- Global Voices dalam bahasa Indonesia - https://id.globalvoices.org -

A.S.: Prangko Idul Fitri Memprovokasi Rasisme di Tennessee

Kategori: Amerika Utara, Amerika Serikat, Agama, Kebebasan Berbicara, Media & Jurnalisme, Media Warga, Pemerintahan, Politik
Sebuah perangko versi tahun 2008, sebelum harganya dinaikan

Ketika kaum Muslim di Amerika Serikat merayakan Idul Fitri [1], perayaan yang menandai berakhirnya bulan Ramadan, sebuah surel berantai bernada miring beredar.  Surel tersebut menuduh, dengan tidak adilnya, Presiden Obama meluncurkan sebuah prangko perayaan Idul Fitri dan mengajak para pembaca surel untuk memboikot prangko tersebut, mengatasnamakan beberapa serangan teror yang menghantam Amerika Serikat dalam dua puluh tahun terakhir.  Isu lengkap surel tersebut dapat dilihat dalam pos ini [2] yang dimuat oleh Missives from Marx, yang mengekspresikan kegundahannya atas surel tersebut, katanya:

Aku baru saja menerima surel yang diteruskan oleh salah satu sanak keluargaku. Karena hal seperti inilah Aku akan menghabiskan empat mingguku untuk mempelajari  mata pelajaran Agama-Agama Barat dan melucuti stereotipe Muslim. Inilah sebabnya pikiran kritis merupakan komponen penting  dalam pendidikan.

Ternyata, tidak ada yang baru mengenai surel tersebut, atau pun prangko.  About.com [3] menjelaskan bahwa surel tersebut telah muncul setidaknya pada  tahun 2002,  sementara prangko tersebut diluncurkan pada tanggal 1 September 2001.

Aziz Poonwalla, dari BeliefNet blog City of Brass, menjelaskan [4] sejarah surel tersebut:

Beberapa versi surel, yang telah beredar bertahun-tahun lamanya, telah berulang kali dibuktikan ketidak benarannya [5], namun surel itu tetap saja beredar. Aku sempat menulis sebuah pos blog yang komplit mengenai sejarah prangko Idul Fitri [6], kontroversi yang mengiringi peluncurannya (sebagian besar dari politisi Republikan yang konservatif), serta pembelaan Presiden Bush dan Ketua Parlemen Hastert. Singkatnya, prangko tersebut diluncurkan tanggal 1 September 2001, sepuluh hari menjelang serangan 9-11, pada masa pemerintahan Bushd. Gubernur Piper bergabung dalam deretan panjang politisi konservatif yang mengatakan tidak keberatan terhadap peluncuran prangko hari raya Hanukkah, Kwanzaa, bahkan Tahun Baru Cina – namun sebuah prangko yang ditujukan bagi kaum Muslim yang merayakan Idul Fitri dipandang sebagai ancaman, hingga respon dari warga Amerika yang “patriotik” diperlukan?

Sebuah pos [7] pada  Clarksville Online, sebuah blog kota Clarksville, Tennessee, menjelaskan mengapa surel tersebut menjadi tajuk utama tahun ini:

Gubenur Clarksville Tennesseer, Johnny Piper telah meneruskan surel kepada Pegawai Negeri kota, yang menyulut perasaan anti-Islam, menajak mereka memboikot prangko yang diluncurkan Servis Pos Amerika…

…Gubernur Piper sejak itu berusaha membela segenap aksinya, namun tak satupun pembelaan tersebut dapat dibenarkan. Umat Islam merupakan bagian integral dalam negara ini. Mereka berjuang dengan gagah dalam angkatan bersenjata kita, membela negeri kita, dan kemerdekaan kita. Tak seorangpun harus diperlakukan bak warga negara kelas dua semata-mata karena agama dan kepercayaan yang mereka anut, atau akibat aksi yang diluncurkan oleh kelompok sayap radikal. Insiden yang diciptakan gubernur kita ini tlah mendatangkan malu bagi kota, negara bagian dan negara kita.

Sheila Musaji yang telah merunut surel berantai tentang prangko bagi  The American Muslim (Muslim Amerika – TAM) sejak tahun 2005, dan dalam tulisan terbarunya, dia berpendapat tentang [8] aksi kebencian Gubernur Piper:

Aku yakin sang gubernur juga akan amat terkejut mendengar tentang acara buka puasa bersama yang diadakan Presiden Obama di Gedung Putih [9].

Dan tentu saja,  pembelaan akhir mereka yang fanatik adalah:  “Aku punya beberapa teman Muslim yang akrab,” tambahnya segera.”

Mungkin teman-teman baik Muslimnya dapat memberitahunya mengapa hal INI [10] (PDF) menyinggung.