Artikel ini dikompilasi dan diedit oleh Taisa Sganzerla, L.Finch, Georgia Popplewell dan Komunitas Global Voices.
Ada sebuah dunia yang terbentang luas di luar sana, tapi kita terkadang tidak melihat keragaman tersebut pada film yang beredar di negara kita. Agak sulit bagi kita untuk menemukan tontonan yang lain dari yang lain dan menjelajahi keberagaman cinema dunia.
Menjawab kekhawatiran tersebut, kami melakukannya untuk Anda. Kami mengumpulkan berbagai film yang disarankan dari Komunitas Global, yang terdiri dari penulis, editor dan penerjemah dari berbagai penjuru dunia. Hasilnya? Kami berhasil menyusun sebuah daftar yang terdiri 16 film dari berbagai wilayah yang berbeda, yang baru dirilis ataupun film lawas, dari film yang meraih berbagai penghargaan internasional hingga film yang benar-benar lokal.
Film adalah sebuah sarana yang secara menakjubkan akan membawa kita menjelajahi tempat yang belum pernah atau sedikit kita kenal. Sudah siap duduk dan menonton? Simak film-film berikut
Manila in the Claws of Light (Philippines, 1975)
Sebuah film Filipina klasik yang beberapa kali memenangkan penghargaan internasional, film karya Lino Broca ini menggambarkan kemiskinan dan keputusaan masyarakat Filipinan pada jaman pemerintahan diktaktor Ferdinand Marcos di tahun 70-an. Trailer dalam bahasa Tagalog dapat dilihat di YouTube (Direkomendasikan oleh Karlo Mongaya)
To Singapore, With Love (Singapore, 2013)
Film dokumenter ini dilarang pemutarannya di Singapura,menampilkan profil sembilan pelarian politik yang diusir dari negara tersebut pada tahun 1960-an, ketika Lee Kuan Yew melarang gerakan aktivis sayap kiri. Mereka tidak pernah kembali lagi karena ketakutan akan mendapatkan hukuman. Pemerintah Singapura yang berkuasa saat ini mengklain bahwa film ini memberikan gambaran yang ‘bias dan tidak sesuai tentang alasan mengapa orang-orang tersebut meninggalkan Singapura.‘ Trailer bisa dilihat di Vimeo dan dapat film utuh dapat ditonton secara gratis. (Direkomendasikan oleh Kirsten Han)
Siti (Indonesia, 2014)
Berhasil meraih penghargaan sebagai film terbaik pada Festival Film Indonesia 2015 dan Skenario Asli terbaik pada Shanghai Internasional Film Festival, Siti menggambarkan perjuangan seorang wanita muda dan juga seorang istri. Dia harus bekerja sebagai hostess karaoke di kawasan wisata Pantai Parangtritis demi membiayai keluarganya. Trailer dengan teks bahasa Inggris dapat dilihat di YouTube (Direkomendasikan oleh Juliana Harsianti)
Lovely Man (Indonesia, 2011)
Film berikutnya masih dari Indonesia, berkisah tentang hubungan dalam sebuah keluarga. Film ini mengikuti perjalanan seorang waanita muda yang lugu untuk mencari tahu keberadaan ayahnya, yang ternyata menjadi prostitut transgender di Jakarta. Dibintangi Donny Damara yang telah memenangkan berbagai penghargaa, film ini merupakan contoh yang cukup langka di Asia Tenggara karena menyoroti soal LGBT. Trailer dalam bahasa Indonesia bisa dilihat di YouTube. (Direkomendasikan oleh Juke Carolina)
La Operación (Puerto Rico, 1982)
Merupakan film dokumenter pendek tentang kebijakan strerilisasi yang diberlakukan oleh pemerintah Amerika Serikat terhadap Puerto Rico pada tahun 50-an dan 60-an. Lebih dari sepertiga wanita melakukan sterilisasi karena rumah sakit menolak membantu persalinan kecuali melakukan sterilisasi setelahnya. (Direkomendasikan oleh Firuzeh Shokooh Valle)
Isle of Flowers (Brazil, 1989)
Film pendek sepanjang 13 menit ini adalah film klasik dan memenangkan beberapa penghargaan, selalu diputar sebagai salah satu materi di SMA Brazil di tahun 90-an. Dengan pengisi suara latar yang bernada satir dan ilustrasi yang unik, film ini mengikut perjalanan sebuah tomat busuk dari sebuah pertanian kecil menuju sebuah pengolahan kayu tempat beberapa keluarga tingga. (Direkomendasikan oleh Fabiano Post)
Herod's Law (Mexico, 1999)
Film komedi Meksiko yang bercerita tentang seorang petugas kebersihan yang beralih profesi menjadi walikota di sebuah kota di tengah padang gurun. Dia kemudian mulai menyadari bahwa kekuasaan dan korupsi mulai mendekatinya. Judul film ini menggambarkan prinsip memerintah para politikus di Mexico : lakukanlah terlebih dahulu sebelum orang lain melakukannya. Trailer dalam bahasa Spanyol bisa dilihat di YouTube. (Direkomendasikan oleh Elizabeth Rivera)
Magallanes (Peru, 2015)
Dinominasikan sebagai Spanish Goya Awards, film ini bercerita tentang seorang veteran tentara perang yang menjadi sopir taksi di Lima dan kenangannya tentang penempatan di wilayah Ayacucho yang merupakan bagian dari Peru-Andean. Wilayah tersebut tadinya merupakan pangkalan gerilywan Mao dan pemberontak Shining Path. Trailer dengan teks bahasa Inggris dapat dilihat di YouTube. (Direkomendasikan oleh Gabriela Garcia Calderon)
The Longest Distance (Venezuela, 2014)
Sebuah cerita perjalanan seorang bocah berumur 10 tahun dari La Gran Sabana untuk bertemu dengan neneknya dan menyatukan kembali ikatan keluarga. Film perjalanan ini akan membawa penontonnya dari lingkungan yang rusuh di Caracas menuju suasana pedesaan di wilayah bagian Venezuela – Bolivia, yang berada di ketinggian Gunung Roraiman. Trailer dengan teks Bahasa Inggris dapat dilihat di Vimeo. (Direkomendasikan oleh Marianne Diaz)
A Trip to Karabakh (Georgia, 2005)
Dengan tujuan untuk membeli obat terlarang, sekelompok pria muda Georgia melintas perbatasan menuju Nagorno-Karabakh, sebuah wilayah yang terletak di antara Armenia dan Azerbaijan. Wilayah ini diperebutkan sejak jatuhnya Uni Soviet, tapi berakhir di tangan kekuasaan pemerintah lokal. (Direkomendasikan oleh Mirian Jugheli)
Shadows of Forgotten Ancestors (Ukraine, 1965)
Sebagai sebuah karya yang diperhitungkan di Ukraina, film ini menggali lebih dalam budaya yang terdapat pada suku Hutsuls, sebuah kelompok etno-linguistic dari Pegunungan Karpatia. (Direkomendasikan oleh Tetyana Lokot)
The Scoundrel (Azerbaijan, 1988)
Jika Anda menikmati film peraih nominasi Oscar Leviathan (2013) dan ingin mengenal lebih jauh mengenai Soviet-Rusia, jangan lewatkan film The Scoundrel ini (berjudul Yaramaz dalam bahasa Azerbaijani). Film komedi ini mengisahkan tentang penanganan korupsi yang dilakukan birokrat asal Soviet di Azerbaijan. (Direkomendasikan oleh Arzu Geybullahyeva)
Stories of Our Lives (Kenya, 2014)
Film ini diproduksi oleh sekelompok seniman asal Nairobi, yang terdiri dari 5 film pendek yang mengeksplorasi isu LGBT di negara tersebut. Film ini dilarang beredar di Nairobi karena hukum anti gay yang mereka anut. Trailer dalam Bahasa Inggris bisa disaksikan di YouTube (Direkomendasikan oleh Pernille Baerndtsein)
Tabataba (Madagascar, 1988)
Judul film ini artinya bertele-tele dalam bahasa Malagasi, tapi juga merupakan kata rahasia yang menggambarkan kebangkitan Malagasi pada 1947. Film ini melukiskan perjuangan penduduk desa Malagasi meraih kemerdekaan dari penjajahan Prancis yang berkuasa pada masa tersebut. (Direkomendasikan oleh Lova Rakotomalala)
No One Knows About Persian Cats (Iran, 2009)
Melalui mata dua musisi Teheran yang sedang naik daun, film ini memberikan sedikit gambaran tentang dunia musik indie Iran. Soundtrack-nya diisi oleh musisi terkenal Iran, seperti Hickhas yang merupakan seorang rapper dan band rock Yellow Dogs, yang vokalis dan drummer-nya terbunuh di New York pada 2009. Trailer dengan teks dalam Bahasa Inggris bisa dilihat di YouTube. (Direkomendasikan oleh Mahsa Alimardani)
Where Do We Go Now? (Lebanon, 2011)
Film ini akan membawa penonton ke dalam daerah pedalaman Lebanon di tahun 70-an, ketika negara ini sedang dilanda perang saudara. Ketika kelompok penduduk Kristen dan Muslim yang sebenarnya saling bersebrangan mulai mendirikan desa kecil, sekelompok wanita berkonspirasi untuk menjaga para pria agar tidak selalu bertengkar. Trailer dalam bahasa Inggris bisa disaksikan di YouTube. (Direkomendasikan oleh Mohammed Najeem)