Bits of Tokyo [2] adalah sebuah foto-blog tanpa nama yang menampilkan foto-foto sudut yang lebih sunyi dan lebih tua di Tokyo, yang merupakan salah satu kota paling besar di dunia.
Mencoba menampilkan sisi lain dari Jepang, yang biasanya digambarkan sebagai kota yang gemerlap dengan landskap futuristik, Bits of Tokyo mencoba mendokumentasikan rumah dan tempat berjualan yang lebih tua umurnya, sebuah pemandangan yang sebenarnya umum bukan saja di Tokyo, tapi juga kota-kota lain di Jpeang yang bertumbuh dengan cepat.
Toko kosmetik di Toranomon #Tokyo [3]. #Japan [4] #虎ノ門 [5] pic.twitter.com/VHpdT35Hu7 [6]
— Bits of Tokyo (@BitsofTokyo) June 12, 201 [7]6
Sebagian besar toko dan rumah yang didokumentasikan dalam foto blog tersebut berasal dari 40-50 tahun yang lalu, dibangun pada ledakan ekonomi atau yang biasa disebut keajaiban ekonomi, yang mengikuti kekalahan Jepang pada Perang Dunia 2.
Toko elektronik kecil di antara Shibuya dan #Yoyogi [8] di #Tokyo [3]. #Japan [4] pic.twitter.com/b78854JZdt [9]
— Bits of Tokyo (@BitsofTokyo) June 10, 2016 [10]
Bits of Tokyo juga mengambil foto berbagai lingkungan masyarakat di beberapa kota di Jepang.
Barisan rumah tua di antara Daikanyama #Ebisu [11] in #Tokyo [3]. #Japan [4] pic.twitter.com/Y0toR6FLAK [12]
— Bits of Tokyo (@BitsofTokyo) June 2, 2016 [13]
Tidak semua foto yang diambil tampak suram. Kappabashi [14]yang terletak di kota tua Shitamachi, di bagian timur Ueno, adalah kompleks rumah yang menjual berbagai keperluan untuk industri restoran.
Toko yang menjual peralatan dapur di #Kappabashi [15] di #Tokyo [3]. #Japako yang n [4] pic.twitter.com/EvrIvn9Cag [16]
— Bits of Tokyo (@BitsofTokyo) June 1, 2016 [17]
Bits of Tokyo juga menangkap secara detil gaya hidup yang nyaris menghilang, seperti pemandian umum atau sento, yang merupakan bagian penting di berbagai daerah urban Jepang setelah perang.
Sebuah pintu masuk pemandian umum di Sangenjaya pic.twitter.com/8Cu6siTmYj [18]
— Bits of Tokyo (@BitsofTokyo) May 30, 2016 [19]
Mesin kopi swalayan tua di luar pemandian umum tua di Sangenjaya #Tokyo [3]. #Japan [4] #自販機 [20] pic.twitter.com/erpcHfjswM [21]
— Bits of Tokyo (@BitsofTokyo) May 30, 2016 [22]
Foto blog ini juga menangkap sedikit detil dari kehidupan setelah era perang Showa, termasuk berbagai nama toko dan iklan.
Nama toko penjual beras, rokok dan garam di Meiji Dori di #Tokyo [3]. #Japan [4] #たばこ [23] pic.twitter.com/5FwSje82Y5 [24]
— Bits of Tokyo (@BitsofTokyo) April 16, 2016 [25]
Pemilik berbagai toko ini rupanya merupakan generasi dari tahun 70-an dan 80-an. Tidak jelas apa yang terjadi dengan daerah tersebut ketika para pedagang tersebut sudah tidak ada lagi.
Apotik, salon dan toko di dekat stasiun Gakugeidaigaku di #Tokyo [3]. #Japan [4] pic.twitter.com/JfFB1zNulV [26]
— Bits of Tokyo (@BitsofTokyo) March 4, 2016 [27]
Foto-foto lain menunjukkan bagaimana pemilik usaha kecil perlahan-lahan harus menyingkir dan pudar.
Pembaca garis tangan sekaligus tukang cukur di Keio Line di #Tokyo [3], #Japan [4]. #占い [28] pic.twitter.com/Fdx5Pm4LNa [29]
— Bits of Tokyo (@BitsofTokyo) February 24, 2016 [30]
Mereka tentu saja tidak melewatkan berbagai rumah tradisional yang cantik
Rumah tua di sekitar #Sangenjaya [31] di #Tokyo [3]. #Japan [4] pic.twitter.com/oAvaw9jI0c [32]
— Bits of Tokyo (@BitsofTokyo) January 24, 2016 [33]
Bits of Tokyo juga memiliki kanal YouTube [34].