Dalam beberapa minggu terakhir bloger di Fiji banyak menyuarakan pendapat mereka mengenai devaluasi Fiji Dolar.
Pada 15 April, Bank Cadangan Fiji mendevaluasi Dolar Fiji sampai 20%, menurunkan harga mata uang menjadi lebih murah dibanding nilai mata uang lainnya. Ini berarti semakin banyak dolar Fiji yang dibutuhkan untuk membeli barang dari luar negeri. Bagi para pembeli luar negeri, produk-produk Fiji kini menjadi lebih murah.
Sektor industri menyambut keputusan ini, mengatakan bahwa harga murah akan lebih menarik perhatian turis. Lainnya berpendapat devaluasi akan berdampak pada penduduk miskin negara tersebut, terutama ketika pemerintah menurunkan usia untuk pensiun menjadi 55 tahun.
Loyal Fijian menyebut devaluasi ini sebagai gerakan ekstrem yang dilakukan oleh pemerintah Fiji.
Tidak bisa disangkal lagi bahwa kita sedang mengalami masalah serius.
Para pebisnis pintar yang mempunyai koneksi luas sudah mengetahui hal ini dan sedang melarikan diri ke negara lain sebelum pemberitahuan ini diumumkan. Masyarakat umum baik wanita maupun lelaki sekarang harus membayar lebih untuk produk-produk impor.
Jadi jika lain kali Anda pergi ke toko untuk membeli mie, ikan makarel, susu bubuk dan banyak barang lainnya, Anda akan membayar lebih mahal.
Dan hal ini berada di puncak inflasi yang tentunya akan mencapai posisi dua digit sekarang.
Ekonomi di Fiji pernah mengalami hal parah sebelumnya, tak terhindarkan jika Anda mengamati angka kekacauan politik yang kita pernah alami. Tapi kita berhasil melaluinya tanpa mengalami kejatuhan di bidang ekonomi.
Di Twitter, gilbertfiji mempunyai saran untuk para ekspat Fiji:
para penduduk Fiji ingin ke luar negeri? ini saat yang tepat untuk mengirim uang ke Fiji, setelah devaluasi dolar Fiji.
Sebuah pos di blog Intelligentsiya berpendapat sebaliknya:
Mungkin rencana besarnya adalah untuk memancing devisa ke dalam negara dan membiarkan mayoritas penduduk berjuang dengan kenaikan biaya barang-barang impor sebanyak 20%. Termasuk keperluan penting seperti biaya hipotek, makanan (beras, tepung, kentang), bahan bakar, obat-obatan, bahan bangunan dan lainnya dan tebak siapa yang harus membereskan kejatuhan-sementara atau menghadapi dampak konsekuensi sosial? Ya anda Bainimarama. industri turisme “apolitik” (kami belum melupakan bagaimana “apolitik”nya grup ini saat berjuang menghadapi draft legilslasi qoliqoli Qarase), yang juga akan menanggung peningkatan biaya impor makanan yang tidak bisa disanggupi oleh produksi domestik.
Tanda bahwa aktivitas ekspor akan meningkat sejak devaluasi masih samar. Penghasilan eskpor adalah poin penting, industri gula, yang kehilangan pembeli pentingnya UE telah mengalami penurunan secara konsisten. Kenaikan dalam biaya domestik untuk mendorong ekspor secara efektif menggagalkan segala simpanan seperti yang telah dijelaskan dengan halus oleh pakar ekonomi Satish Chand.
Yang jelas tidak ada dana baru yang bisa disuntikkan ke dalam perekonomian dan permohonan oleh Pemerintah RBF bahwa Kami para Penduduk harus menanggung inflasi selama 12 bulan adalah hal konyol dan benar-benar arogan. Apalagi yang akan disedot oleh rezim ilegal ini dari masyarakatnya?
Orang-orang tak mampu di Fiji yang akan benar-benar merasakan efeknya, tulis Raw Fiji News.
Sesuai dengan devaluasi Dolar Fiji sampai dengan 20%, inflasi atau biaya hidup di Fiji diperkirakan akan naik melihat biaya impor makanan dan barang akan menjadi lebih mahal karen melemahnya Dolar Fiji.
Ini berarti harga beras, tepung, teh, dan bahan-bahan dasar lainnya akan naik dan memberi efek luar biasa terhadap keadaan ekonomi orang miskin.
Membayar lebih untuk biaya bus dan bahan bakar dalam beberapa minggu ke depan karena komoditas impor terbesar di Fiji, bahan bakar, akan lebih mahal.
Saatnya untuk kembali ke desa dan menanam sendiri makanan kita.
Membeli produk lokal, sayuran dan buah dan singkirkan membeli makanan berlemak dalam daftar budget kalian.
Talking Fiji menggarisbawahi poin bahwa kepercayaan investorlah yang membawakan investasi, bukan mata uang lemah.
Saya pribadi tidak melihat bagaimana RBF (Reserve Bank of Fiji)[en]-Bank Simpanan Fiji dan rezim sementara bisa menarik investasi asing dengan menurunkan nilai dolar kami, karena pakar ekonomi manapun akan berkata bahwa ini akan lebih merugikan kita dibanding menguntungkan kita.
Saya rasa inilah mengapa pilihan ini menjadi ‘pelabuhan terakhir’.
Di penghujung hari investor asing akan datang ke Fiji jika situasi politk di negara ini telah stabil, para militer kembali ke kamp dan peraturan hukum dan demokrasi kembali seperti semula.
Kepercayaan investorlah yang menaikkan dengan dolar asing, bukan devaluasi.