- Global Voices dalam bahasa Indonesia - https://id.globalvoices.org -

Warga Spanyol Marah karena Foto Matador Memeluk Bayi

Kategori: Spanyol, Aktivisme Digital, Media Warga, Pendidikan, Politik, Protes, Sejarah, Seni Budaya, Warta Semerta
La foto de la polémica. Publicada por eldiario.es con licencia (CC BY-SA 3.0) [1]

Foto kontroversial Fran Rivera yang sedang bertarung melawan banteng sambil memeluk putrinya. Diterbitkan oleh eldiario.es atas izin CC-BY-SA 3.0.

Baru-baru ini, matador terkenal yang bernama Fran Rivera membuat marah pengguna media sosial ketika ia menampilkan sebuah foto di akun Instagram-nya [2] . Foto itu menunjukkan ia sedang melawan banteng sambil memeluk putrinya yang berumur 5 bulan.

Fran memberikan keterangan pada fotonya :

Debut de Carmen, es la 5 generación que torea en nuestra familia. Mi abuelo toreo así con mi padre. Mi padre toreo así conmigo, y yo lo he hecho con mis hijas Cayetana y ahora con Carmen

Penampilan pertama Carmen: dia adalah matador generasi ke 5 dalam keluarga kami. Kakek saya bertarung seperti ini bersama ayah saya. Ayah saya bertarung seperti ini dengan saya, dan saya telah melakukannya bersama anak saya yang bernama Cayetana, dan sekarang bersama Carmen.

Dalam beberapa jam, foto itu menerima jutaan “suka” (hampir 14 juta saat artikel ini ditulis) dan ribuan komentar menunjukkan pertentangan antara pendukung dan penentang pertarungan melawan banteng di Spanyol.

“Anti-pertarungan banteng,” yang telah merasakan dibungkam selama bertahun-tahun oleh perlindungan banteng dari lembaga negara, telah menemukan arena untuk aktivisme mereka melalui jaringan sosial.

patry_yuma [3] Desde luego los argumentos pro taurinos son rídiculos!! Criar a un ser vivo con todo lujo de detalles para desp torturarlos… reconocer que soys unos putos sádicos… ño que hay que oir… gracias a dios el mundo se esta concienciando y ojala deje de existir esta carniceria.

Tentu argumen dari pro-pertarungan banteng itu menggelikan!! Memelihara makhluk hidup dengan perawatan yang baik untuk kemudian disiksa. Akuilah bahwa kalian adalah gerombolan orang sadis. Tentu saja kalian tak mau mendengarnya… terima kasih Tuhan, dunia menjadi lebih peduli dan mudah-mudahan pembantaian akan lenyap.

Alexvam76 [4]  Al que no le gusten los toros que respete los gustos de los demás. Es una foto de un padre con su hija .Mostrandole sus raíces.

Bagi mereka yang tidak suka pertarungan melawan banteng, hormatilah minat orang lain. Ini adalah foto seorang ayah dengan putrinya. Sedang menunjukkan asal-usul budayanya.

amparo_lopez_24 [5] Ole tu f.r.paquirri y a los k no les gusta k luchen mas por detener el ambre en el mundo y dejen de meterse en algo k lleva toda la vida siendo una cultura española

Ole, Francisco Rivera Paquirri! Mereka yang tidak suka sebaiknya berjuang saaja lebih kuat untuk mengakhiri kelaparan dunia; dan menghentikan campur tangan pada sesuatu yang telah menjadi bagian dari budaya Spanyol sejak lama.

niceguy_rob87 [6] Kamu adalah orang yang tidak punya otak. Mengapa membuat risiko bagi anakmu pada binatang yang tidak jinak! Kamu tak pantas punya anak!

Berita menarik ini dengan cepat bermigrasi ke Twitter,  “Fran Rivera” menjadi tren pada tanggal 25 Januari. Tweet menjadi sarat dengan sindiran:

Kamu tak punya rasa malu. Bagaimana bisa disebut tradisi, jika seorang pria yang menyiksa banteng sambil memeluk bayinya. Cukup!

Saya berharap punya bayi untuk membawanya ke penyaliban. — Tuhan

Tn. Rivera, bisakah Carmen main bersama kami?

Masalah ini bahkan melintasi perbatasan, menarik perhatian seorang aktor dan pembela kesejahteraan hewan di Inggris Ricky Gervais [11]:

Di sisi lain, kolega sesama matador Rivera bersimpati pada sang matador, mem-posting foto mereka dalam pertarungan melawan banteng sambil mememeluk anak mereka, seperti dapat dilihat pada twit Paula Zorita di bawah ini:

Semoga pendukung anti-pertarungan banteng tahu tentang asal-usul dan nilai-nilai budaya! Aku suka melihat foto-foto ini… #YesToKidsInBullrings

Berkat tweet ini, banyak netizen tercengang ketika mengetahui praktik yang tampaknya adalah kebiasaan matador, dimana mereka menampilkan gambar mengerikan,  seperti yang publikasikan oleh seorang matador veteran Antonio Martin:

Putraku juga senang dalam pelukanku,  saat aku bertarung melawan banteng. Hidup matador

Seseorang bernama BorisVian memberikan komentar untuk Rivera pada eldiario.es [19]:

Tu tontería, te ha puesto a ti y a los compañeros en el punto de mira del mundo entero (siendo noticia y no de las buenas en varios diarios punteros internacionales). Creo que todavía no sabes hasta donde has metido la pata.

Kebodohan telah menempatkan Anda dan kolega matador Anda dalam perhatian dunia (menjadi berita buruk dalam beberapa publikasi internasional terkemuka). Menurut saya, Anda tidak tahu betapa buruk masalah yang Anda buat.

Berita memang telah tersebar di seluruh dunia [20], ketika para matador berulang kali dikutuk sebagai tidak bertanggung jawab.

Tetapi, Susana Parra Becerril [21], membela Rivera :

A mi me encantan los toros y la Fiesta. Lo que pasa es que en España, en vez de sentirnos orgullos de nosotros y de nuestras costumbres, somos unos acomplejados que nos parece mejor todo lo de fuera. No son más irresponsables los padres que beben y se ponen al volante? Y las armas en EEUU? O la violencia machista?

Saya suka banteng dan perayaan. Apa yang terjadi adalah bahwa di Spanyol, kita tidak bangga pada diri kita dan kebiasaan kita, padahal kita menyadari bahwa semua tampak baik dari luar. Bukankah orang tua yang mengemudi dalam keadaan mabuk lebih berbahaya? Bagaimana dengan senjata di AS? Atau kekerasan dalam rumah tangga?

Virgilio27 menyamakan Spanyol dengan banteng di eldiario.es [1]:

(…) El problema es que los toros huelen a España y eso a los antiEspañoles les jode. Una sociedad cada vez más hipócrita y falsa donde la gente se acojone por ver un animal ensangrentado es una sociedad enferma que no sabe lo que es la vida ni el valor de esta. Poner a los animales a la altura del ser humano es cuanto menos de ignorantes.

(…) Masalahnya adalah banteng identik dengan Spanyol, dan itu mengganggu orang-orang yang anti-Spanyol. Masyarakat semakin munafik dan pura-pura peduli ketika orang sedih saat melihat hewan berdarah. Kami dikatakan sebagai masyarakat yang sakit yang tidak tahu hidup dan nilainya. Menempatkan hewan di atas manusia adalah kebodohan yang tertinggi.

Tak lama setelah skandal itu pecah, Ombudsman dari Andalusia memberi tahu  [22]penuntut umum di Sevilla–tempat tinggal sang matador– untuk mempertimbangkan bahwa foto itu mencerminkan “situasi dari resiko yang tidak perlu bagi seorang anak.”

Jaksa Penuntut Umum membuka penyelidikan kejadian itu dengan tuntutan di bawah kategori “perlindungan anak di bawah umur”, sedangkan Menteri Kesehatan, Pelayanan Sosial dan Kesetaraan Alfonso Alonso menyarankan sang matador untuk “merenung” [23] dan mengakuinya sebagai “tindakan yang tidak tepat, yang membahayakan anak di bawah umur.”

Namun, Alonso merasa bahwa langkah hukum terhadap Rivera tidak diperlukan.

Partai Rakyat di daerah Alonso berada telah kukuh mempertahankan pertarungan melawan banteng, sebagai sebuah kegiatan yang dinyatakan sebagai “aset budaya” pada tahun 2013. [24] Bahkan pemerintah telah memberikan dana hibah untuk olahraga ini, justru pada periode yang penuh dengan pemotongan dan pengurangan anggaran. Meskipun demikian, jajak pendapat menunjukkan bahwa setidaknya satu dari lima orang Spanyol mendukung dana pemerintah untuk pertarungan banteng.

Perlu dicatat bahwa Fran Rivera adalah seorang matador yang menyadari risiko akibat banteng yang sedang marah, karena ia sendiri telah menderita luka serius [25] ketika mengerjakan profesinya. Ketika masih kecil, Rivera kehilangan ayahnya, sang matador terkenal yang bernama Paquirri, yang meninggal pada bulan September 1984 setelah ditanduk banteng.