- Global Voices dalam bahasa Indonesia - https://id.globalvoices.org -

Belajar sejarah kota dari pengetuk pintu

Kategori: Karibia, Latin America, Kolombia, Media Warga, Pariwisata, Sejarah, Seni Budaya

Kastil San Felipe Barajas [1], Kartagena, Kolombia. Foto : Gabriela García Calderón.

Kota Kartagena, yang aslinya bernama [2]Cartagena de Indias [2] [2]di Kolombia terkenal dengan tembok megah yang mengelilingi kotanya, dibangun pada masa penjajahan Spanyol. Tembok tersebut memiliki fungsi melindungi kota dari serangan bajak laut dan tentara bayaran. Kota tersebut memiliki salah satu benteng terkokoh di Amerika Selatan dan Karibia.

Pintu pada salah satu tempat bersejarah di Kartagena. Foto : Gabriela García Calderón.

Bisa dikatakan bahwa Cartagena de Indias merupakan, ” Museum terbuka yang penuh misteri.” Beberapa misteri itu terselubung dalam peninggalan-peninggalan kota berupa pengetuk pintu atau “ketukan antik terbuat dari besi yang dimiliki banyak rumah sebelum penemuan bel listrik,” menurut narablog perjalanan El rincón de Sele. [3] Ujar sang narablog:

Durante siglos fue, sin duda, un símbolo de distinción de tal forma que existía un refrán en español que decía «A tal casa tal aldaba» refiriéndose por completo a términos de clase social y poder. […] Durante la época colonial en América hubo ciudades ricas en la diversidad y laboriosidad de dichas aldabas, siendo una de las más destacadas Cartagena de Indias, en la actual Colombia, la cual formó parte en principio del Virreynato de Perú y a partir del Siglo XVIII del Virreynato de Nueva Granada.

Selama berabad-abad, tanpa diragukan lagi, menjadi simbol eksistensi bangsa Spanyol, seperti yang dikatakan dalam pepatah Spanyol “lain pintu, lain pengetuknya”, mengacu pada kelas sosial.[..] Selama masa penjajahan di benua Amerika, ada beberapa kota yang kaya dengan desain pengetuk pintu; dan Kartagena adalah salah satu yang paling terkenal di Kolombia. Kota ini pada awalnya merupakan bagian dari kedatuan Peru, yang kemudian pada abad ke-18 beralih menjadi wilayah Granada Baru.

Setiap desain memiliki arti tersendiri, seperti yang dijelaskan oleh situs Fuscia [4]:

La lagartija significaba que era parte o descendiente de la familia real. El león significaba que era parte del mando militar o de la iglesia, casi siempre fueron destinadas para las puertas de las iglesias.

El pescado o figura marina significaba que era un comerciante, la mano se decía que era la mano de la Virgen de Fátima, por ende, era una familia religiosa.

Bentuk kadal menunjukkan bahwa pemilik rumah merupakan keturunan bangsawan. Singa menunjukkan bahwa gedung milik militer atau gereja, biasanya selalu digunakan pada pintu gereja.

Bentuk ikan atau makhluk penghuni laut lainnya melambangkan bahwa penghuninya adalah pedagang. Sedangkan tangan, yang melambangkan tangan Perawan Maria dari Fatima, artinya rumah tersebut dihuni oleh keluarga yang relijius.

Pintu pada salah satu tempat bersejarah di Kartagena. Pengetuk logam tersebut menunjukkan status sosial pemiliknya. Foto : Gabriela Garcia Calderón.

Pengetuk pintu dibuat oleh pengrajin, sesuai dengan permintaan pemilik rumah. Saat ini, beberapa keturunan pengrajin pengetuk pintu masih menekuni bidang yang sama, seperti Jesus Acevedo Pombo dari wilayah Cartagenero di Getsemani [5]. Jesus menceritakan [6] hal tersebut dalam sebuah artikel yang ditulis pada tahun 2013

Jesús cuenta que al principio sólo le mandaban a hacer leones, anillos y manos, que eran las figuras clásicas que había en la época de la Colonia.

Ahora, las personas están menos interesadas en seguir con la tradición y se les ha dado por innovar mandando a hacer sirenas, caballitos de mar y hasta cabezas de diablos.

Jesus menceritakan bahwa, pada awalnya dia hanya menerima pesanan bentuk singa, cincin dan tangan, yang merupakan desain klasik dari zaman kolonial. Kini, orang-orang tidak terlalu tartarik mengikuti tradisi dan mulai berinovasi dengan memesan berbagai bentuk seperti putri duyung, kuda laut, bahkan kepala setan.

 

Kita juga dapat menemukan berbagai foto pengetuk pintu di Twitter:

Pengetuk pintu di Kartagena. Keindahan dalam hal-hal sepele.

 Kota dengan pengetuk pintu terbaik di Amerika Selatan : Kartagena (foto dari Instagram)

Situs perjalanan dan hal-hal lain yang menarik, Atlas Obscura juga memiliki artikel tentang pengetuk pintu di Kartagena

Ada kalimat yang popüler dalam Bahasa Spanyol, A tal casa tal adaba yang artinya setiap rumah memiliki pengetuk pintunya sendiri. Kalimat ini mengacu pada orang-orang yang menunjukkan kelas sosial mereka bahkan di muka rumah, melalui desain pengetuk pintu.

Kini kamu punya satu lagi alasan untuk mengunjungi Kartagena!