Chabacano yang merupakan salah satu dari 170 bahasa di Filipina, dituturkan di kota sebelah selatan dari Zamboanga dan merupakan satu-satunya bahasa kreol yang berbasis pada bahasa Spanyol. Demi melestarikan dan mempromosikan Chabacano, blog ‘Bien Chabacano’ dibuat sebagai sebuah sumber daring bagi orang Filipina dan non-Filipina yang tertarik untuk mempelajari bahasa tersebut:
Semuanya tentang Chabacano de Zamboanga. Bien Chabacano adalah blog yang pertama dan satu-satunya yang didesain untuk penggemar bahasa Chabacano, yang mendiskusikan dan menganalisa asal kata-kata Chabacano, tatabahasa Chabacano dan kosakata, dan masih banyak lagi!
Jerome Herrera yang merupakan pembuat blog ‘Bien Chabacano’ menjelaskan inspirasinya untuk memulai projek tersebut:
Bien Chabacano bertujuan untuk menanamkan kebanggaan dan meningkatkan kemahiran berbahasa Chabacano di antara muda-mudi penutur bahasa Chabacano dengan berbicara tentang kekayaan sejarahnya dan memudahkan tatabahasanya yang rumit.
Sebagai sebuah bahasa kreol, Chabacano adalah campuran dari bahasa Spanyol dan bahasa-bahasa asli yang berevolusi sejak zaman interaksi kolonial antara Spanyol dan Filipina. Diperkirakan terdapat 600.000 penutur bahasa Chabacano di dalam negeri sekarang.
Filipina adalah jajahan Spanyol selama lebih dari tiga abad dari 1565 hingga 1898. Tapi tidak seperti bekas koloni Spanyol lainnya, bahasa Spanyol tidak diajarkan di Filipina. Sebaliknya, para biarawan dan pejabat Spanyol mengenalkan Kekristenan dan memimpin negara tersebut dengan mempelajari bahasa-bahasa asli Filipina.
Spanyol menaklukkan seluruh kepulauan Filipina tetapi menghadapi perlawanan sengit dari beberapa kelompok pribumi. Di pulau selatan Mindanao yang dulunya memiliki populasi mayoritas Muslim, pasukan Spanyol membentuk garnisun di dekat Zamboanga yang kemudian digunakan sebagai basis untuk menyerang pemukiman Muslim Mindanao. Namun, Spanyol tidak pernah sepenuhnya menguasai Mindanao selama pendudukan kolonialnya di Filipina.

Kantor kesehatan kota Zamboanga menampilkan slogannya: “Nuestro deseo un ciudad sin enfermedad” (Keinginan kita adalah kota yang bebas dari penyakit). Foto dan keterangan dari Bien Chabacano, digunakan dengan izin.
Profesor John M. Lipski dari Pennsylvania State University di Amerika Serikat mempelajari sejarah penuh warna Chabacano dan asal-usulnya di Zamboanga:
Chabacano adalah produk dari fertilisasi silang yang kaya yang hanya bisa terjadi di suatu wilayah di mana keragaman linguistik yang besar dan fitur area tumpang tindih yang cukup besar mendominasi. Chabacano adalah manifestasi ketahanan linguistik dan budaya, sebuah bahasa yang terus berkembang dari jumlah penutur dan dampak sosial politik.
Blog ‘Bien Chabacano’ mengajarkan pembaca kata dan frasa dasar di Chabacano. Ia menampilkan lagu-lagu populer dan cerita pendek, dan bahkan terjemahan Chabacano dari buku Pangeran Kecil. Berikut adalah terjemahan Chabacano dari paragraf pertama Pangeran Kecil. Perhatikan kesamaannya dengan bahasa Spanyol:
Una vez, cuando seis años lang yo, tiene yo un libro acerca del vida de maga animal na monte cuando no hay pa alla tanto gente. Maga Experiencia De Mio el nombre del libro y ya puede yo alla mira un bien bonito retrato. Un retrato aquel de un grande culebra quien ta traga un animal. Taqui el copia de aquel retrato.
Suatu saat ketika saya berusia enam tahun, saya melihat sebuah gambar yang luar biasa dalam sebuah buku berjudul Cerita Nyata dari Alam tentang hutan purba. Terdapat gambar ular boa dalam tindakan menelan seekor binatang. Ini salinan gambarnya.

Gambar iklan toko buku kota Zamboanga yang ditulis dalam bahasa Chabacano yang secara kasar diterjemahkan menjadi: “Tempat yang sempurna untuk Anda akan segera muncul.” Foto dan keterangan dari Bien Chabacano, digunakan dengan izin.
Blog tersebut mengarahkan pembaca ke situs web dan halaman media sosial di mana Chabacano digunakan seperti program radio, laporan berita televisi, dan pengumuman pemerintah.
Blog ini memberikan latar belakang singkat tentang sejarah Chabacano, aksennya yang berbeda di seluruh provinsi Zamboanga, dan dampak migrasi dan ekonomi modern pada perkembangannya. Ia juga menyayangkan kurangnya upaya bersama untuk mempromosikan Chabacano:
Keadaan Chabacano saat ini sangat menyedihkan. Izinkan saya membunyikan alarm sedini mungkin! Jika tidak ada upaya pelestarian yang lebih agresif, akan tiba saatnya Chabacano menjadi bahasa yang dituturkan di rumah. Prediksi ini suram tetapi itu tidak berdasar.
Melalui platform online seperti ‘Bien Chabacano’, diharapkan akan memicu lebih banyak antusiasme di Filipina dan menginspirasi mahasiswa dan netizen untuk belajar, menerima, dan terus mengembangkan bahasa Chabacano.
Pos ini berasal dari Rising Voices, sebuah proyek Global Voices yang membantu menyebarluaskan media rakyat ke tempat-tempat yang biasanya tidak mempunyai akses terhadapnya. - Semua pos
Kategori

Mulai Percakapan
Pos ini berasal dari Rising Voices, sebuah proyek Global Voices yang membantu menyebarluaskan media rakyat ke tempat-tempat yang biasanya tidak mempunyai akses terhadapnya. - Semua pos
Kategori
11 Feb: Kita Melawan Kembali!
Ayo bergabung dengan kami!
Komentar Terbaru
Ini Dia 16 Peta Satelit Asia Tenggara nan Mempesona
Terimakasih sangat bermanfaat memang ini yang saya cari-cari dari dlu.
Arsip Bulanan
- Februari 2021 6 pos
- Desember 2020 4 pos
- Oktober 2020 1 pos
- September 2020 3 pos
- Agustus 2020 4 pos
- Juni 2020 2 pos
- April 2020 1 pos
- Maret 2020 3 pos
- Februari 2020 3 pos
- Januari 2020 3 pos
- Desember 2019 1 pos
- November 2019 3 pos
- September 2019 1 pos
- Agustus 2019 4 pos
- Juni 2019 1 pos
- Mei 2019 5 pos
- April 2019 3 pos
- Maret 2019 4 pos
- Februari 2019 1 pos
- Januari 2019 5 pos
- Desember 2018 3 pos
- November 2018 1 pos
- Oktober 2018 2 pos
- Agustus 2018 7 pos
- Juli 2018 3 pos
- Mei 2018 2 pos
- April 2018 7 pos
- Maret 2018 1 pos
- Januari 2018 1 pos
- Desember 2017 1 pos
- September 2017 1 pos
- Agustus 2017 3 pos
- Juli 2017 1 pos
- Juni 2017 4 pos
- Mei 2017 3 pos
- April 2017 4 pos
- Maret 2017 10 pos
- Februari 2017 6 pos
- Januari 2017 12 pos
- Desember 2016 13 pos
- November 2016 14 pos
- Oktober 2016 4 pos
- September 2016 7 pos
- Agustus 2016 5 pos
- Juli 2016 3 pos
- Juni 2016 6 pos
- Mei 2016 1 pos
- April 2016 2 pos
- Maret 2016 3 pos
- Februari 2016 4 pos
- Januari 2016 7 pos
- Desember 2015 3 pos
- November 2015 6 pos
- Oktober 2015 7 pos
- September 2015 3 pos
- Agustus 2015 8 pos
- Juli 2015 8 pos
- Juni 2015 17 pos
- Mei 2015 4 pos
- April 2015 2 pos
- Maret 2015 2 pos
- Februari 2015 10 pos
- Januari 2015 4 pos
- November 2014 2 pos
- Oktober 2014 5 pos
- Maret 2014 2 pos
- Februari 2014 1 pos
- Januari 2014 2 pos
- November 2013 1 pos
- Agustus 2013 4 pos
- Juni 2013 8 pos
- Mei 2013 2 pos
- April 2013 7 pos
- Maret 2013 3 pos
- Februari 2013 1 pos
- September 2012 12 pos
- Agustus 2012 8 pos
- Juli 2012 23 pos
- Juni 2012 14 pos
- Mei 2012 15 pos
- Maret 2012 1 pos
- Januari 2012 2 pos
- Desember 2011 1 pos
- November 2011 1 pos
- Oktober 2011 4 pos
- September 2011 2 pos
- Agustus 2011 6 pos
- Juli 2011 4 pos
- Juni 2011 3 pos
- Mei 2011 4 pos
- Maret 2011 6 pos
- Februari 2011 13 pos
- Januari 2011 4 pos
- Desember 2010 3 pos
- November 2010 1 pos
- Oktober 2010 5 pos
- Agustus 2010 2 pos
- Juni 2010 4 pos
- Mei 2010 7 pos
- April 2010 7 pos
- Maret 2010 11 pos
- Februari 2010 8 pos
- Januari 2010 17 pos
- Desember 2009 6 pos
- November 2009 10 pos
- Oktober 2009 11 pos
- September 2009 20 pos
- Agustus 2009 11 pos
- Juli 2009 16 pos
- Juni 2009 41 pos
- Mei 2009 14 pos
- April 2009 19 pos
- Maret 2009 32 pos
- Februari 2009 27 pos
- Januari 2009 3 pos
- Desember 2008 4 pos
Saya kenal pribadi dg mas Rony, beberapa kali ketemu bila beliau berkunjung ke Indonesia. Komunitas...