- Global Voices dalam bahasa Indonesia - https://id.globalvoices.org -

Kapal Pesiar Inggris Menghancurkan Terumbu Karang Asri Papua Barat

Kategori: Asia Timur, Indonesia, Inggris Raya, Lingkungan Hidup, Media Warga, Pariwisata
[1]

Raja Ampat adalah bagian dari zona segitiga terumbu karang. Sumber: Flickr / Lakshmi Sawitri (CC BY 2.0)

Kapal persiar Inggris yang berlayar di perairan dangkal di Papua Barat menghancurkan [2] terumbu karang sebanyak 13.500 persegi meter di Raja Ampat, tempat perlindungan laut di zona segitiga terumbu karang. Segitiga terumbu karang dianggap salah satu habitat [3]keanekaragaman hayati terkaya di dunia. Papua Barat merupakan sebuah provinsi Indonesia.

Laporan awal mengatakan bahwa Caledonian Sky, kapal persiar seberat 4.200 ton yang dimiliki oleh Noble Caledonia, menggilas 1.600 meter persegi hamparan karang di Raja Ampat. Akan tetapi, sebuah  investigasi lanjutan oleh Conservation International Indonesia (CI), pemkab Raja Ampat dan Universitas Negeri Papua menyatakan [4]bahwa kerusakan bisa 8,5 kali lipat lebih besar dari yang diduga.

Kebanyakan dari terumbu karang yang rusak ditemukan di Konservasi Laut Selat Dampier, daerah yang dihuni oleh karang keras. Raja Ampat, yang artinya “empat raja” dalam bahasa lokal, diyakini memiliki jumlah karang keras lebih banyak dibandingkan keseluruhan Karibia.

Kapal Persiar Ceroboh Membunuh Karang-Karang – Kapal Pesiar milik Inggris merusak #karang [5]seluas 1.600 meter  persegi     di Raja Ampat, #Indonesia [6] ? https://t.co/O0vOv76iaB [7] pic.twitter.com/cJTjWCGYLm [8]

Laporan yang diterbitkan di birdsheadseascape.com [10] mengatakan bahwa luasnya Selat Dampier mempersulit pengawasan aktivitas terlarang seperti halnya penangkapan ikan massal.

Pemerintah telah membentuk sebuah komite gabungan yang terdiri dari berbagai kementerian untuk membuat pemilik kapal pesiar bertanggung jawab [11] atas kerusakan yang disebabkan di perairan Raja Ampat.

Para pelestari lingkungan, ilmuwan kelautan, dan warga setempat juga menyatakan [12]kemarahan mereka terhadap kehancuran terumbu karang asri ini.

Di Facebook, Kate Patricia Sparksman menulis [13] bahwa dibutuhkan puluhan tahun untuk memulihkan terumbu karang yang rusak:

We visited and dived there a couple of years ago and it is still the most amazing place I have been to. The reefs in Raja Ampat are known as some of the best and most pristine in the world and are part of the coral triangle which is responsible for repopulating coal reefs worldwide. This damaged area could take hundreds of years to re-grow. Noble Caledonia need to take responsibility for this and help rebuild this reef!

Kami pernah mengunjungi dan menyelam di sana beberapa tahun yang lalu dan tempatnya sangat menakjubkan. Terumbu karang di Raja Ampat dikenal sebagai beberapa yang terbaik dan termurni di dunia dan merupakan bagian dari zona  segitiga terumbu karang yang memiliki andil dalam pertumbuhan gugusan karang dunia. Kerusakan yang terjadi memerlukan ratusan tahun untuk tumbuh kembali. Noble Caledonia harus bertanggung jawab atas ulahnya dan membantu pemulihan gugusan karang ini!

Sebuah petisi online [14]diluncurkan menuntut operator pelayaran untuk melakukan upaya lebih dari sekedar membayar memberi ganti rugi uang kepada komunitas lokal:

Rather than negotiate a financial settlement, we ask Noble Caledonia to provide physical and financial support to repair the reef. Noble Caledonia — long a champion of the environment — is asked to provide full support for an international reef specialist and his/her team to undertake a reef restoration project in collaboration with the local communities and Marine Park managers, including tracking growth over time.

Daripada menegosiasikan uang damai, kami minta agar Noble Caledonia untuk memberikan dukungan fisik dan materiil untuk memperbaiki terumbu karang. Noble Caledonia - yang lama telah menjadi jawara lingkungan - diminta untuk memberikan dukungan penuh pada tim spesialis karang internasional untuk melakukan proyek restorasi terumbu karang bersama masyarakat setempat dan pengelola suaka air, termasuk mengamati pertumbuhan mereka dari waktu ke waktu.

[15]

Raja Ampat di Papua Barat. Sumber: Flickr / Max Mossler / (CC BY 2.0)