
Foto dari akun Twitter Apple Daily
Dua putranya yang tidak terlibat dalam bisnis media juga ikut ditangkap
Taipan media Hong Kong bernama Jimmy Lai, Pendukung aksi protes pro-demokrasi telah ditangkap pagi dini hari pada tanggal 10 Agustus 2020 dengan dakwaan “Berkolusi dengan pihak asing” sehingga melanggar hukum keamanan nasional.
Lai adalah pendiri Next Digital yang memiliki Apple Daily News dan Next Magazine. Dua putra yang tidak terlibat dalam bisnis dan empat petinggi korporasi media telah ditahan berdasarkan hukum draconian. Asisten pribadi bernama Mark Simon yang sedang berada diluar negeri sedang diburu oleh kepolisan Hong Kong.
Ketika penangkapan, Dua ratus petugas polisi menggerebek gedung perkantoran dari dua outlet berita di Tseung Kwan O.
Images from inside @appledaily_hk's building. Yes, this is #HongKong. pic.twitter.com/lgPyOoiLhs
— William Yang (@WilliamYang120) August 10, 2020
Insiden tersebut telah menarik perhatian media internasional dan NGO lainnya. Deputi direktur Human Rights Watch Phil Robertson bereaksi di Twitter:
Outrageous and unacceptable! #HongKong authorities doing #China's bidding, arrest tycoon & activist Jimmy Lai under national security law. Clear human rights abuse, & blow to HK's rapidly shrinking press freedom. #mediafreedom #PressFreedom #JimmyLaihttps://t.co/UGi5rz1885
— Phil Robertson (@Reaproy) August 10, 2020
Steven Butler, Koordinator Asia Committee to Protect Journalists mengeluarkan pernyataan berikut:
Penahanan taipan media Jimmy Lai memperlihatkan ketakutan terburuk dari hukum keamanan nasional Hong Kong yang dapat digunakan untuk menekan opini pro demokrasi dan membatasi kebebasan pers. Jimmy Lai harus dibebaskan dan semua tuntutannya dicabut.
Ketika pengrebekan, polisi menutup gedung Apple Daily's dan melarang jurnalis dari berbagai organisasi media untuk masuk.
#HongKong police barred most reporters from going near the @appledaily_hk building, including public broadcaster and govt dept RTHK. They said only local, large scale media which “didn’t obstruct police operation before" are invited. #Pressfreedom pic.twitter.com/SSAB8M51aJ
— Frances Sit (@frances_sit) August 10, 2020
Polisi Hong Kong melarang jurnalis mendekat ke gedung Apple Daily, larangan pun berlaku untuk RTHL milik pemeritah. Hanya media lokal yang “belum pernah menjegal operasi polisi” yang diperbolehkan meliput.
Reporter Apple Daily melakukan liputan live ketika polisi mengrebek kantor. Video tersebut memperlihatkan Jimmy Lai dan direktur eksekutif Next Media Cheung Kim-hung sedang diborgol dan digiring kembali masuk ke gedung untuk digeledah.
Jimmy Lai is now handcuffed from behind the back & is being escorted back to the Apple Daily building. Reporters estimate over 50 officers were part of the escort.
Police have still failed to point out which #NationalSecurityLaw regulation was used for the search. pic.twitter.com/zev6kC8nVJ
— Hong Kong – Be Water (@BeWaterHKG) August 10, 2020
Jimmy Lai diborgol dan digiring masuk kembali ke gedung Apple Daily. Menurut laporan jurnalis di lapangan, lebih dari 50 aparat ambil bagian dalam operasi ini.
Sebuah pesan internal beredar diantara staf Apple Daily menyatakan bahwa surat izin menggeledah tidak termasuk material penyiaran, tapi berdasarkan pers polisi, pihak berwenang telah memeriksa meja wartawan dan menyita 25 boks bukti setelah empat jam penggeledahan.
Ketika mencoba memonitor operasi polisi, kepala editor surat kabar Law Wai-kwong diancam:
Chief editor Law Wai-kwong of @appledaily_hk got heckled and pushed away by a group of police officers. One officer in white shirt shouted at Law while pointing finger at his face that if Law refused to stay away after warnings, he could be arrested. pic.twitter.com/O7Y2HJ6YKP
— Xinqi Su 蘇昕琪 (@XinqiSu) August 10, 2020
Walaupun warga Hongkong telah memperkirakan kebebasan berpendapat akan berkurang dibawah hukum keamanan nasional, penangkapan dua putra Jimmy Lai telah memberikan efek kejut keseluruh kota. Sebuah postingan pengguna Twitter ketika polisi menggeledah anak kedua Lai bernama Lai Yui di restoran milik Lai Yui Yan.
#HkngKongPolice searched restaurant, which owned by Jimmy Lai's son. It's all about suppression of HK freedom.#StandWithHongKong pic.twitter.com/eDgCsnkmKO
— Mingfung??☝ (@Mingfun26273762) August 10, 2020
Polisi Hong Kong menggeledah restoran, yang dimiliki anak Jimmy Lai. Ini tak lain adalah pelanggaran kebebasan di HK.
Wang Dan, seorang aktivis China daratan yang diasingkan, mengekspresikan kebiadaban saat proses penahanan anak Jimmy Lai.
Although it was expected, the arrest of Jimmy Lai was still very outrageous because his two sons were also arrested, which was obviously an attempt by the authorities to destroy Lai's will through family ties.
I call on the international community to take immediate action !
— 王丹 (@wangdan1989) August 10, 2020
Seperti diduga, penangkapan Jimmy Lai semakin diluar akal karena kedua anaknya juga ikut ditahan. Ini tentunya upaya pihak berwenang untuk menghancurkan Jimmy Lai melalui keluarganya. Aku menyerukan komunitas internasional untuk melakukan tindakan secepatnya.
Walaupun mobilisasi masa menjadi sulit dilakukan dalam hukum keamanan nasional dan PSBB COVID-19, beberapa warga Hong Kong telah menemukan cara untuk mengekspresikan dukungan kepada Apple Daily News dengan membeli saham Next Digital.
Stock market response to @appledaily_hk owner @JimmyLaiApple 's arrest.
Hong Kong people bought its shares to show support to LAI & Apple Daily, and I believe as a whole the Freedom of the Press. pic.twitter.com/ZRtNWY4Muv
— LO Kin-hei 羅健熙 (@lokinhei) August 10, 2020
Sekitar jam 3 sore, harga saham Next Digital melonjak 300 persen dibandingkan harga hari sebelumnya dan kemudian ditutup di lonjakan 187 persen saat penutupan bursa.
Jimmy Lai telah mengkritik Beijing sejak opresi Tiananmen pada tahun 1989, kemudian dia memulai bisnis percetakan. Dia adalah sponsor utama partai politik pro demokrasi di Hong Kong, pada tahun 2014 dia bergabung dengan aktivis lini depan pro demokrasi bernama Demonstrasi Payung.
Lai ditangkap pada bulan Februari dan April 2020 dengan tuduhan ambil bagian dalam aksi ilegal pada tahun 2019 dan 2020. Sekarang, tuduhan “berkolusi dengan kekuatan asing” dibawah hukum keamanan nasional dapat mengarah ke hukuman terberat yaitu penjara seumur hidup.