- Global Voices dalam bahasa Indonesia - https://id.globalvoices.org -

Perancis: Unjuk Rasa di Paris Terhadap Kediktatoran Gabon

Kategori: Afrika Sub-Sahara, Eropa Barat, Gabon, Perancis, Media Warga, Migrasi & Imigrasi, Politik, Protes

Pos ini adalah bagian dari liputan khusus Kerusuhan Gabon 2011 [1].

Negara kecil Gabon di Afrika Barat sedang mengalami ketegangan politik selama berminggu-minggu, kedua pemerintahan – baik yang resmi maupun tidak resmi – keduanya menyatakan status kepresidenan [2]. Pada hari minggu 27 Februari 2011, presiden tidak resmi André Mba Obame meninggalkan [3] [fr] gedung United Nations Development Programme-Program Perkembangan PBB di ibukota Libreville, tempat ia berlindung.

Sehari sebelumnya, 7.000 orang [4] [fr] berkumpul di jalanan ibukota Perancis, Paris, untuk berunjuk rasa terhadap kediktatoran Afrika dan dugaan kolusi yang dilakukan oleh pemerintahan Perancis dengan rezim diktator Afrika.

Pengunjuk rasa meninggalkan Place de la République dan menuju ke Kementerian Luar Negeri, melewati 51 rue de l'Université, dimana Ali Bongo Ondimba (presiden resmi Gabon) memiliki mansion seharga 140 juta Euro.

Baik aktivis Gabon dan Libia juga mengikuti arak-arakan.

Procession of protestors against dictatorships in Africa passing near the Louvres Museum in Paris, France on 26 February, 2011. Image by author. [5]

Arak-arakan para pengunjuk rasa terhadap kediktatoran Afrika dekat Musium Louvres di Paris, Perancis pada 26 Februari 2011. Foto oleh penulis.

Gabonese activists demonstrating against official Gabon President Ali Bongo in Paris, France on February 26, 2011. Image by author. [6]

Para aktivis Gabon berdemo terhadap Presiden resmi Gabon Ali Bongo di Paris, Perancis pada 26 Februari 2011. Foto oleh penulis.

Ketika melewati wilayah milik Presiden Ali Bongo, arak-arakan berhenti untuk berteriak “Ali Bongo Dégage” (“Ali Bongo harus pergi”), seperti yang terlihat di video YouTube berikut oleh pengguna AfricaWeWish [7]: