada tanggal 27 Agustus.

Vietnam: Kritik Cina, Narablog Vietnam Ditangkap

GV Advocacy  13 September 2009

Vietnam melanjutkan protes terhadap narablog. Pada pagi tanggal 3 September narablog Nguyen Nhu Quynh, sedang tidur dengan anak perempuannya ditangkap oleh satuan keamanan bersenjata. Pada bulan Juli narablog Nguyen Tien Trung ditangkap karena aktivismenya mengenai kebebasan berbicara.

Kazakhstan: Lenin. Lebih Hidup dari yang Hidup

  12 September 2009

Dua pesan yang sama memasuki blogosfer Kazakhstan dari dua ujung negeri. Keduanya membicarakan tentang membangkitkan kembali simbol masa lalu: patung kepala-dan-bahu Lenin. Apa yang memotivasi orang-orang untuk beralih pada sosok pemimpin internasional rakyat jelata? Nostalgia mungkin?

Asia Tenggara: Reaksi Pengguna Twitter terhadap Putusan Bersalah untuk Suu Kyi

  8 September 2009

Pemimpin oposisi Myanmar dan ikon demokrasi global Aung San Suu Kyi menerima hukuman tiga tahun penjara karena melanggar syarat kebebasannya. Hukuman yang dijatuhkan kepada Suu Kyi tidak disetujui oleh para pemimpin dunia, aktivis Burma, dan juga narablog. Pengguna Twitter yang berbasis di Asia Tenggara juga bereaksi terhadap hukuman “kejam” tersebut.