- Global Voices dalam bahasa Indonesia - https://id.globalvoices.org -

Michelle Nkamankeng, Novelis Termuda yang Menginspirasi Orang-Orang

Kategori: Afrika Sub-Sahara, Afrika Utara, Good News, Kaum Muda, Kesusasteraan, Media & Jurnalisme, Media Warga, Seni Budaya
Micelle au micro dans les studios de la radio Powerfm987. Micelle au micro dans les studios de la radio Powerfm987. Photo extraite de Twitter

Bercerita di radio: Michelle Nkamankeng di studio stasiun radio Powerfm987. Photo via @Powerfm987 sur Twitter [1]

Setelah penerbitan novel perdananya Waiting for the Waves, Michelle Nkamankeng, gadis Afrika Selatan yang berusia 7 tahun ini dibanjiri undangan untuk wawancara dan untuk menghadiri festival sastra.

Novel Michelle menceritakan kisah seorang gadis kecil yang berlibur dengan keluarganya di penginapan tepi laut. Selanjutnya diceritakan bahwa dengan bantuan orang yang mengasihinya, dia mampu mengatasi ketakutannya akan ombak laut. Novel ini sebenarnya adalah edisi pertama dari seri tetralogi dan kini  dalam proses menerbitkan edisi berikutnya.

Ecce Africa [2], sebuah situs berita yang bertujuan untuk menguatkan gambaran positif Afrika, Servan Ahougnon menuliskan [3] tentang penulis muda ini :

Michelle Nkamankeng bergantung pada dukungan penuh dari orang tuanya, terutama ibunya. Ibunya yang menghubungi Penerbit LANSM untuk menerbitkan buku tersebut. Meskipun demikian, penulis muda ini tetap bisa dengan mudah menceritakan kegemarannya (menulis) kepada orang lain.

Jika ditanya tentang apa yang dia pikirkan mengenai dirinya dan apa yang telah dicapai sekarang, Nkamankeng menjawab, “Saya adalah seorang anak kecil yang sederhana yang suka menulis buku. Saya sangat percaya diri dan ingin menginspirasi anak kecil lainnya untuk berani bermimpi.”

Daniel Orubo pada konbini.com mendeskripsikan [4] usaha ibu Michelle untuk membantu anaknya dan mendorong aspirasi penulis muda tersebut :

 La mère de Michelle a dû tout apprendre pour réussir à faire publier le livre de sa fille. Elle a même fini par créer sa propre maison d’édition. Interrogée par le site de la province de Gauteng [5], Michelle a évoqué ses espoirs pour son livre et pour l’avenir: “J’espère qu’on pourra gagner assez d’argent avec le premier livre pour publier les trois autres volumes de la série.” Le livre est disponible sur Amazon depuis le 11 octobre.

Ibu Michelle harus berusaha dari nol untuk  menerbitkan buku anaknya. Dia bahkan yang kemudian mendirikan penerbitan sendiri. Dalam sebuah wawancara dengan situs provinsi Guateng [5], Michelle menceritakan tentang harapan untuk bukunya dan masa depannya, “Saya berharap agar saya bisa mendapat uang yang cukup dari buku pertamaku untuk menerbitkan tiga buku lanjutannya.” Buku tersebut dapat dibeli di Amazon mulai dari 11 Oktober.

Situs Farable Weekly yang berfungsi sebagai sebuah wadah berita seputar tren seni, budaya, mode, musik dan film Afrika juga menulis tentang fenomena yang ada di sekitar penulis muda tersebut. Penulis Goke Alabi menyatakan bahwa [6]:

Kebanyakan anak perempuan seumurnya sedang asyik bermain ataupun menonton film kartun, namun di usia 7 tahun ini Michelle Nkamankeng telah berada di posisi 10 terdepan penulis termuda di dunia.

Gadis cilik Afrika Selatan muda ini telah menjadi penulis termuda di Afrika setelah penerbitan novel pertamanya “Waiting for Waves“.

Negro News, sebuah situs komunitas berbahasa Prancis di Afrika, menceritakan [7] isi novel, termasuk pendapat ayah Nkamankeng, Paul mengenai hasil karya anaknya :

Son livre qu’elle a écrit à l’âge de six ans raconte l’histoire d’une petite fille appelée Titi et sa famille qui vivent loin de la plage. Un jour, ils sont allés à la plage, mais la petite fille Titi avait peur des vagues et sa famille l’a aidé a affronté ses peurs. L’inspiration du livre lui est venue après avoir était à la plage avec sa famille.

Le père de Michelle, Paul Nkamankeng raconte qu’il ne savait pas que sa fille était en train d’écrire un livre jusqu’à ce qu’il soit terminé.

« La seule chose que nous avons remarqué quand elle avait environ quatre à cinq ans, c’était que Michelle aimait lire. Elle voulait tout le temps que nous allions à la librairie pour acheter des livres pour les enfants et elle terminait de les lire en une semaine. Quand elle a eu cinq ans, nous l’avons emmené à la plage pour la première fois et elle m’a demandé pourquoi tout le monde regardait l’océan, et je lui ai répondu qu’ils attendaient les vagues » explique Paul.

Le roman, «Waiting for the Waves» est le premier tome d’une série de quatre.

À part l’écriture Michelle Nkamankeng aime pratiquer le ballet, la natation et la gymnastique.

Buku ini yang dia tulis pada usia enam tahun menceritakan tentang kisah seorang anak perempuan yang bernama Titi dan keluarganya, yangtinggal jauh dari pantai pesisir. Suatu hari, mereka pergi ke pantai, namun Titi takut pada ombak. Keluarganya pun berusaha membantu mengatasi ketakutan tersebut. [Michelle] mendapat inspirasi novelnya setelah mengunjungi pantai dengan keluarganya. Ayah Michelle, Paul Nkamankeng, memberitahu kami bahwa dia pun tidak mengetahui kalau anaknya menulis novel hingga akhirnya novel itu selesai ditulis.”Satu hal yang kami tahu ketika [Michelle] masih berusia empat atau lima tahun adalah dia suka membaca. Dia selalu ingin dibawa ke toko buku untuk membeli buku anak-anak dan dia akan selesai membacanya dalam seminggu. Di usia lima tahunn, kami membawa dia ke pantai untuk pertama kalinya dan dia bertanya mengapa semua orang menatap ke laut. Saya mengatakan bahwa karena semua orang sedang menunggu datangnya ombak.” Novel Waiting for the Waves adalah novel edisi pertama, dari total empat edisi. Saat tidak menulis, Michelle Nkamankeng biasanya menari balet, berolahraga , dan juga berenang.

Dibawah pengawasan ibunya, penulis muda ini telah membuat akun Facebook [8] dan Twitter [9]. Penerbitan bukunya telah membuatnya terkenal dan dia telah diundang ke berbagai wawancara serta seminar oleh sekolah-sekolah, organisasi non-pemerintah seperti UNICEF, stasiun TV dan radio seperti  Insta: Craze.tv [10], Radio2000 [11], and POWER98.7 [12]. Bahkan BBC pun sudah menghubungi Michelle Nkamankeng untuk sebuah wawancara:

Halo, Saya seorang jurnalis BBC World Service. Kami ingin mengundangmu ke acara radio, Newsday

Dalam halaman Facebook Nkamankeng diberitakan [8] bahwa dia akan menjadi tamu spesial dalam ajang SA Literary Awards 2016:

Michelle akan menjadi tamu spesial dalam ajang 11th SA Literary Awards (SALA) di Pretoria malam ini!

Michelle memanglah sebuah contoh nyata dari kata mutiara terkenal [14] karya Pierre Corneille, Le Cid: for souls nobly born, valor doesn't await the passing of years“.