Perdana Menteri Singapura Mengajak Para Netizen Untuk Berterima Kasih Pada Para Pekerja Asing

Foto dari laman Fecebook resmi Perdana Menteri Lee Hsein Loong

Pos Facebook Perdana Menteri Lee Hsein Loong yang memuji para pekerja asing beranjak viral dan mengundang banyak netizen merenungkan peran penting yang dimainkan para pekerja asing dalam masyarakat.

Lee mengunggah sebuah foto dari pekerja asing yang dia lihat di Pantai Changi pada akhir pekan Tahun Baru.

Berikut keterangan foto tersebut:

As we enjoy the festive days with friends and family, let us spare a thought for the foreign workers who have left their families behind to work in a distant land. They build our HDB [housing] flats and MRT [train] lines, keep our roads clean and parks green, and take care of our young and elderly. They slog and save to support loved ones, but at least with the internet and cellphones they can keep in touch, and feel not quite so far away.

Saat kita menikmati perayaan bersama teman-teman dan keluarga, marilah kita meluangkan perhatian terhadap para pekerja asing yang telah meninggalkan keluarga mereka untuk bekerja di negeri jauh. Mereka membangun HBD (perumahan) dan rel-rel MRT (kereta) kita, menjaga kebersihan jalan-jalan dan merawat taman-taman, dan juga merawat anak-anak dan orang tua kita. Mereka bekerja keras dan berjuang untuk mendukung orang-orang yang mereka cintai, namun setidaknya melalui internet dan ponsel mereka dapat berhubungan, dan tidak merasakan terpisah jauh.

Saat artikel ini ditulis, pos tersebut telah disukai 37.000 pengguna Facebook, telah dibagikan sebanyak 3.500 kali, dan dikomentari lebih dari seribu kali.

Singapura adalah rumah bagi 1,3 juta pekerja asing terdaftar. Lebih dari 200.000 di antara mereka  berprofesi sebagai pekerja rumah tangga, sebagian besar berasal dari Filipina, Indonesia, Myanmar, dan India. Pada tahun-tahun belakangan ini, banyak laporan bermunculan perihal nasib pekerja rumah tangga yang mengalami tindak kekerasan oleh juragan mereka. Kasus-kasus penyksaan meningkat, meski undang-undang baru diterbitkan untuk melindungi hak-hak mereka.

Kondisi tempat tingga segelintir pekerja migran di Singapura. Foto dari laman Flickr Rob O'Brien, izin CC.

Banyak warga yang memuji Lee yang telah mengakui kontribusi para pekerja migran di Singapura. Satu di antara yang mengapresiasi pesan Lee tersebut adalah Selina Xu, yang menulis komentar di Facebook:

Thank you PM Lee! I'm really glad you called attention to a group of people often ignored or unseen by our society – our migrant workers are the ones who toil tirelessly to build Singapore's landscape. But sometimes their plight and voices go unheard and the true extent of their contributions to our sprawling metropolis become under-appreciated.

Terima kasih PM Lee! Saya sangat senang anda telah menarik perhatian atas sekelompok orang yang sering terabaikan atau tak diacuhkan oleh masyarakat kita – para pekerja migran kita adalah mereka yang tanpa lelah memeras keringat untuk membangun lanskap Singapura. Namun kadangkala keluh kesah dan suara-suara mereka tak didengar dan besaran nilai kontribusi mereka bagi pengembangan metropolis kita kurang dihargai.

Angel Ting membagikan foto Lee dan meminta belas kasih yang lebih besar terhadap para pekerja migran di dunia nyata dan bukan hanya di media sosial semata:

…touched beyond words to have such a loving PM. even more touched by the comments, Singaporeans and foreigners alike. A country flooded with ties of kinship, but just hope that more could be shown in real life than just on social media…

… tersentuh luar biasa atas kata-kata dari Perdana Menteri yang budiman. Bahkan makin tersentuh oleh komentar-komentar warga Singapura maupun warga asing. Negeri ini dibanjiri oleh kedekatan kekeluargaan, namun [saya] berharap agar ungkapan-ungkapan itu lebih bisa diwujudkan dalam kehidupan nyata dan bukan hanya di media sosial.

Aktivis Jolovan Wham mencatat bahwa meskipun pernyataan-pernyataan serupa oleh Lee sebelumnya tentang memperhatikan para pekerja migran, “promosi keadilan bagi pekerja migran tetap menjadi aktivitas termarjinalkan” di Singapura.

This is not the first time the PM has feted the contributions of migrant workers — and he should, because if all of them went on strike, our economy collapses. However, appreciation cannot stop at warm and fuzzy fb posts but should translate into concrete policies to make a difference in their lives, which his government is capable of doing but lacks the political will.

Ini bukanlah kali pertama Perdana Menteri telah mengakui kontribusi-kontribusi  para pekerja migran – dan sudah selayaknya, sebab apabila mereka mogok, ekonomi kita akan porak-poranda. Namun, apresiasi tak boleh terhenti pada unggahan-unggahan hangat di Facebook tetapi harus diwujudkan ke dalam kebijakan-kebijakan yang konkrit sehingga perubahan sebenarnya dapat mereka nikmati dalam kehidupan mereka, masalahnya pemerintahan [Lee] bisa melakukannya, namun kemauan politiknya rendah.

Si pemimpin LSM ini juga mengingatkan partai-partai oposisi yang telah gagal memprioritaskan kesejahteraan bagi para pekerja migran:

Even opposition parties aren't keen because caring about migrant workers doesn't get votes. Many fear being seen as “pro foreigner”, but do not realize that universal labor rights benefit voters too.

Bahkan partai-partai oposisi pun enggan karena memperjuangkan pekerja migran tidaklah berdampak pada perolehan suara. Banyak yang takut untuk dipandang sebagai “pro asing”, namun tidak menyadari bahwa hak-hak pekerja universal juga bermanfaat bagi para pemilih.

Mulai Percakapan

Relawan, harap log masuk »

Petunjuk Baku

  • Seluruh komen terlebih dahulu ditelaah. Mohon tidak mengirim komentar lebih dari satu kali untuk menghindari diblok sebagai spam.
  • Harap hormati pengguna lain. Komentar yang tidak menunjukan tenggang rasa, menyinggung isu SARA, maupun dimaksudkan untuk menyerang pengguna lain akan ditolak.