Biksuni Theravada Thailand untuk petama kalinya masuk daftar 100 Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia versi BBC
Artikel ini berasal dari Prachatai, portal berita independen di Thailand, dan dipublikasikan ulang di Global Voices sebagai bagian dari perjanjian berbagi konten.
Biksuni Dhammananda, perempuan pertama Thailand yang ditahbiskan sebagai biksuni Theravada dan saat ini menjabat sebagai kepala biksu di Biara Songdhammakalyani, berhasil masuk daftar 100 wanita berpengaruh versi BBC tahun 2019.
Walaupun Thailand memiliki sekitar 300.000 biksu Buddha, sebagian besar perempuan masih dilarang ditahbiskan di tanah Thailand. Pada tahun 1928, setelah percobaan penahbisan dua orang perempuan, Pangeran Bhujong Jombunud Sirivaḍḍhano, yang saat itu adalah Patriark Agung Thailand, mengeluarkan dekrit yang melarang biarawan untuk menahbiskan perempuan sebagai biksuni atau calon biksuni. Dewan Tertinggi Sangha Thailand juga mengeluarkan dua putusan pada tahun 1984 dan 1987 yang melarang penahbisan perempuan. Namun, Undang-Undang Sangha tahun 1962, hukum sekuler yang mengatur monastik Thailand, dan amandemen 1992 tidak melarang penahbisan perempuan.
Selain itu, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Thailand (NHRC) memutuskan pada tahun 2015 bahwa larangan Dewan Tertinggi Sangha untuk penahbisan perempuan adalah pelanggaran Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW), di mana Thailand menjadi salah satu negara yang ikut berpartisipasi. NHRC juga memutuskan bahwa larangan seperti itu melanggar Konstitusi Thailand dan Perjanjian Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (ICCPR), yang keduanya melindungi kebebasan beragama.
Upaya Dhammananda untuk membangun kembali silsilah biksuni Theravada di Thailand mendapat perlawanan dari kaum awam dan biksu yang menentang penahbisan perempuan, sebagian besar dari mereka menyatakan bahwa penahbisan perempuan tidak mungkin karena silsilah keturunan biksuni Theravada telah punah. ‘Biksuni’ mengacu pada biksu perempuan yang ditahbiskan sepenuhnya. Meskipun kurangnya hukum sekuler yang melarang penahbisan perempuan, para biksuni dipandang sebagai tradisi asing dan dua peraturan utama Buddha di Thailand belum secara resmi menerima perempuan yang ditahbiskan sebagai bagian dari Sangha – komunitas biarawan Buddha.
Dhammananda saat ini adalah kepala Biara Songdhammakalyani di Nakhon Pathom, yang didirikan oleh ibunya Voramai Kabilsingh, yang ditahbiskan sebagai biksuni di garis keturunan Dharmaguptaka Taiwan pada tahun 1971, menerima nama tahbis Ta Tao Fa Tzu. Biara Songdhammakalyani saat ini adalah satu-satunya kuil perempuan di Thailand. Varanggana Vanavichayen, adalah perempuan pertama yang ditahbiskan sebagai biksuni di tanah Thailand, beliau ditahbiskan di Biara Songdhammakalyani pada tahun 2002.
Meskipun begitu, pihak berwenang Thailand tidak mengakui biara tersebut sebagai kuil agama Buddha, dan ketika Dhammananda dan para biksuni lain dari biara pergi untuk menghormati almarhum Raja Bhumibol di Aula Singgasana Dusit Maha Prasat, tempat dimana jenazah Raja disemayamkan, mereka ditolak di pintu masuk. Para pejabat mengklaim bahwa para biksuni tersebut ditolak dengan alasan bahwa perempuan mengenakan jubah safron dalam agama Buddha di Thailand adalah tindakan ilegal. 22 orang biksuni dan calon biksuni lainnya juga ditolak setelah diberi tahu bahwa mereka hanya akan diizinkan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Raja jika mereka melepas jubah mereka dan mengenakan pakaian hitam biasa seperti orang awam.
Daftar 100 perempuan paling berpengaruh versi BBC ini berisi para perempuan yang “telah menjadi berita utama atau berpengaruh dalam peristiwa penting selama 12 bulan terakhir, termasuk juga perempuan yang mempunyai cerita inspiratif untuk dibagikan, pencapaian yang signifikan, dan mempengaruhi masyarakat dengan cara-cara yang tidak seharusnya masuk berita.”
Tema untuk 2019 adalah “Masa Depan Wanita” dan di dalam daftar itu juga terdapat nama aktivis hak-hak perempuan dari Kuwait Alanoud Alsharekh, bekerja pada penghapusan hukum “pembunuhan demi kehormatan” Kuwait; Model dan penulis Jepang Yumi Ishikawa, pendiri kampanye #KuToo menentang persyaratan bagi perempuan untuk mengenakan sepatu hak tinggi di tempat kerja; pegulat sumo Hiyori Kon, yang berjuang untuk mengubah aturan yang melarang perempuan untuk bersaing secara profesional di olahraga sumo; Anggota kongres Amerika Serikat Alexandria Ocasio-Cortez, perempuan termuda yang pernah menjadi anggota parlemen Amerika Serikat; Wartawan Filipina dan advokat kebebasan pers Maria Ressa, seorang kritikus yang blak-blakan kepada Presiden Rodrigo Duterte tentang ‘perang melawan narkoba'; dan aktivis lingkungan Swedia Greta Thunberg, yang protes mogok sekolahnya menggerakkan jutaan anak muda di seluruh dunia, untuk membentuk gerakan ‘Jumat untuk masa depan’.
Kategori

Mulai Percakapan
Kategori
11 Feb: Kita Melawan Kembali!
Ayo bergabung dengan kami!
Komentar Terbaru
Ini Dia 16 Peta Satelit Asia Tenggara nan Mempesona
Terimakasih sangat bermanfaat memang ini yang saya cari-cari dari dlu.
Arsip Bulanan
- Februari 2021 6 pos
- Desember 2020 4 pos
- Oktober 2020 1 pos
- September 2020 3 pos
- Agustus 2020 4 pos
- Juni 2020 2 pos
- April 2020 1 pos
- Maret 2020 3 pos
- Februari 2020 3 pos
- Januari 2020 3 pos
- Desember 2019 1 pos
- November 2019 3 pos
- September 2019 1 pos
- Agustus 2019 4 pos
- Juni 2019 1 pos
- Mei 2019 5 pos
- April 2019 3 pos
- Maret 2019 4 pos
- Februari 2019 1 pos
- Januari 2019 5 pos
- Desember 2018 3 pos
- November 2018 1 pos
- Oktober 2018 2 pos
- Agustus 2018 7 pos
- Juli 2018 3 pos
- Mei 2018 2 pos
- April 2018 7 pos
- Maret 2018 1 pos
- Januari 2018 1 pos
- Desember 2017 1 pos
- September 2017 1 pos
- Agustus 2017 3 pos
- Juli 2017 1 pos
- Juni 2017 4 pos
- Mei 2017 3 pos
- April 2017 4 pos
- Maret 2017 10 pos
- Februari 2017 6 pos
- Januari 2017 12 pos
- Desember 2016 13 pos
- November 2016 14 pos
- Oktober 2016 4 pos
- September 2016 7 pos
- Agustus 2016 5 pos
- Juli 2016 3 pos
- Juni 2016 6 pos
- Mei 2016 1 pos
- April 2016 2 pos
- Maret 2016 3 pos
- Februari 2016 4 pos
- Januari 2016 7 pos
- Desember 2015 3 pos
- November 2015 6 pos
- Oktober 2015 7 pos
- September 2015 3 pos
- Agustus 2015 8 pos
- Juli 2015 8 pos
- Juni 2015 17 pos
- Mei 2015 4 pos
- April 2015 2 pos
- Maret 2015 2 pos
- Februari 2015 10 pos
- Januari 2015 4 pos
- November 2014 2 pos
- Oktober 2014 5 pos
- Maret 2014 2 pos
- Februari 2014 1 pos
- Januari 2014 2 pos
- November 2013 1 pos
- Agustus 2013 4 pos
- Juni 2013 8 pos
- Mei 2013 2 pos
- April 2013 7 pos
- Maret 2013 3 pos
- Februari 2013 1 pos
- September 2012 12 pos
- Agustus 2012 8 pos
- Juli 2012 23 pos
- Juni 2012 14 pos
- Mei 2012 15 pos
- Maret 2012 1 pos
- Januari 2012 2 pos
- Desember 2011 1 pos
- November 2011 1 pos
- Oktober 2011 4 pos
- September 2011 2 pos
- Agustus 2011 6 pos
- Juli 2011 4 pos
- Juni 2011 3 pos
- Mei 2011 4 pos
- Maret 2011 6 pos
- Februari 2011 13 pos
- Januari 2011 4 pos
- Desember 2010 3 pos
- November 2010 1 pos
- Oktober 2010 5 pos
- Agustus 2010 2 pos
- Juni 2010 4 pos
- Mei 2010 7 pos
- April 2010 7 pos
- Maret 2010 11 pos
- Februari 2010 8 pos
- Januari 2010 17 pos
- Desember 2009 6 pos
- November 2009 10 pos
- Oktober 2009 11 pos
- September 2009 20 pos
- Agustus 2009 11 pos
- Juli 2009 16 pos
- Juni 2009 41 pos
- Mei 2009 14 pos
- April 2009 19 pos
- Maret 2009 32 pos
- Februari 2009 27 pos
- Januari 2009 3 pos
- Desember 2008 4 pos
Saya kenal pribadi dg mas Rony, beberapa kali ketemu bila beliau berkunjung ke Indonesia. Komunitas...