- Global Voices dalam bahasa Indonesia - https://id.globalvoices.org -

Cina: Setujukah Kalian Dengan “Pernikahan Sederhana”?

Kategori: Cina, Media Warga, Women & Gender

Sebuah istilah baru kini kian populer di kalangan pengguna internet Cina: ‘pernikahan sederhana [1]’ (裸婚). Jangan salah, istilah tersebut memiliki makna khusus yaitu: menikah tanpa modal rumah, mobil, cincin berlian dan upacara pernikahan yang layak. Menikah hanya dengan diabadikan lewat foto-foto dan mendapatkan sertifikat pernikahan. Apakah anda setuju dengan jenis pernikahan seperti ini?

Di antara banyak aspek dari  ‘kesederhanaan’ ini, tidak memiliki rumah adalah titik kunci. Dwelling Narrowness [2], Sebuah drama TV terkenal di Cina ini menggambarkan suatu fenomena ‘budak rumah’ di Cina (房奴), terutama mereka yang lahir setelah 1980, mereka yang ambisi masa mudanya hancur karena harga-harga properti di Cina yang menjulang tinggi dan ketidakmampuan mereka untuk mengajukan kredit.

Boleh jadi ‘pernikahan sederhana’ ini merupakan hal yang biasa terjadi di negara-negara Barat; pasangan yang dimabuk cinta tidak akan terlalu perduli apabila mereka tidak memiliki tempat tinggal, mobil maupun tabungan yang banyak. Bagaimanapun juga, hal ini berbeda dengan di Cina, memiliki rumah  sebagai garansi simbolik atas kestabilan finansial dirasa amat penting. Sedikit sekali perempuan muda lajang (atau orang tua mereka) yang setuju dinikahi laki-laki yang tidak sukses. Salah satu syarat penting sebuah kesuksesan bagi mereka adalah dengan memiliki rumah.

Fenomena ini sepertinya juga dikonfirmasikan oleh sebuah survei online yang dilakukan oleh Sohu [3] pada bulan lalu. Dalam sebuah survei yang berjudul: ‘Di era baru ini, apakah anda setuju dengan pernikahan sederhana?’, 43% koresponden menjawab setuju dan 47% lainnya menjawab sebaliknya. Meskipun demikian, ketika hasil survei tersebut diklasifikasikan menurut jenis kelamin, terkuaklah pola yang lebih menarik: sebanyak 80% laki-laki setuju, sementara 70% perempuan tidak setuju.

Bagaimana caranya untuk memilih antara cinta tanpa syarat dan kepentingan realistis? Apa yang bisa kita baca dari hasil tentang konsep pernikahan Cina? Komentar-komentar [4] dari situs web Sohu memberikan cara pandang yang cukup menarik:

搜狐贵州省遵义市网友  (2009-12-24 02:05:30): 说明一个社会问题,社会给男性很大的压力,在这个发展迅速的社会里面,物价与工资待遇的不等。具我对我周边的很多男性朋友的了解,一谈到结婚就害怕,说起 结婚所要的东西花费的钱就一头烂泥,还有现在很多女性对于南方结婚的要求也很高,车、房都要有。试想一下男性的工资与现在社会的消费及放假的高矮,一个男 性平均下来一个月的工资只能买到一块地板砖的位置,还要生活,除非有第二职业、非法盈利或收入,一般男性在结婚前是很难买的起房子的。这给男性带来了很大 的压力。也许“裸婚”对与爱来说真的是一种考验,说爱那么幸福是大家一起创造的,不是男性一个人先创造好的。

Hal tersebut berbicara tentang permasalahan sosial yang ada. Masyarakat terlalu memberikan banyak tekanan kepada kaum laki-laki. Di dalam pertumbuhan ekonomi yang cepat saat ini, gaji pekerja tidak diberikan dengan tepat sesuai dengan kenaikan harga. Teman laki-laki di sekeliling saya merasa takut untuk membicarakan pernikahan dan patah semangat karena biaya pengeluaran yang dibutuhkan untuk menikah sangat tinggi. Sekarang ini para perempuan banyak permintaannya; dari mulai rumah, mobil, dan sebagainya. Coba pikirkan tentang gaji para laki-laki yang minim dan ditambah biaya hidup sekarang ini. Gaji bulanan yang biasa diterima hanya cukup untuk membeli ubin lantai, belum lagi bicara tentang biaya hidup sehari-hari. Kecuali kalau anda punya dua pekerjaan atau pendapatan gelap, sebagian besar laki-laki jarang sekali bisa membeli rumah sebelum menikah. Hal ini menciptakan tekanan yang berat kepada laki-laki. Bisa jadi konsep ‘pernikahan sederhana’ ini merupakan ujian cinta. Cinta adalah kebahagiaan yang diciptakan bersama, bukan yang dibayar di muka oleh laki-laki saja.

搜狐江苏省南通市网友 (2009-12-24 03:21:20): 裸婚是对现实的一种逃避。其实作为20几岁的女孩子,我遇到的很多同龄的女孩子还有他们的父母,还是非常理性的。我父母就说,现在房价这么高,要谁家男孩 子的父母去买套房子来结婚,挺过分的,有房子的很好,没房子的两家一起尽力买,父母没有经济实力帮忙的,小两口结婚后自己慢慢解决。我父母一直说,男生和 他家人的人好不好比钱重要,要是有钱可是对你不好也没有。所以,理性的女孩子还是很多的,非得有房有车有钻戒才结婚的,毕竟不是多数。当然,你要是非得去 追求那种心高气傲的美眉,那就没辙了。可是,裸婚太讽刺了吧,我看走婚比这还靠谱儿的,各住各家不更好吗。想裸婚的男人们,本身就不负责任,因为你压根儿 就没有想和人家好好生活!

‘Pernikahan sederhana’ merupakan suatu pelarian dari kenyataan. Sebagai perempuan berumur dua-puluhan, saya telah bertemu banyak perempuan dengan umur yang siap menikah, bersama dengan orang tua mereka, dan mereka sebenarnya cukup masuk akal. Orang tua saya mengatakan kalau meminta lelaki muda untuk membeli rumah sebelum menikah adalah hal yang tidak masuk akal mengingat harga rumah yang begitu mahal. Memiliki rumah saja sudah bagus, tapi kalaupun tanpa rumah, kedua pihak dapat mengatasi permasalahan itu secara bertahap. Orang tua saya juga bilang kalau sifat laki-laki yang akan dinikahi itu jauh lebih penting daripada kenyataan apakah ia punya uang atau tidak. Dengan begitu, masih banyak perempuan-perempuan yang layak; mereka sangat jarang meminta rumah, mobil atau cincin berlian. Tentu saja akan jadi persoalan lain jika anda mengejar perempuan yang materialistis. Namun, bukankah ‘pernikahan sederhana’ itu agak sedikit berlebihan? Saya rasa lebih aman untuk hidup terpisah daripada demikian. Mereka para laki-laki yang menginginkan pernikahan sederhana sama saja tidak bertanggung jawab karena mereka tidak pernah berpikir untuk berkontribusi untuk hidup yang lebih baik dengan pasangan mereka!

Wuyuesanren [5] (五岳散人), seorang intelektual publik mengadakan penelitian mengenai alasan budaya yang mendasari mengapa kebanyakan laki-laki lebih memilih ‘pernikahan sederhana’ daripada perempuan:

并非是女性更注重现实利益,而是我们这个社会毕竟还是男权社会,男性在主导社会的同时,也承担着更多的社会与家庭责任。这也证明,我们社会的女士还是具有深刻的自身角色意识,而整个社会本来应该勇于承担的男同胞们倒是有所退缩。

Hal ini terjadi bukan karena perempuan lebih realistis, namun karena masyarakat kita yang masih berpusat pada laki-laki, yang artinya bahwa besarnya tanggung jawab keluarga masih jatuh pada laki-laki. Hal ini juga membuktikan bahwa para perempuan kita masih menyadari kenyataan ini dan mereka pun bertindak demikian, di sisi lain para lelaki tidak memiliki keberanian untuk mengambil tanggung jawab ini.

Kemudian ia melanjutkan penelitian atas beberapa alasan praktis:

任何一个社会里,财产这件事都是与时间联系在一起的,年轻人都是有消费欲望而消费能力欠佳。可很多人到了有足够能力消费的年龄段之时,往往又属于那种“贼心、贼胆都有了,但贼没了”的境地。

Di dalam setiap masyarakat, kekayaan terhubung erat dengan waktu. Kaum muda memiliki keinginan tapi tidak memiliki daya untuk mengkonsumsi. Ketika mereka semakin tua, mereka memiliki daya tersebut namun tidak memiliki keinginan untuk mengkonsumsinya lagi.

现代社会解决的方式就是金融产品的创新,使得中年之后过剩的消费能力预支到青年时期… 银行按揭就是这种理念的现实手段之一。不过,还是有很多人买不起房子,或者不敢利用这种调整一生收入的举措,除了首付之类的东西太高之外,更多的是对于未 来的担心。而这种担心是双方面的,一方面是担心自己的未来,另一方面,银行也在担心你的未来。两边全担心的结果,就是这种金融手段看着已经成了主流,实际 上不但享受此待遇的人不多

Jalan keluar masyarakat modern terhadap dilema ini adalah melalui pembaharuan finansial, yaitu dengan memindahkan kapasitas berlebih dari konsumsi para orang tua kepada kaum muda dengan jalan kredit. Contohnya adalah dengan mengambil kredit. Meskipun demikian, masih banyak orang yang tidak mampu membeli rumah, atau tidak berani mengatur pola pendapatan seumur hidup melalui inovasi ini. Terlepas dari kenyataan bahwa uang mukanya terlalu mahal, orang-orang khawatir dengan masa depan finansial mereka dan pada sisi lain, bank-bank yang ada pun khawatir dengan masa depan orang-orang. Hasil yang didapat dari kekhawatiran ini membuat pada akhirnya hanya segelintir orang yang dapat menikmati inovasi ini.

您看,如果我们不讨论道德与文化,也是可以找出一些更现实的理由的。只是这种缘由想要改变,倒还真不如直接去PK道德呢,因为那样不但比较安全,而且不会伤害某些特殊的利益阶层。

Perhatikan, jika kita menghindari diskusi mengenai moralitas dan budaya, kita masih dapat menemukan alasan-alasan yang realistis. Tetapi jika kita ingin adanya perubahan, akan lebih baik jika kita mengkritik budaya yang ada. Cara ini lebih aman dan tidak akan merugikan kelas-kelas yang memiliki kepentingan tertentu.