Pelecehan dan Akuntabilitas KIIT Dipertanyakan Menyusul Kematian Mahasiswi Nepal di India

KIIT Central Library Building. Image via Wikimedia Commons by Adarsh.m14. CC BY-SA 4.0.

Gedung Perpustakaan Pusat KIIT. Gambar via Wikimedia Commons oleh Adarsh.m14. CC BY-SA 4.0.

Penyebab utama bunuh diri adalah depresi yang tidak diobati. Depresi dapat diobati dan bunuh diri dapat dicegah. Anda bisa mendapatkan bantuan dari saluran dukungan rahasia bagi mereka yang memiliki keinginan bunuh diri dan sedang dalam krisis emosional. Kunjungi Befrienders.org untuk menemukan saluran bantuan pencegahan bunuh diri di negara Anda.

Prakriti Lamsal, seorang mahasiswi tahun ketiga Fakultas Teknologi di sebuah universitas bergengsi, Insitut Industri Teknologi Kalinga (KIIT) yang terletak di Bhubaneswar, Odisha, India Timur. Prakriti secara tragis mengakhiri hidupnya pada hari Minggu, 15 Februari. Jasadnya ditemukan di kamar asramanya, tragedi ini memicu kemarahan dan duka cita di antara teman sebayanya.

Berdasarkan laporan, Prakriti yang baru berumur 20 tahun menjadi korban pelecehan berkepanjangan oleh pacarnya yang mengancam akan membocorkan video intim Prakriti. Akan tetapi, keluhannya diduga diabaikan oleh pihak universitas. Insiden tragis ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan serius mengenai gagalnya institusi dalam menindaklanjuti keluhan mahasiswa secara efektif.

Seorang aktivis sosial India, Chaitali Mukherjee, memosting di sosial media X:

Setelah kejadian itu, beberapa mahasiswa Nepal mengadakan unjuk rasa damai menuntut penyelidikan menyeluruh mengenai peristiwa seputar kematian Prakriti. Namun, para mahasiswa menerima pemberitahuan agar segera mengosongkan kampus pada 17 Februari.

Menambah kontroversi, sebuah video muncul di media sosial yang menampilkan beberapa anggota staf universitas berkomentar penuh kebencian dan meremehkan mahasiswa Nepal. Selain itu, mereka bahkan membandingkan anggaran Universitas dengan anggaran nasional Nepal. Semua komentar ketidakpekaan itu semakin meningkatkan ketegangan. Berikut adalah video lengkap pernyataan yang disampaikan oleh staf universitas:

Video tersebut menyebar dengan cepat, menimbulkan kecaman yang meluas. Menanggapi reaksi keras itu, anggota staf  tersebut mengeluarkan permintaan maaf ke publik. Nepal juga membuat upaya demokratis untuk menenangkan situasi dengan menghubungi pihak administrasi KIIT. Setelah upaya yang cukup besar, pihak universitas mengeluarkan permintaan maaf dan meminta mahasiswa untuk kembali ke kampus. Dua petugas keamanan ditahan atas penyerangan terhadap mahasiswa yang terlibat dalam unjuk rasa.

Pemerintah Odisha telah membentuk komite pencari fakta tingkat tinggi untuk menyelidiki penyebab kematian  Prakriti dan tindakan yang diambil oleh otoritas universitas KIIT setelahnya.

Insiden tragis ini telah mengumpulkan perhatian yang signifikan dari parlemen Nepal, politisi, dan sesawa warga Nepal, serta banyak pendukung lainnya di India. Orang-orang dari kedua negara ini bersama-sama menuntut keadilan untuk Prakriti.

Akassh Ashok Gupta, seorang pengguna X dari India, menulis:

Mentri Luar Negri Nepal, Arzu Rana Deubah, menulis di akun X miliknya:

Kami masih terus menindaklanjuti insiden kematian seorang mahasiswa Nepal, Prakriti Lamsal, di kamar asrama Institut Teknologi Industri Kalinga (KIIT), Odisha, India, dan situasi yang telah berkembang sejak kejadian itu. Hari ini, saya juga telah berbicara melalui telepon dengan Mentri Pendidikan Tinggi Odisha, Suryavanshi Suraj. Saya mendesak dia untuk memastikan penyelidikan yang adil atas kematian Lamsal, mengambil tindakan hukum terhadap mereka yang bertanggung jawab, dan menciptakan lingkungan yang aman bagi mahasiswa Nepal. Suryavanshi meyakinkan saya bahwa pemerintah Odisha menanggapi insiden ini dengan serius, membentuk komite tingkat tinggi untuk mencari keadilan bagi Prakriti dan meminta pertanggungjawaban pelaku.

Dia juga mengatakan bahwa saluran khusus telah dibuat bagi para mahasiswa Nepal dan orang tua mereka untuk mencari petunjuk di tengah masa sulit ini, dan telah menyusun rencana untuk memulangkan kembali mahasiswa ke asrama mereka.

Setiap tahun, ribuan mahasiswa Nepal pergi ke India untuk mengenyam pendidikan, dengan India menjadi salah satu tujuan utama untuk pendidikan yang lebih tinggi karena letaknya yang lebih dekat serta kualitas lembaganya. Berdasarkan laporan Survei Seluruh India tentang Pendidikan Tinggi (AISHE) tahun 2021-2022, total 46.878 mahasiswa asing terdaftar di berbagai insitusi pendidkan di India, dengan Nepal sebagai penyumbang porsi tertinggi, terdiri dari 13.126 mahasiswa (28%).

Insiden menyayat hati ini tidak hanya memicu seruan keadilan untuk Prakriti, tetapi juga menyalakan diskursus  kritis mengenai tanggung jawab institusi pendidikan dalam memastikan keamanan dan kesejahteraan bagi mahasiswa mereka, terlebih bagi mereka yang berasal dari latar belakang internasional.

Mulai Percakapan

Relawan, harap log masuk »

Petunjuk Baku

  • Seluruh komen terlebih dahulu ditelaah. Mohon tidak mengirim komentar lebih dari satu kali untuk menghindari diblok sebagai spam.
  • Harap hormati pengguna lain. Komentar yang tidak menunjukan tenggang rasa, menyinggung isu SARA, maupun dimaksudkan untuk menyerang pengguna lain akan ditolak.