- Global Voices dalam bahasa Indonesia - https://id.globalvoices.org -

Risiko berlangganan kanal Telegram ‘Ekstremis’ di Belarusia

Kategori: Eropa Timur & Tengah, Aktivisme Digital, Kebebasan Berbicara, Media & Jurnalisme, Media Warga, Pemilihan Umum, Politik, Protes, Sensor, GV Advocacy, Belarus In Turmoil

Pelanggan puluhan kanal Telegram seperti Nexta Live! atau Tut.by di Belarus, dapat dianggap berpartisipasi dalam aktivitas ekstremis  dengan risiko pidana dan tuntutan administratif.

Menurut pernyataan di kanal Telegram resmi Direktorat Utama Pemberantasan Kejahatan Terorganisir (GUBOP) tanggal 13 Oktober, ketetapan pemerintah baru menganggap pelanggan kanal Telegram ekstremis ikut ambil bagian dalam organisasi ekstremis dan, dengan demikian, menjadi subyek tuntutan pidana.

Tujuh tahun dipenjara karena berlangganan kanal Telegram?

Ketetapan oleh Dewan Menteri Belarus mulai berlaku pada 14 Oktober. Menurut GUBOP, ketetapan ini memungkinkan untuk menganggap “sekelompok individu yang tidak terdaftar, yang melakukan kegiatan ekstremis, termasuk di aplikasi pesan singkat dan jejaring sosial,” sebagai kelompok ekstremis. KUHP Belarusia menyarankan untuk memberikan hukuman maksimal tujuh tahun penjara.

Namun, naskah ketetapan itu tidak menjelaskan detil pertanggungjawaban pidana secara kata demi kata. Menurut outlet independen Radio Svaboda, ketetapan tersebut mengizinkan penegak hukum untuk mengumpulkan data pelanggan dari channel Telegram ekstremis. Sementara itu, diperlukan perintah pengadilan u  ntuk menyatakan setiap pengguna atau kelompok pengguna menjadi ‘anggota ekstremis’.

Pengacara Belarusia Syarhey Zikratski mengatakan kepada RFE/RL bahwa hanya amandemen KUHP yang dapat menimbulkan tuduhan pidana, tetapi harus diakui bahwa di Belarusia ada hal-hal yang “terkadang tidak dilakukan menurut hukum” dan “tidak ada yang bisa memastikan” mereka tidak akan dituntut secara pidana untuk berlangganan.

Sviatlana Tsikhanouskaya, pemimpin oposisi Belarusia yang diasingkan, mengutuk ketetapan baru tersebut di Twitter.

Menyusutnya ruang untuk kebebasan berekspresi online

Sejak demonstrasi dimulai pasca pemilu pada Agustus 2020, pihak berwenang Belarusia telah menindak outlet media independen, LSM hak asasi manusia, dan kelompok oposisi. Baru-baru ini, pihak berwenang mulai menargetkan kanal di Telegram, yang tetap menjadi salah satu dari sedikit platform yang dapat diakses oleh media oposisi dan media independen.

Saat ini, lebih dari 170 kanal dan topik di platform messenger diberi label ‘ekstremis’ oleh pemerintah. Di antaranya adalah kanal independen populer yang memiliki ribuan pengikut seperti Nexta Live! dan media independen seperti Tut.by.

Nexta Live! adalah salah satu kanal Telegram pertama yang mendapatkan sebutan ‘ekstremis’ pada Oktober 2020, yang telah menjadi pusat upaya mobilisasi rakyat. Tut.by ditambahkan ke daftar ekstremis pada Agustus 2021 bersama sejumlah organisasi media lain dan kanal Telegram.

Setelah ketetapan pemerintah dipublikasikan, baik Nexta Live! dan Tut.by melihat penurunan tajam jumlah pelanggan, kehilangan puluhan ribu pembaca dalam rentang satu atau dua hari, menurut RFE/RL.

Pada 15 Oktober, kanal Telegram resmi dari pemimpin oposisi Sviatlana Tsikhanouskaya juga ditetapkan sebagai ‘ekstremis’. Namun, kanal yang memiliki lebih dari 100.000 pelanggan ini, malah melihat peningkatan jumlah pelanggan mereka. Hal ini jelas terjadi berkat jumlah komunitas Belarusia internasional besar yang diasingkan dan para pendukung lain yang mengikuti peristiwa di negara tersebut.

Sejak demonstrasi yang terjadi pada bulan Agustus 2020 sebagai tanggapan atas kecurangan pemilu, sejak  Aliaksandr Lukashenka dari Belarusia mengklaim kemenangan dan memicu pihak berwenang Belarusia telah memenjarakan ribuan pengunjuk rasa dan aktivis oposisi. Ratusan dari mereka disiksa. Sementara, negara telah menutup situs media independen dan melanggar hak asasi manusia, dan membatasi kebebasan media nirlaba. Banyak pemimpin oposisi, wartawan, dan warga Belarusia didorong untuk meninggalkan negara itu. Namun, komunitas yang berdedikasi terus berorganisasi secara online dan lintas batas untuk mendukung mereka yang dipenjara dan dipersekusi oleh rezim Lukashenka.