- Global Voices dalam bahasa Indonesia - https://id.globalvoices.org -

Peru: Hujan Lebat dan Tanah Longsor di Cusco

Kategori: Latin America, Peru, Bencana, Warta Semerta

Pada hari Selasa 26 Januari lalu, setelah satu minggu hujan, dimana tiga hari dintaranya hujan turun tak henti, daerah Cusco di Peru dinyatakan dalam keadaan darurat selama 60 hari [1]. Hal ini dilakukan untuk mempercepat upaya pembersihan dan membantu ribuan orang (penduduk lokal dan para wisatawan) yang telah terkena dampak banjir dan tanah longsor.

Foto oleh Carlos José dari website livinginperu dan digunakan dengan ijin.

Foto oleh Carlos José dari website livinginperu dan digunakan dengan izin.

Meskipun masih terlalu dini untuk memperkirakan jumlah kerusakan secara menyeluruh, laporan menyatakan bahwa terdapat lebih dari 40 banjir lumpur dan longsor yang tidak hanya memblokir jalan-jalan di Cusco dan menghancurkan lebih dari 9.000 hektar lahan dan tanaman panen, perumahan dan infrastruktur lain, tetapi juga menyebabkan 3 kematian. Lebih dari itu, hampir 2.000 orang wisatawan yang terdampar [2] saat ini sedang dievakuasi dengan helikopter Pasukan Angkatan Darat [3].

Pengguna Twitter lokal secara aktif melaporkan peristiwa terbaru di daerah bencana, juga memasang foto dan video kejadian secara berkala sejak dini hari. Beberapa dari pengguna Twitter yang aktif adalah Marco A. Mosco @Markopunk [4] dan @Apu_Rimak [5], keduanya berasal dari daerah bencana dan aktif mengirim pesan lewat Twitter seperti ini:

Siulan @Markopunk [4]:

En Pisac ha colapsado el puente principal. El puente está inclinado. Maizales y viviendas han sido inundadas. link [6]

Izcuchaca, inundaciones en viviendas y hospital. Dos heridos por colapsamientos de viviendas. link [7]

Seda Cusco comunica que en Saylla se han caido dos postes de alumbrado público que ha obstruido el bombeo de agua. link [8]

Jembatan utama di Pisac ambruk. Jembatannya miring. Tanaman panen dan perumahan telah terkena banjir.

Izcuchaca, banjir di perumahan dan rumah sakit. Dua orang luka-luka karena terkena runtuhan rumah.

Situs Cusco mengabarkan bahwa di Saylla terdapat dua tiang lampu yang jatuh dan menghalangi pompa air.

Siulan @Apu_Rimak [5]:

Desde el Gobierno Regional del Cusco, se acaba de declarar en emergencia la región. link [9]

Pemerintah daerah Cusco menyatakan bahwa daerah tersebut berada dalam keadaan darurat.

Para narablog juga turut memberitakan kejadian bencana ini. Derik, narablog dari Crío de la Niebla [es] [10] memasang dua video dan mengatakan:

Aunque estamos en temporada de lluvias, lo que está sucediendo está más allá de lo normal. Hoy los medios de comunicación informan que el Gobierno ha declarado el estado de emergencia en los departamentos de Apurímac y Cusco.

Una vez más es importante actuar y, al mismo tiempo, reflexionar respecto a si estamos preparados o preparándonos, por lo menos, para una catástrofe que podría ocurrir en cualquier momento.

Meskipun kita berada di musim hujan, apa yang sedang terjadi melampaui apa yang normal. Hari ini, media mengatakan bahwa pemerintah menyatakan keadaan darurat di departemen Apurímac dan Cuxco.
Sekali lagi, sangat penting untuk bertindak dan pada saat yang sama kita merenungkan apakah  kita siap atau tidak, atau dalam proses mempersiapkan diri, setidaknya untuk bencana yang dapat terjadi setiap saat.

Rekaman video yang ditayangkan direkam oleh Multimediantonio seorang pengguna YouTube, ia menggambarkan rekaman video tersebut sebagai “apa yang tidak seorang pun laporkan.” Bagian kedua dari video tersebut dapat dilihat di sini [11].

Distrik Huacarpay di Cusco secara harafiah “menghilang dari peta.” Seluruh daerah tersebut masih banjir karena danau dan sungai yang ada. Ribuan orang terkena dampaknya, orang-orang tidur di pegunungan tanpa perlindungan.

Laura Arroyo narablog Menoscanas [12] menuliskan:

El mismo Premier ha afirmado, el día de hoy, que hubo fallas en la prevención de estos desastres. Bueno pues, es hora de que deje de haberlas pues las facturas son costosas. Una vez más, la política de reacción nos demuestra que es insuficiente. No podremos evitar que más desastres naturales causen perjuicios en el Perú, pero podríamos evitar que los mismos sean tan grandes.

Presiden telah menyatakan bahwa ada kegagalan dalam upaya pencegahan bencana tersebut. Nah, sekarang saatnya untuk berhenti gagal, karena kegagalan itu mahal. Sekali lagi, kebijakan reaksi terlihat tidak lagi mencukupi. Kita tidak dapat menghindar dari bencana-bencana alam yang akan melanda Peru, tetapi kita dapat mencegah agar bencana tersebut tidak meluas.

Sumber berita penting dalam bahasa Inggris lainnya dapat dilihat di situs Living in Peru [13], Stu en Perú [14], dan KnK Explore [15]. Situs tersebut juga mengirimkan informasi lewat Twitter  secara berkala; @livinginperu [16], @stuenperu [17], dan @jkwak [18].

Media lain juga menyediakan halaman liputan khusus mengenai bencana tersebut, seperti informasi dari surat kabar El Comercio [19] [es] and La República [20] [es]. Surat kabar tersebut menyediakan informasi tidak hanya mengenai banjir lumpur di Cusco, namun juga daerah Apurímac dan Puno. Upaya penyelamatan telah dikonsentrasikan kepada wisatawan yang terdampar di Machu Picchu dan the Sacred Valley, dan diharapkan bahwa kegiatan penyelamatan tersebut akan juga mencapai kepada penduduk lokal yang terkena dampaknya dan terisolasi.

Dengan berita yang ada, banyak orang mempertanyakan rencana darurat untuk situasi pelik. Negara ini juga telah mengalami fenomena El Niño di mana banyak hal yang ditinggalkan begitu saja tanpa dibenahi. Masih ada dinding penahan yang harus dibangun kembali, lereng-lereng yang harus ditanami pohon, dan kasus-kasus relokasi. Bagaimanapun juga, dengan datangnya hujan lebat ini, banyak orang mempertanyakan apakah mungkin untuk mengambil langkah-langkah pencegahan sehingga akibat yang ditimbulkan menjadi tidak begitu parah.