15 September, 2024
Global Voices menyambut Direktur Eksekutif yang baru, Malka Older, seorang penulis fiksi ilmiah terkemuka, akademik, dan mantan pekerja bidang kemanusiaan, dengan lebih dari satu dekade di arena bantuan kemanusiaan dan pembangunan internasional dari Sudan hingga Indonesia.
Malka, yang terpilih oleh Dewan Pengurus Global Voices dalam pencarian yang ketat dan menyeluruh selama enam bulan, menggantikan Ivan Sigal, Direktur Eksekutif Global Voices yang transformasional. Ivan berperan penting dalam memperkuat dan memperluas kerja Global Voices dan komunitas kontributornya selama 16 tahun terakhir. Dia mengumumkan pada bulan Februari lalu bahwa ia akan memasuki babak baru dalam karirnya dan kini ia bekerja sama dengan Malka untuk memastikan transisi yang mulus dan sukses.
“Selama 16 tahun terakhir, Ivan telah memimpin Global Voices dengan penuh wibawa, empati, dan kebijaksanaan melalui perubahan-perubahan besar di dunia dan media yang kita biasa kita memahaminya. Sulit membayangkan Global Voices tanpa dirinya,” kata Ethan Zuckerman, salah satu pendiri Global Voices, bersama dengan Rebecca MacKinnon. Keduanya kini adalah anggota Dewan Pengurus. “Akan tetapi, sukar menggambarkan betapa antusiasnya kami atas sosok Malka Older dan kombinasi keahlian dan pengalamannya yang sangat unik. Mudah membayangkan Global Voices di bawah kepemimpinannya akan berubah sesuai dengan perkembangan zaman sambil tetap mempertahankan nilai-nilai keberagaman dan keberlibatan yang selama ini kami yakini.”
Ketua Dewan Pengurus Global Voices Mary Kay Magistad, yang memimpin pencarian direktur eksekutif yang baru, mengatakan bahwa Malka memberikan kesan mendalam kepada Dewan Pengurus dengan pemikirannya yang mendalam dan rasa hormatnya terhadap nilai-nilai dan misi Global Voices, serta pemikirannya yang visioner terkait dengan tugas-tugas yang dilakukan dan potensi Global Voices.
“Malka mengatakan bahwa ia percaya bahwa ‘informasi yang transparan, etis, dan multi-perspektif merupakan salah satu tuas paling penting bagi kita untuk meningkatkan demokrasi, kesetaraan, dan empati’,” kata Magistad. “Dia menganggap Global Voices sebagai ‘eksperimen, komunitas, dan platform yang luar biasa untuk membangun dunia yang lebih baik’. Itulah pola pikir yang dibutuhkan Global Voices dalam jajaran kepemimpinan seniornya, dan yang telah ada dalam diri Ivan, dan direktur pelaksana Georgia Popplewell. Kami akan selalu berterima kasih kepada Ivan atas kiprahnya yang luar biasa dalam memimpin Global Voices selama 16 tahun terakhir, dan dengan senang hati menyambut Malka sebagai penerusnya.”
Global Voices, yang didirikan pada tahun 2004, adalah sebuah komunitas internasional multibahasa yang terdiri dari para penulis, penerjemah, dan aktivis hak asasi manusia di berbagai negara yang memanfaatkan kekuatan internet untuk menyampaikan kisah-kisah yang membangun pemahaman lintas batas. Malka telah lama menjadi penggemar Global Voices, dan melihat adanya sinergi antara minatnya dengan bidang-bidang yang menjadi fokus Global Voices.
“Bergabung di Global Voices, saya bersemangat untuk menjadi bagian dari sebuah organisasi yang terlibat dalam banyak isu yang saya pedulikan: informasi; hubungan dan empati lintas budaya dan bahasa; hak asasi manusia dan demokrasi; komunitas, desentralisasi, dan tata kelola pemerintahan; bahasa-bahasa asli dan bahasa-bahasa yang terancam punah,” ujar Malka. “Saya sangat terkesan dengan semua yang telah dicapai oleh komunitas Global Voices, dan saya berharap dapat bekerja sama untuk terus membangun pemahaman dan menyampaikan kisah-kisah penting di tengah tantangan dan peluang baru dalam lingkungan media yang terus berubah dengan cepat.”
Pemikiran Malka tentang tantangan dan peluang tercermin dalam tulisan fiksi ilmiahnya dan dalam pekerjaan akademisnya sebagai staf pengajar di Fakultas Masa Depan Inovasi dalam Masyarakat di Universitas Negeri Arizona, dan sebagai rekan peneliti di Crisis Lab di Sciences Po di Paris. Di Sciences Po pula, Malka menyelesaikan gelar doktoral di bidang sosiologi, dengan fokus pada dinamika pendekatan pascabencana yang dilakukan oleh pemerintah. Pengalamannya selama satu dekade dalam bidang bantuan kemanusiaan dan pembangunan termasuk menjalankan kantor Mercy Corps di Darfur, Sudan, dan menjabat sebagai direktur program Mercy Corps di Indonesia, serta melakukan proyek-proyek konsultasi di Ekuador, Kepulauan Solomon, Jepang, Myanmar, Uganda, dan Sri Lanka.
Tiga novel fiksi ilmiah Malka, Infomocracy (2016), Null States (2017) dan State Tectonics (2018), disebut juga trilogi Centenal Cycle, terpilih sebagai finalis penghargaan Seri Terbaik Hugo Awards pada tahun 2018. Infomocracy juga dinobatkan sebagai salah satu buku terbaik tahun 2016 versi Washington Post, Kirkus. Novel karya Malka yang berjudul The Mimicking of Known Successes (2023) merupakan finalis Hugo Award 2024, dan disusul oleh The Imposition of Unnecessary Obstacles (2024).
“Ketika saya membaca karya Malka, seolah-olah percakapan yang saya lakukan sehari-hari dengan rekan-rekan Global Voices tertuang ke dalam ceritanya. Sungguh luar biasa,” kata Sigal. “Pendekatannya yang bersifat polimatis dan tak lazim terhadap pertanyaan-pertanyaan mengenai tatanan informasi, tata kelola, dan bagaimana komunitas dan organisasi keluar dari krisis benar-benar sesuai dengan misi dan aspirasi Global Voices.”
Malka, seorang Warga Negara Amerika Serikat dengan darah Kuba dari salah satu orang tuanya, kini menetap di Eropa. Selain bahasa Inggris, ia juga fasih berbahasa Spanyol dan Jepang, serta fasih berbicara dalam bahasa Prancis, Italia, dan Indonesia.
Malka dapat dihubungi melalui halaman penulis Global Voicesnya.
– Dewan Pengurus Global Voices