- Global Voices dalam bahasa Indonesia - https://id.globalvoices.org -

Kebangkitan Persepakbolaan Indonesia

Kategori: Asia Timur, Indonesia, Malaysia, Media Warga, Olahraga

Tim Nasional Indonesia untuk kedua kalinya dikalahkan oleh Tim Nasional Malaysia,  yang dikenal dengan nama Harimau Malaya. Meski Indonesia memenangkan pertandingan dengan skor 2-1, tim Malaysia menjuarai pertandingan dengan berkat akumulasi jumlah gol.

Final [1] kejuaraan ASEAN Football Federation Cup antara Indonesia dan Malaysia merupakan acara yang paling dinanti di  penghujung tahun.

Sebelumnya, satu hari setelah hari Natal, di Stadion Bukit Jalil, Malaysia memenangkan pertandingan laga pertama dengan skor 3-0 melawan Indonesia.

Sejak awal AFF Cup, tim Indonesia telah berhasil merangkum nasionalisme, perhatian media, dan juga berbagai kontroversi.

Pertandingan di Stadion GBK Jakarta. Foto oleh pengguna Plixi Citra.


Suporter Indonesia. Foto oleh pengguna Plixi Hasanuddin Ali.

Nonton Bareng di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. Foto oleh Ranie Primza.

Sebagian besar kantor dan acara pertemuan seperti rapat dan pembukaan galeri juga mengadakan acara nonton bareng pertandingan final. Foto oleh Prast Lampard.

Satu hari sebelum pertandingan, striker Bambang Pamungkas menulis [2] sebuah post:
“Football is an unpredictable thing.. Some results will make you shock, but that’s the thing that makes it passionate, the mystery in it”
Sepakbola merupakan hal yang sulit diduga..Beberapa hasil pertandingan dapat mengejutkanmu, tapi misteri didalamnya itulah yang menjadikan kita menggebu.
Dia mengingat kejadian di hari Timnas kalah:
Di tengah optimisme akan kebangkitan persepakbolaan kita yg begitu melambung tinggi, kekalahan telak tersebut bak sebuah petir di siang bolong.
[…]
Keceriaan dan teriakan kemenangan itu tidak terdengar lagi, yg samar-samar terdengar hanyalah suara hembusan napas panjang dan decakan penyesalan yg keluar para pemain yg masih nampak setengah tidak percaya..
[…]
Sesaat sebelum memimpin doa penutup, saya meminta waktu kepada Riedl untuk berbicara di depan semua pemain. Dengan setengah berteriak saya berkata “Rekan-rekan kekalahan ini harus berhenti di ruangan ini. Kita tidak memerlukan pembahasan yg lebih panjang mengenai apa yg terjadi malam ini, tidak ada saling menyalahkan tentang apa yg terjadi di lapangan tadi. Kita menang bersama-sama dan sudah seharusnya kita juga kalah bersama-sama”.
Untuk kali pertama dalam sejarah persepakbolaan Indonesia, dan berkat media sosial seperti Twitter, fans sepak bola dapat dengan bebas mendukung Timnas, mengungkapkan perasaan mereka akan masa depan persepakbolaan nasional, bahkan berinteraksi dengan beberapa atlet Timnas.

@bepe20 [3] : Ternyata 6 kemenangan dan hanya sekali kalah, belum mampu membawa pulang trophy itu saudara-saudara.. Tetap Semangat…!!!

@IrfanBachdim10 [4]:  We beat them twice!! Its not enough to win the cup. But we are the BEST of the whole tournament! And our supporters are the best!!
@IrfanBachdim10 : Im so proud of the Indonesian supporters! You are all great! Really the best supporters of the world!! Im proud of you all and to be a Indo!
@IrfanBachdim10 [4]:  Kita mengalahkan mereka dua kali. Tapi tidak cukup untuk memenangkan piala. Namun tim kita adalah tim terbaik di sepanjang turnamen! Suporter kami merupakan suporter terbaik!
Aku amat bangga dengan suporter Indonesia! Kalian amat hebat! Benar-benar suporter terbaik di dunia!! Aku bangga akan kalian semua dan bangga menjadi orang Indonesia!
@okto_manian [5]i  : Dukungan yg luar biasa dr para suporter merupakan kehormatan bagi kami.tim kita yg terbaik,suporter kita yg terbaik.
Sejumlah Kontroversi

Namun, AFF Cup 2010 juga diwarnai berbagai kontroversi. Mulai dari laser yang digunakan untuk mengganggu konsentrasi penjaga gawang [6] dalam beberapa pertandingan, kekacauan pada saat penjualan tiket, dan  tuntutan publik agar pemimpin kontroversial PSSI Nurdin Halid mengundurkan diri [7].

Suporter sepak bola Indonesia menyalahkan Nurdin Halid [8] atas tindak korupsi yang merajalela dalam tubuh PSSI body yang mengakibatkan, antara lain, kurangnya perbaikan fasilitas persepakbolaan di tanah air, cidera yang dialami fans hampir di setiap pertandingan sepakbola akibat minimnya pengamanan, dan pertandingan aspal (catatan penulis: asli tapi palsu) akibat banyaknya wasit yang korup.

Pada pertandingan final Indonesia vs. Malaysia, penggila bola nasional mengibarkan panji yang bertuliskan “Nurdin Turun”.


Panji suporter dan teriakan mereka menuntut Nurdin untuk mengundurkan diri. Video via eihcrats [9].

Gerakan ini juga bergema di Twitter [10] dan Facebook [11].

Foto-foto merupakan hasil jepretan Citra [12], Hasanuddin Ali [13], Ranie Primza [14], dan Prast Lampard [15].