- Global Voices dalam bahasa Indonesia - https://id.globalvoices.org -

Kanal YouTube India ini Berhasil Menarik Hati Anak-Anak di Berbagai Penjuru Dunia

Kategori: Asia Selatan, India, Aktivisme Digital, Good News, Kaum Muda, Media Warga, Musik, Pendidikan, Teknologi
Screenshot from Children's Youtube Channel Chu Chu TV [1]

Cuplikan dari kanal YouTube Anak-Anak Chu Chu TV

Pernahkan Anda memperhatikan apa yang dilihat anak-anak balita di dunia maya, ketika Anda memberikan perangkat digital untuk menikmati acara tanpa pengawasan orang tua? Bisa dipastikan, anak Anda seperti juga anak-anak lainnya akan terpaku pada tontonan yang berisi lagu-lagu riang yang dinyanyikan oleh karakter animasi. Apakah Anda pernah berpikir mengapa anak-anak senang melihat video-video tersebut?

Baru-baru ini, Chu Chu TV, [2] kanal YouTube terbesar ketiga di India [3], dengan 5 juta orang pendaftar, menarik perhatian media sosial dengan menerbitkan sebuah laporan [4], yang isinya merupakan analisa mengapa kanal tersebut menjadi populer. Diluncurkan pada 2013 oleh Vinod Chander, seorang wirausaha asal India, Chu Chu TV merupakan kanal YouTube paling banyak ditonton di Asia Pasifik [5] dan merupakan kanal edutainment anak-anak kedua paling banyak ditonton di seluruh penjuru dunia [6]. Hal lain yang mengejutkan dari kanal ini adalah berhasil mengumpulkan 5 miliar penonton dalam tiga tahun hanya dengan 115 video.

“Anak perempuan saya bisa jadi menjadi salah satu dari ribuan penonton

“Saya bisa bilang, bahwa ritual tiap malam adalah menemani anak menonton Chu Chu TV”

“Tidak mengherankan, saya melihat setiap orang melihat Chu Chu TV melalui telepon. Ide yang bagus”

“Apa yang membuatmu sibuk, Nak?”

Apa yang Membuatnya Menarik?

Anak balita menyukai pengulangan dan berangsur-angsur tertarik dengan cerita yang sudah pernah dilihat beberapa kali. Chu Chu TV kebanyakan menampilkan lagu anak populer dan mereka memperkenalkan anak-anak pada kemampuan fonetik awal, dikombinasikan dengan warna dan musik beserta ketukannya. Video-video tersebut mengembangkan [18] kemampuan berbicara dan mendengar serta meningkatkan penguasaan kata-kata dalam bahasa Inggris. Lagu yang berima juga menambah daya imaginasi dengan menarasikan cerita yang dapat dibayangkan oleh anak-anak.

Video yang ditampilkan juga menghindari unsur negatif [5] yang dibawa oleh lagu aslinya. Contohnya ChuChu TV mengubah lagu Humpty Dumpty, sehingga Humpty digambarkan bangkit dari jatuh, belajar dari kesalahan yang dibuat dan kembali berjalan dengan percaya diri.

Camille Peters [19], seorang perempuan yang tinggal di Pulau Saint Vincent di Saint Vincent dan Grenadines, mengungkapkan pendapatnya mengenai Chu Chu Tv ini dalam akun Facebook-nya:

Anak saya langsung tersenyum ketika saya menunjukan Chu Chu TV kepadanya.Video-videonya mungkin membuat orang dewasa bosan, tapi anak-anak menyukainya dan mereka bisa mengulangi beberapa kata yang diajarkan. Salut untuk Chu Chu Tv ‪#‎carissaquietmode‬ ‪#‎herloveforlearning‬ ‪#‎herfavouriteshow‬ ‪#‎myhappychild‬ ‪#‎cantbtiredwhenshelearning‬

Karen, seorang narablog asal Inggris menuliskan pengalamannya dalam  Missing Sleep [20] tentang Chu Chu TV yang membantu anaknya bertumbuh:

Saya merasa terbantu dengan Chu Chu TV, terutama bagi anak saya yang paling muda karena dia agak sulit belajar sesuatu, kecuali hal yang menarik baginya. Dia memiliki kecenderungan cepat bosan. Saya menyarankan Chu Chu TV bagi banyak orang tua yang memiliki anak pra sekolah dan memerlukan sesuatu untuk menyenangkan untuk dipelajari.

Kanal ini juga mendorong perilaku baik pada anak, seperti pentingnya berbagai dan berkata jujur. Seorang narablog pada situs Champa Tree [21] bercerita tentang anak lelakinya yang terinspirasi oleh sebuah video dari Chu Chu TV:

Satu hari, anak saya sangat tertarik mendengarkan sebuah lagu pada kanal tersebut, yang bercerita tentang menggosok gigi. Dan Anda mungkin tidak percaya apa yang dilakukan sesudahnya. Dia langsung menuju kamar mandi, mengambil sikat gigi kecilnya yang berwarna biru dan mulai menggosok giginya.

Hanya saja, lagu yang diulang-ulang bisa jadi menjengkelkan bagi beberapa orang.

“Mengapa anak saya bisa menontonnya hingga berjuta-juta kali?

“Chu Chu TV bahkan menghantui mimpi-mimpi saya

Dalam sebuah wawancara [28] dengan TubeFilter, Vinod Chandar menjelaskan bahwa Chu Chu adalah nama panggilan untuk anak perempuannya. Dia menjelakan bahwa kesuksesan kanal-nya adalah dengan fokus pada kualitas:

Kami berkonsentrasi pada kualitas, bukan pada kuantitas. Kami berusaha keras ketika membuat video, dan memperhatikan segala aspeknya mulai dari kreasi, lirik, musik, gambar, animasi dan pengeditan akhir. Kami tidak berkompromi dengan kualitas dan hasilnya bisa dilihat sendiri.

Berapa lama waktu yang dihabiskan seorang anak menonton televisi, masih menjadi bahan perdebatan. Rata-rata anak di Amerika menonton televisi lebih dari 4 jam dalam sehari, dua kali lebih banyak dari batas waktu yang direkomendasikan [29] oleh American Academy of Pediatrics. Menonton televisi berlebihan bisa menyebabkan anak kekurangan aktivitas fisik. Hanya saja, jika waktu untuk menonton televisi diisi dengan video yang memiliki konten baik, para ahli menemukan bahwa anak-anak bisa mengembangkan beberapa kemampuan yang berguna. Biarpun begitu, beberapa orang tua berpendapat bahwa membiarkan anak menonton (melalui televisi, tablet dan telepon genggam) adalah cara pengasuhan yang terjangkau dan bisa diandalkan [30], dan dilakukan oleh sebagian besar orang tua.