- Global Voices dalam bahasa Indonesia - https://id.globalvoices.org -

Karibia Siaga Ancaman Virus ‘Zik-V’

Kategori: Karibia, Haiti, Jamaika, Suriname, Trinidad & Tobago, Kaum Muda, Kesehatan, Media Warga, Pariwisata, Pendidikan, Women & Gender
"Aedes aegypti on arm"; photo by AFPMB, used under a CC BY-NC-ND 2.0 license. [1]

“Aedes aegypti di lengan”; foto oleh AFPMB, digunakan berdasarkan izin CC BY-NC-ND 2.0.

Semenjak Otoritas Kesehatan Brazil membenarkan [2] adanya hubungan antara virus Zika [3] yang ditularkan melalui nyamuk dan kerusakan otak janin yang mewabah di negeri tersebut (dimana lebih dari 3.500 kasus [4] terjadi antara bulan Oktober 2015 dan Januari 2016), para netizen merasa risau atas kesehatan perempuan hamil di seantero kawasan.

Penyakit tersebut kini dianggap sebagai ancaman terhadap kesehatan publik di beberapa teritori Karibia. Minggu lalu saja, Pusat Pengawasan Penyakit menerbitkan anjuran sementara wisata [4] sehubungan dengan virus tersebut di 14 negara seantero Amerika Tengah dan Selatan dan Karibia.

Saat ini, tidak ada obat atau vaksin yang tersedia untuk penyakit ini. Ada sejumlah besar bayi yang terinfeksi virus ini ketika masih dalam kandungan terlahir dengan kondisi mikrosefali [5], sebuah cacat bawaan dimana ukuran otak mengecil dengan tidak wajar dan berhenti bertumbuh bersama si anak, berakibat pada keterbatasan kecerdasan dan kordinasi otot si anak. Banyak balita meninggal akibat kondisi yang mereka dera.

Blog kawasan Repeating Islands baru-baru ini melaporkan [6] insiden pertama di Puerto Rico akibat virus tersebut. Pedro Pierluisi, perwakilan Puerto Rico di Kongres (Amerika Serikat), menganjurkan “masyarakat untuk terus melakukan langkah-langkah bijak dalam menghadapi gigitan nyamuk, seperti menggunakan anti nyamuk dan mengenakan kemeja dan celana panjang”. Artikel di blog tersebut juga menyebutkan bahwa wilayah lain seperti Suriname dan Republik Dominika pun telah terjangkiti:

Menurut laporan yang muncul di Loop Suriname minggu lalu, Pemimpin laboratorium Academisch Ziekenhuis Paramaribo (AZP), yang mengkonfirmasi kemunculan beberapa kasus, mengatakan bahwa ribuan jiwa dapat terjangkit penyakit viral yang ditulari melalui nyamuk ini.

Begitu penyakit ini mencapai Karibia, Badan Kesehatan Masyarakat Karibia (CARPHA) [7] mulai mengambil tindakan [8], menganjurkan orang-orang untuk melindungi diri terhadap gigitan nyamuk dan memastikan tempat tinggal mereka tidak menjadi sarang bagi jentik nyamuk. Badan Kesehatan tersebut juga berencana meluncurkan sebuah permainan ponsel pintar yang dinamakan Zap-a-‘quito [9] guna mendidik masyarakat tentang nyamuk Aedes Aegypti dan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarangnya; menurut mereka [10] virus tersebut merupakan ancaman terhadap “kesehatan, pariwisata, perkembangan sosial dan ekonomi” Karibia.

Berawal pada bulan Juni 2015, Departemen Kesehatan Trinidad dan Tobago telah mengingatkan masyarakat [11] untuk mengambil langkah-langkah pencegahan terhadap penyebaran virus. Pada bulan November 2015, Jamaika mulai mengindahkan [12] ancaman virus tersebut — setelah mengalami wabah besar Chikungunya [13]di tahun 2014, pihak berwenang enggan berdiam diri lagi tanpa persiapan matang. Departemen Kesehatan Jamaika bahkan meluncurkan selebaran [14] mengenai virus Zika.

The Jamaican Blogs [15] melaporkan bahwa wewenang kesehatan negara tersebut melakukan tindakan pencegahan sejauh menganjurkan perempuan untuk menunda kehamilan akibat adanya ancaman “Zik-V” , nama panggilan virus tersebut di pulau Jamaika:

Menyusul laporan yang menghubungkan Zik-V dengan mikro ensefalitis, pembengkakan pada otak fetus yang dapat menghambat pertumbuhan kepala fetus, Departemen Kesehatan menganjurkan warga perempuan untuk menunda kehamilan enam hingga dua belas bulan ke depan.

Depkes juga menganjurkan bagi mereka yang sedang hamil untuk melakukan langkah-langkah ekstra untuk mencegah tergigit nyamuk karena adanya hubungan antara infeksi virus Zika dengan mikro ensefalitis. […]

Menkes Horace Halley mengatakan bahwa meskipun belum ada bukti kuat, bukti dari Brazil dan informasi dari Organisasi Kesehatan Seluruh Amerika/Organisasi Kesehatan Dunia (PAHO/WHO) dan mitra-mitra teknis lainnya telah cukup kuat bagi proses pengambil keputusan Depkes untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan atas mereka yang sedang hamil.

Virus kini semakin mendekati Jamaika, dan telah terdeteksi di Haiti.