Hidup dalam gelembung berita

 

Ketika Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022, saya menghubungi teman-teman di Ukraina, yang bekerja sebagai jurnalis lokal, internasional maupun ahli keamanan digital yang aktif di Twitter. Saya membuat kompilasi dan membagikannya kepada rekan-rekan yang membutuhkan, terutama yang masih baru dengan wilayah ini dan tidak tahu untuk memulai dari mana ketika hendak mencari berita. Daftar ini kemudian berkembang seiring waktu, dan tersedia dalam Bahasa Rusia maupun Inggris.

Menjadi orang yang mampu berbahasa Rusia menempatkan saya dalam situasi yang menguntung, karena dapat mengikuti situs berbahasa berbahasa Rusia (masih ada beberapa situs yang cukup terpercaya) dan membagikan liputan mereka, dan menerjemahkannya ke dalam Bahasa Inggris. Kemampuan saya dalam Bahasa Turki juga cukup membantu memonitor berita yang dikeluarkan oleh Ankara, terkait posisi Turki dalam perang yang sedang berlangsung. Tapi pikiran saya langsung berubah setelah percakapan dengan seseorang,  di salah satu tempat di Turki, yang menyebabkan saya sadar bahwa saya tetap hidup dalam sebuah gelembung informasi.

Saya bukannya tidak menyadari tentang kelompok yang saya ikuti, baca dan bagikan beritanya. Ada beberapa hal yang menjadi keuntungan, sekaligus kekurangan, bagi saya dan beberapa rekan. Kami dapat mengikuti berita dalam beberapa bahasa dan membuat kesimpulan, memilih berita mana yang akan dibagikan dan memilah artikel yang menurut kami mengandung misinformasi. Kami dapat menunjukkan akun-akun yang membagikan berita yang bias, dan harus diakui, ada cukup banyak terkait perang ini.

Dari pembicaraan yang saya tangkap, ada beberapa pihak yang mengatakan bahwa Rusia sedang membela dirinya dan menyelamatkan warga Ukraina, telah menjadi naratif yang dominan yang disebar oleh media yang berpihak pada Kremlin. Saya kemudian bertanya pada orang tersebut, apa yang mendasari pendapat tersebut dan dijawab karena membaca dari media. Ketika saya bertanya media apa saja yang dibacanya, dia mengatakan mengikuti Sputnik, Rusia Today dan beberapa media lainnya. Ketika negara- negara di Eropa dan Inggris telah menutup akses bagi platform berita milik pemerintah tersebut, ternyata situs-situs tersebut tetap dapat diakses di Turki.

Saya berusaha menjelaskan semampunya bahwa yang dilakukan oleh Rusia di Ukraina adalah sebuah invasi; bukan hanya sekadar invasi, tapi dilakukan pada negara merdeka yang memiliki penduduk 44 juta jiwa. Dan perang ini telah memakan ratusan korban jiwa. Orang tersebut tampak terkejut. Tapi dia menambahkan, bahwa dari berita yang dibacanya, tidak dilaporkan adanya korban jiwa karena pihak Rusia hanya menyerang fasilitas militer.

Hal tersebut terjadi karena begitulah yang ditulis oleh media, yang dibaca oleh orang tersebut. Atau media tertentu dipilih sebagian besar orang karena adanya ketidakpercayaan pada platform media Turki (yang sebagian besar dimiliki oleh pebisnis yang memiliki hubungan erat dengen pemerintah) dan karena alasan ideologi politik.

Sebagai pendukung saya kiri, orang tersebut yakin bahwa kesalahan tersebut ada pada narası imperialist dan kapitalis Barat, terutama dimotori oleh Amerika Serikat dan Nato. Bukan kali ini saja saya mendengar pihak yang mengkritisi hal ini, dan ini bukan masalah sayap kiri atau kanan, atau teori konspirasi anti Nato yang memang mengemuka di Turki (alas, hal ini bisa menjadi penelitian mendalam). Hal ini juga merefleksikan bahwa kami – jurnalis internasional, penulis, analis – telah terjebak dalam gelembung bersama dengan orang-orang yang sepemikiran; melupakan bahwa apa yang kami baca, bagikan dan diskusikan tidak sama dengan sebagian besar orang di luar sana dan juga tidak mencapai radar mereka.

“Ungkapkan pendapatmu”. bisa saja orang yang membaca artikel ini berkata demikian. Tentu saja, itu tanggapan yang mungkin akan berikat juga. Hal tersebut memang memungkinkan dan itulah alasan saya ingin menulis refleksi pribadi ini. Ketika Anda berasal dari satu wilayah dan menganggap kita memiliki pengetahuan lebih cukup tentang narasi politiknya, ketika kita menghabiskan waktu sebagian besar di Twitter, membaca media seperti Echo Moskvy, Novaya Gaxeta, Dozhd, Meduza, Kyiv Independent, dan banyak media yang merefleksikan realita di lapangan, dengan sedikit pengingat bahwa hal tersebut bukanlah yang digambarkan oleh media Rusia, saya bisa saja hidup di dalam gelembung yang saya ciptakan sendiri.

Kembali ke lokasi di awal tulisan, setelah perbincangan singlat dengan waiter tersebut, saya merasakan (bisa saja ini hanya perkiraan naif) bahwa saya berhasil mengubah pemikiriannya, biarpun hanya melalui perbincangan beberapa jam saja. Saya kemudian berpikir bahwa perang ini bukan saja antara Rusia dan Ukraina, tapi juga perang antara yang baik dan buruk.

Ikuti liputan khusus kami tentang Invasi Rusia di Ukraina, untuk informasi lebih lanjut tentang topik ini.

 

 

 

 

 

Mulai Percakapan

Relawan, harap log masuk »

Petunjuk Baku

  • Seluruh komen terlebih dahulu ditelaah. Mohon tidak mengirim komentar lebih dari satu kali untuk menghindari diblok sebagai spam.
  • Harap hormati pengguna lain. Komentar yang tidak menunjukan tenggang rasa, menyinggung isu SARA, maupun dimaksudkan untuk menyerang pengguna lain akan ditolak.