- Global Voices dalam bahasa Indonesia - https://id.globalvoices.org -

Laporan Tentang Krisis di Lofa oleh Tim Ceasefire Liberia

Kategori: Liberia, Perang & Konflik, Gencatan Senjata Liberia, Rising Voices

Liberia baru-baru ini kembali mengalami pertumpahan darah yang dipicu oleh tewasnya seorang gadis pra remaja dan empat lainnya di Propinsi Lofa yang terletak di sebelah utara Liberia. Kekerasan serta pembakaran beberapa Gereja dan Masjid terjadi. Kabar ini juga telah diliput di situs Global Voices [1], yang mengutip seorang narasumber yang merupakan seorang grantee Rising Voices, berikut laporannya dari lapangan [2]:

Meeting of Lofa citizen in Monrovia. Image courtesy Nat, CL [3]

Kota-kota di Voinjama dan Zorzor di Propinsi Lofa porak-poranda akibat kekerasan yang mengakibatkan tewasnya empat orang  dan kerusakan sarana publik seperti sejumlah Gereja, sekolah, dan sebuah Masjid.

Propinsi Lofa terletak di barat laut Liberia dan merupakan wilayah tinggal beberapa suku serta beberapa agama. Daerah itu juga merupakan salah satu daerah yang menderita kerusakan terparah pada saat terjadinya perang saudara 14 tahun lamanya.

Insiden yang terjadi hari Jumat dipicu oleh penemuan jenazah seorang gadis pra remaja bernama Korpu Kamara, dia dilaporkan menghilang selama beberapa hari sebelum jenazahnya ditemukan di samping sebuah Masjid di Zorzor.

Akibatnya, puluhan siswa mengadakan protes karena mereka mengira bahwa kematian rekan sekelas mereka diakibatkan oleh warga Muslim, protes tersebut sontak berubah menjadi perpecahan antar agama yang mengakibatkan sejumah besar Gereja dan sekolah Kristen diberangus.

Nathan Charles mengabarkan [4]:

Sebuah grup yang menamai diri “Pemuda Ganta Pedulu Rekonstruksi dan Pembangunan” mengutuk aksi perusakan atas hidup dan sarana publik di Propinsi Lofa oleh sekelompok orang yang mereka sebut preman.

Nathan juga melaporkan [5] bahwa Misi PBB untuk Liberia (UNMIL) menolak tudingan bahwa serdadu mereka, yang mayoritas beragama Muslim, pilih kasih dan hanya melindungi warga Muslim pada saat krisis berdarah di Propinsi Lofa baru-baru ini.

Direktur proyek Ceasefire Liberia Ruthi Ackerman melalui email mengatakan:

Ada banyak laporan yang berasal dari media arus utama seperti Reuters namun dari apa yang kupahami adalah laporan-laporan tersebut seringkali keliru. Aku tahu bahwa ada dugaan yang menuding “SARA” sebagai pemicu aksi kekerasan, menurutku kita harus berhati-hati dalam menelusuri berita-berita yang masuk, karena Propinsi Lofa juga diketahui sering terjadi perebutan lahan, dan apa yang terkesan dipermukaan pertikaian antar agama atau kekerasan antar etnis mungkin saja berakar dari perebutan lahan.

Lofa County in northernmost Liberia. Capital: Voinjama. [6]

Dalam kabar terbaru [7] yang berhasil kami terima:

Akibat adanya perpecahan berdarah di Lofa baru-baru ini, Polisi Nasional Liberia (LNP) mengumumkan bahwa mereka menangkap beberapa orang di kota Monrovia dan menyita 10 senjata laras panjang, 27 set amunisi, 13 parang, dan 3 pisau yang digunakan dalam pertikaian.

Polisi juga menangkap beberapa napi [8] yang melarikan diri dari penjara ketika kekerasan pecah di Voinjama, ibukota Propinsi Lofa.

Ditengah kerancuan pemberitaan media arus utama, para jurnalis warga dari yang bergabung dalam LSM Ceasefire Liberia berhasil meliput krisis yang terjadi dengan sangat baik. Upaya mereka sungguh-sungguh berarti dan perlu terutama setelah kebebasan pers seringkali  dijadikan sasaran [9] oleh sekutu mantan presiden Liberia, Charles Taylor.

Pocket Cultures baru-baru ini memprofilkan LSM Ceasefire Liberia [10] di sesi Blogs of The World situs mereka. Mereka akan mewawancara [11] beberapa narablog LSM Ceasefire Liberia.