- Global Voices dalam bahasa Indonesia - https://id.globalvoices.org -

Alasan Mengapa Inggris Berhutang Pada India Atas Penjajahan Brutal Selama 200 Tahun

Kategori: Asia Selatan, India, Inggris Raya, Ekonomi & Bisnis, Gagasan, Hubungan Internasional, Kebebasan Berbicara, Media Warga, Pembangunan, Pemerintahan, Politik, Sejarah
Shashi Tharoor speaking at Jaipur literary festival. Image by Jim Ankan Deka. Copyright Demotix (23/1/2015) [1]

Shashi Tharoor berbicara di Festival Sastra Jaipur. Foto oleh Jim Ankan Deka. Hak Cipta Demotix (23/1/2015)

Anggota Parlemen oposisi India, mantan menteri dan mantan Wakil Sekretaris PBB Shashi Tharoor [2] baru-baru ini berpartisipasi dalam sebuah debat yang diadakan oleh Oxford Union society [3]. Menurut argumennya, Inggris berhutang pampasan kepada India atas tindakan keji mereka selama dua abad penjajahan kolonial.

Klip [4] berdurasi 15 menit yang berisikan argumen Tharoor yang tegas dan lugas mengenai hak pampasan tersebut tersebar secara viral di media sosial tak lama setelah klip tersebut diunggah oleh komunitas debat Oxford Union tanggal 14 Juli.

Kongsi Dagang Hindia Timur Britania menguasai/mendominasi anak benua India sejak 1757 hingga 1858 [5]. Britania secara langsung menguasai anak benua India [6] antara tahun 1858 dan 1947 dimasa ketika wilayah tersebut lebih awam dikenal sebagai India Britania atau Kerajaan India.

Berikut beberapa cuplikan dari pidato [7] Tharoor :

Pada saat Inggris merapat di wilayah India, negara ini menyumbang 23% ekonomi global, pada saat Inggris meninggalkan India, angka tersebut turun menjadi 4%. Mengapa? Oleh sebab India dimanfaatkan demi kepentingan Inggris.

Selama 200 tahun, kebangkitan Inggris dibiayai dengan merampas India. Bahkan, revolusi industri Inggris merupakan pemicu berakhirnya industrialisasi India. [..]

Pada akhir abad ke-19, faktanya adalah India telah menjadi sapi perahan terbesar Inggris, konsumen terbesar barang produksi dan ekspor Inggris serta penggaji terbesar pegawai negeri Inggris. Kita secara harafiah membiayai penjajahan yang terjadi pada kita sendiri. [..]

Menurut hemat saya, sejatinya mereka berhutang pampasan pada kita. Secara pribadi, saya akan senang memperoleh pampasan sebesar 1 pound selama 200 tahun kedepan bercermin pada 200 tahun masa jajahan Inggris di India.

Pidato Tharoor dihargai masyarakat luas [8] di India, bahkan Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan ini di depan parlemen [9]:

Pidato Tharoor mencerminkan rasa patriotisme India berkenaan dengan isu tersebut dan menunjukkan siapapun dapat meninggalkan kesan dengan mengungkapkan argumen-argumen yang efektif di saat dan tempat yang tepat..

Miss Malini menulis ini diblognya [10] :

Terlepas dari pandangan dan sikap politik, kita boleh sepakat bahwa faktanya Dr. Shashi Tharoor adalah salah satu pedebat terkemuka di negeri ini. Itu sebabnya tidaklah mengejutkan saat sang diplomat dan mantan menteri urusan luar negeri ini mengambil bagian dalam debat di Oxford Union.

Shashi Tharoor sendiri berseru di Twitter:

Seseorang mengatakan bahwa ini merupakan salah satu pidatoku yang akan diamini pengritikku dari pihak “nasionalis Hindu” ! Benar? https://t.co/BCBuXqbjJ9 [11]

Penulis dan produser film Radha Bharadwaj menulis pesan Twitter:

menguraikan efek penjajahan Inggris di India. Catatan kecil dariku adalah rasa percaya diri orang-orang India; kerusakan bagian ini akan terus menghantui http://t.co/g5UfsPXQee [14]

Mengesampingkan perbedaan yang ada, aku terperangah oleh pidato  Shashi Tharoor . http://t.co/txUWZi45Vm [16] wajib tonton.

Pidato cemerlang oleh Shashi Tharoor. Wajib dilihat oleh setiap orang India. Sepatutnya Inggris mengembalikan Kohinoor (ket.: berlian besar yang ditemukan di India, kini menjadi bagian dari permata mahkota kerajaan Inggris) milik kita.

https://t.co/kfwdnxeCFG [19] @ShashiTharoor [20] Pidato yang hebat. Terima kasih telah mengangkat harga diri India. Terima kasih.

M Sandip Roy [22] berpendapat di Firstpost bahwa pidato Tharoor telah menyatukan masyarakat India yang bertolak belakang, tambahnya:

Meski ganti rugi yang dia maksud adalah untuk dosa-dosa abad lalu, ada beberapa hal yang relevan dengan kondisi politik kita saat ini. Pada bagian akhir pidatonya dia menegaskan pentingnya ganti rugi secara simbolik, menurut Tharoor “kemampuan untuk mengakui kesalahan yang telah dilakukan, sesederhana mengucapkan kata maaf lebih berarti dibandingkan dengan menerima persenan PDB.”

Andai saja para politisi yang acap kali beradu kepala dan mempermalukan satu sama lainnya mau memperhatikan paparan tersebut, tentu kita akan bisa terus maju dengan urusan negeri ini.