- Global Voices dalam bahasa Indonesia - https://id.globalvoices.org -

Gabon: Capres Gunakan Jejaring Sosial dalam Pemilu Bersejarah

Kategori: Afrika Sub-Sahara, Gabon, Aktivisme Digital, Pemerintahan, Pemilihan Umum, Politik
null
Bruno Ben Moubamba, kandidat kepresidenan di Gabon, menggunakan media baru untuk menyebarluaskan pesannya.

Ketika Gabon mempersiapkan pemilu pertama sejak kematian Omar Bongo [1], seorang kandidat mencoba mencetak sejarah dengan menggunakan sarana jejaring sosial. Bruno Ben Moubamba [2], jurnalis dan direktur Institut Edith Stein [3][fr] di Perancis, telah kembali ke Gabon untuk mencalonkan diri sebagai kandidat independen. Lawannya adalah Perdana Menteri yang sekarang masih memerintah, Jean Eyeghe Ndong [4], dan putra Bongo sendiri.  Moubamba mencoba menyelaraskan dirinya dalam arena pemilu ini.

Mengikuti aksi humas Obama, kampanyenya menggunakan internet untuk menggerakkan jaringan aktivis dan pendukung Gabon dan juga kelompok diaspora.  Kampanye Ben Moubamba [2] tidak hanya dengan membuat sebuah blog [2], namun juga memanfaatkan anjungan media sosial lainnya, termasuk Twitter [5], Flickr [6], Facebook [7], YouTube [8], dan hi5 [9].  Bagaimanapun, masih belum jelas berapa banyak penduduk Gabon yang dapat diraih melalui jalan ini, diperkirakan hanya sepuluh persen dari jumlah penduduk yang memiliki akses internet, baik secara pribadi maupun via kafe internet umum.

Sebelum kematiannya pada tanggal 8 Juni di usia 73, Bongo adalah pemimpin terlama, yang berkuasa selama 41 tahun. Dengan putra Bongo sebagai kandidat resmi partai yang berkuasa, kekurang tahuan Gabon akan tradisi demokrasi, dan dengan pemilu yang akan segera berlangsung pada 30 Agustus [10], Moubamba menghadapi arena yang sangat rumit.

Lahir pada tahun 1967, tahun ketika Bongo kembali berkuasa, Moubamba mewakili generasi muda para pemimpin Afrika. Dalam blognya, Moubamba [2] melemparkan kritik tajam [11] pada kekuasaan, yang mengacu sebagai “spesialis dalam penindasan,” dan menyarankan untuk dialog antar generasi:

Je suis en ce moment en train de recomposer mon équipe pour passer de la pré-campagne à la campagne. Je travaille avec une centaine de volontaires. Je m’aperçois que les autorités de ce pays sont massivement rejetées par la population. Les participants des meetings des candidats gouvernementaux reçoivent entre 75 et 200 euros pour leur participation! On est en train d’acheter les Gabonais avec leur propre argent!

Saat ini, saya menata ulang tim saya untuk proses pra-kampanye hingga kampanye. Saya bekerja dengan ratusan sukarelawan. Saya menyadari masyarakat sangat tidak menyukai pihak berwajib di negara ini. Mereka yang hadir dalam pertemuan dengan kandidat menerima antara 75  sampai 200 euro atas keikutsertaan mereka! Para politisi menyuap  rakyat Gabon menggunakan uang rakyat!

Or, voilà plusieurs semaines que le Parti démocratique gabonais actuellement au pouvoir tergiverse sur la désignation de son candidat aux futures élections présidentielles. Les tensions semblent fortes. M. Eyéghé Ndong, l’actuel Premier ministre, a par exemple déclaré ses dernières heures qu’il se plierait à un rejet de sa candidature, si cela s’effectuait dans des conditions démocratiques.

Meskipun sudah beberapa minggu Partai Demokratis Gabon, yang sedang berkuasa, mengulur-ulur pencalonan kandidatnya untuk pemilu kepresidenan yang akan berlangsung. Tekanan semakin meninggi. Bpk. Eyéghé Ndong, Perdana Menteri yang masih menjabat, contohnya, menyatakan beberapa jam yang lalu bahwa ia akan menolak jika ia dicalonkan sebagai kandidat jika pemilu berlangsung  secara demokratis.

Je me demande si ces tergiversations n’illustrent pas une querelle générationnelle naissante entre les quarantenaires et les soixantenaires, habitués du pouvoir.

J’ose espérer que la génération de nos aînés ne va pas opter pour la continuité sans transformation sous prétexte de défendre ses intérêts. Car il semble en fait que leurs intérêts, comme ceux de tous les Gabonais, se situent dans le changement et dans le dialogue intergénérationnel !

Saya bertanya-tanya bila penguluran ini tidak memberi tanda saling tidak setuju antara generasi yang lahir di tahun empatpuluhan dan enampuluhan, yang sudah terbiasa dengan kekuasaan.
Saya berani berharap bahwa generasi pendahulu kita  tidak akan memilih kesinambungan tanpa adanya perubahan dengan dalih membela minat minat mereka. Karena tampaknya minat mereka, seperti mereka dari sekian banyak masyarakat Gabon, tergantung pada perubahan dan dialog antar generasi!

Putra Bongo akhirnya mengumumkan pencalonan diri resmi, dan Eyéghé Ndong, memprotes, dengan mengumumkan dirinya sendiri sebagai kandidat independen. Patrick Ageron [12], seorang pendukung Ben Moubamba, menulis dalam laman Facebook nominasi Bongo, Jr.:

Une nouvelle preuve encore que le système de la royauté (où le fils devient le successeur du père) toujours en vigueur dans nos contrées a bien été exporté sur le continent Africain.

C'est particulièrement dommage.
Quand cela cessera-t-il?

Semakin banyak bukti bahwa sistem monarki (dimana seorang putra otomatis menjadi penerus ayahnya) masih berpengaruh kuat di negara ini  dan telah menyebar ke seluruh bagian benua Afrika.

Sungguh memalukan.
Kapankah hal ini akan berhenti?

Lucien Ntole [13] menawarkan kata-kata penyemangat:

Bruno, vous êtes enfin sur la ligne de départ! Je vous souhaite bonne chance pour la suite de cette belle aventure. Pour beaucoup d'entre nous vous incarnez le rêve d'un nouveau Gabon, bâti sur la justice et le droit; un pays où ” les gens de peu” relèvent enfin la tête. Du courage et bon vent!

Bruno, Anda akhirnya berada di garis depan! Semoga beruntung dengan sisa petualangan indah ini. Bagi kebanyakan di antara kami, Anda mewakilkan harapan Gabon baru, didirikan dengan keadilan dan hukum, suatu negara dimana “mereka yang termarjinalkan” akhirnya mampu mencapai puncak.  Tetap tegar dan terus maju !