Mampukah pengobatan keliling menjadi solusi dari krisis kesehatan pada pedesaan terpencil di Maroko?

Konvoi medis di wilayah Khemisset, Maroko Utara. Sumber: sada.lmaghrib halaman Facebook, digunakan dengan izin.

Oleh Khalid Bencherif

Di sebuah desa di Maroko Tenggara, seorang gadis kecil bernama Idia, terjatuh saat bermain. Keluarganya melarikan Idia ke rumah sakit terdekat namun hanya menemui kenyataan bahwa rumah sakit tersebut tidak memiliki alat pemindai medis  yang memadai. Putus asa, mereka membawa Idia ke rumah sakit lainnya yang berjarak 1oo kilometer untuk dipindai, namun diagnosis yang dihasilkan alat tersebut tidak akurat. Mereka kemudian menempuh perjalanan 330 kilometer menuju Fez, tempat Idia meninggal dunia.

Insiden tragis ini adalah salah satu dari banyaknya malapetaka yang disebabkan oleh kesenjangan pelayanan kesehatan di Maroko.

Wilayah pedesaan di negara ini menghadapi tantangan pelayanan kesehatan secara signifikan. Lebih dari setengah dokter terkonsentrasi di daerah perkotaan, menyisakan wilayah pedesaan kekurangan pelayanan medis. Hampir setengah dari populasi penduduk desa harus menempuh perjalanan lebih dari 10 kilometer untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, kadang terhalang oleh jalanan yang terjal, minim transportasi, dan kesulitan ekonomi. Maroko juga menghadapi krisis dokter yang hanya berjumlah 7.8 per 10.000 orang pada tahun 2018, jauh di bawah rekomendasi WHO yaitu 23 per 10.000 orang.

‘Kekurangan tenaga dokter di Maroko’. Ilustrasi oleh Khalid Bencherif, digunakan dengan izin.

Untuk menjembatani kesenjangan ini, Maroko telah menerapkan pelayanan kesehatan keliling dan layanan telemedisin dengan memanfaatkan teknologi komunikasi baru, untuk menyediakan perawatan bagi masyarakat yang tinggal jauh dari pusat pelayanan kesehatan.

Unit pelayanan kesehatan keliling dan platform telemedisin seperti ini, mampu membawa layanan perawatan kesehatan ke desa-desa terpencil, mengurangi beban perjalanan yang panjang dan menjamin terhubungnya akses ke perawatan spesialis. Pandemi COVID-19 lebih menekankan pentingnya layanan telemedisin, menjadikannya alat yang sangat penting untuk memberikan perawatan kesehatan kepada masyarakat yang terisolasi.

Pelayanan kesehatan keliling di Maroko tersedia dalam beberapa ragam pelayanan. Pelayanan tersebut diantaranya, konvoi medis yang digerakkan oleh kelompok masyarakat sipil, unit pelayanan keliling yang didanai pemerintah, dan pos layanan telemedisin yang menghubungkan antara pasien-pasien di daerah terpencil dengan dokter spesialis melalui video.

Unit telemedisin sudah dioperasikan di tempat-tempat seperti  Chefchaouen di Pegunungan Rif barat laut Maroko, dengan 19 kampanye masyarakat. Menurut Jawad Dib, seorang petugas layanan kesehatan, pada tahun 2023 saja sudah ada lebih dari 900 kunjungan pelayanan medis keliling yang dilakukan.

Sejak uji coba di tahun 2015, program telemedisin di Maroko telah diperluas untuk menjangkau 40 desa dan diharapkan dapat melayani 120 desa di tahun 2025.

Bantuan kesehatan

Selama kunjungan saya ke Bab Berd di Chefchaouen, saya bertemu beberapa penduduk yang diuntungkan dari salah satu program pelayanan kesehatan keliling ini. Mohammed, 63 tahun, salah satu dari warga yang saya temui, mengidap berbagai masalah kesehatan termasuk tekanan darah tinggi dan rasa sakit di area perut.

“Saya tidak mampu pergi ke kota untuk berobat karena terhalang biaya dan jarak yang harus ditempuh,” ia menjelaskan, “tapi ketika ada program pemeriksaan kesehatan, saya akhirnya bisa menjalani pemeriksaan yang dibutuhkan dan mendapatkan pengobatan gratis. Saya bersyukur karena merasa jauh lebih sehat, dan ini adalah hal yang melegakan bagi keluarga miskin saya .”

Saya juga bertemu Maryam, seorang gadis muda yang berjuang dari masalah gigi kronis. Maryam telah bertahan dari rasa sakit selama berbulan-bulan karena ketidaktersediaan dokter gigi di tempat tinggalnya. Ketika tim medis datang, mereka mampu mengatasi masalah gigi yang diderita Maryam hingga akhirnya membawa kelegaan baginya.

“Di malam hari, Maryam sangat menderita karena sakit yang dirasakannya, tetapi kami tidak tau apa yang harus kami lakukan untuk menolong dia,” kenang Ibu Maryam. “Program pemeriksaan kesehatan datang pada waktu yang tepat dan kami sangat berterima kasih kepada dokter yang telah menangani Maryam.”

Lebih dibutuhkan

Perjalanan saya kemudian membawa saya ke kota Rich di tenggara Maroko, sebuah wilayah yang terlantar. Pada awal September, program pemeriksaan kesehatan diadakan untuk penduduk lokal dan desa-desa di sekitarnya. Program ini diselenggarakan oleh rumah sakit kota yang fasilitasnya juga kurang memadai.

Beberapa penduduk desa menceritakan pengalaman positif mereka, termasuk Fatima, seorang wanita berumur 50 tahun. Dia menjelaskan pengaruh signifikan dari program kesehatan tersebut, “Program ini sangat membantu kami. Meskipun begitu, kami masih tetap membutuhkan rumah sakit permanen berfasilitas lengkap di kota ini,” ujarnya.

Fatima menekankan bagaimana program ini telah menjadi penyelamat bagi banyak orang yang sebelumnya tidak punya akses ke pusat pelayanan kesehatan. “Konvoi medis hanya ada setahun sekali dan kami butuh lebih dari itu,” Fatima menambahkan.

Obat-obatan untuk warga miskin

Sebenarnya, baik unit pelayanan kesehatan keliling maupun layanan telemedisin, telah terbukti tidak hanya efektif dalam peningkatan layanan kesehatan, tetapi juga sebagai alat untuk mempromosikan pembangunan pedesaan.

Ketika penduduk desa memiliki akses yang mudah ke pelayanan kesehatan, maka mereka lebih mampu berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi dan juga pendidikan. Kedua hal ini meningkatkan kualitas hidup dan membantu mereka keluar dari kemiskinan.

Lebih jauh, pengobatan keliling menyediakan kesempatan yang berharga untuk mengurangi ketimpangan pelayanan kesehatan antara pedesaan dan perkotaan, serta mengampanyekan kesetaraan kesehatan.

Tayeb Hamdi, seorang dokter dan peneliti di bidang kebijakan dan sistem kesehatan asal Maroko, menjelaskan, “Telemedisin sangat penting ketika para dokter spesialis tidak tersedia. Berkat alat diagnostik digital dan teknologi komunikasi yang canggih, saat ini pelayanan medis dilakukan secara jarak jauh. Kemajuan ini membantu memastikan akses yang sama rata untuk pengobatan dan berperan dalam penyebaran demokratisasi pelayanan kesehatan.”

Dia lebih lanjut mengatakan, “Kami sering beranggapan bahwa telemedisin hanya untuk negara-negara kaya, tapi pada kenyataannya, telemedisin menolong negara-negara miskin dengan lebih baik. Ini seperti peralihan dari telepon rumah ke telepon genggam — jika kita masih menggunakan telepon rumah, maka masyarakat miskin tidak akan mampu membelinya.”

Tayeb yakin akan potensi telemedisin, “Masa depan pengobatan berada di luar rumah sakit, bukan di dalam rumah sakit,” ujarnya. “Bahkan di perkotaan, hal ini memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan pengobatan di rumah, terlebih pada kondisi medis yang tidak membutuhkan perawatan inap.” Dia menekankan perlunya keterlibatan pihak swasta untuk berinvestasi di bidang ini, dan perubahan perundang-undangan untuk memastikan kualitas serta mempromosikan cakupan pemeriksaan kesehatan terkait telemedisin.

Peta dari wilayah yang diuntungkan dari program kesehatan oleh masyarakat pada enam bulan pertama tahun 2024. Pengumpulan data dan desain peta oleh Khalid Bencherif, digunakan dengan izin.

Tantangan Sesungguhnya

Meskipun pengobatan keliling di pedesaan Maroko menawarkan keuntungan secara signifikan, metode ini menghadapi beberapa tantangan. Dari sisi logistik, satu tantangan terbesarnya yaitu medan yang terjal sehingga sangat menyulitkan akses ke desa-desa terpencil. “Kondisi geografis yang buruk dan terisolasinya beberapa wilayah merupakan tantangan terbesar untuk menyediakan pelayanan kesehatan,” ucap Habib Kroum, perwakilan dari Persatuan Perawat Maroko.

Dia juga menyoroti kurangnya sumber daya manusia, logistik, dan keterbatasan dana sebagai tantangan yang kian menyulitkan upaya pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan bagi penduduk desa.

Jawad Dib, seorang koordinator pelayanan kesehatan, mencatat bahwa, beberapa orang atau kelompok menjalankan program kesehatan tanpa koordinasi yang baik dengan petugas medis setempat sehingga menyebabkan terjadinya pengulangan pemeriksaan atau pelayanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat sebenarnya. “Beberapa dari mereka mengambil keuntungan dari program ini, dan tindakan ini tidak bisa diterima,” ujar Dib.

Para peneliti juga mengingatkan adanya potensi risiko. Telemedisin dapat disalahgunakan sebagai alat penghematan biaya oleh beberapa negara, terutama di wilayah pedesaan, di mana anggaran untuk pelayanan kesehatan sudah terbatas.

Para pakar pun bersikeras bahwa telemedisin tidak boleh menjadi pengganti pelayanan kesehatan secara langsung, melainkan, harus digunakan untuk melengkapi layanan yang sudah ada untuk memastikan klinisi dapat menyediakan pengobatan terbaik bagi para pasien.

Hal ini terlihat saat saya melakukan kunjungan lapangan, di mana masyarakat mengkritik program pemeriksaan kesehatan yang dalam beberapa kasus hanya digunakan sebagai alasan untuk menutupi kurangnya rumah sakit berfasilitas lengkap di wilayah pedesaan. Banyak penduduk menyuarakan keinginan mereka untuk memiliki rumah sakit permanen dengan ketersediaan petugas medis.


Program Solutions Journalism Accelerator dari European Journalism Centre membiayai proyek riset dan artikel ini dengan dukungan dari Bill & Melinda Gates Foundation.

Mulai Percakapan

Relawan, harap log masuk »

Petunjuk Baku

  • Seluruh komen terlebih dahulu ditelaah. Mohon tidak mengirim komentar lebih dari satu kali untuk menghindari diblok sebagai spam.
  • Harap hormati pengguna lain. Komentar yang tidak menunjukan tenggang rasa, menyinggung isu SARA, maupun dimaksudkan untuk menyerang pengguna lain akan ditolak.