Italia: Berita dan Renungan Warga Akan Gempa L'Aquila

Hari Senin tanggal 6 April, pukul 03:32 sore waktu setempat (01:32 GMT), L'Aquila, ibukota propinsi Abruzzo tengah, 60 mil timurlaut Roma, dihentak gempa bumi 6,3 pada skala Richter [en]. Meskipun bencana tersebut bukan tragedi pertama yang dialami negeri, namun gempa tersebut merupakan salah satu yang terparah yang dialami Italia dalam kurun waktu tiga dekade terakhir. Menurut laporan teranyar, terdapat 250 korban meninggal, 1.000 terluka (100 diantara mereka terluka parah), dan lebih dari 25.000 orang kehilangan tempat tinggal. Total 26 kota dan pedesaan terkena imbas [It], dan beberapa diantaranya nyaris musnah total. Gempa tersebut mengguncang seluruh Italia tengah termasuk ibukota Italia, Roma,  bahkan sempat terekam kamera-kamera dalam acara TV realitas “Big Brother” yang aktif selama 24 jam [It].

Kesadaran Akan Hal Buruk

Foto-foto sontak bermunculan di situs Flickr dan tak henti unggah sepanjang hari.

Rubbels
Foto karya healinglight pada situs Flickr

Berita-berita pertama juga bermunculan di halaman pengguna Twitter lokal  (terutama mereka yang tergabung dalam tag #italy dan #terremoto) dan menyebar cepat ke seluruh dunia, berkat layanan seperti Breaking Tweets [en] – bahkan sebelum berita-berita muncul di TV kabel.

Twitter user danybus1

[Terbangun akibat gempa bumi, segera mencari info pada Twitter (dan langsung menemukan)]
Dan pada pagi harinya, berita-berita semakin bermunculan, bahkan komentar mulai mengalir ke Facebook. Pada kelompok “Terremoto in Abruzzo” [it] (Gempa Bumi di Abruzzo) Chiara memohon agar dunia tidak membiarkan “mereka sendiri tanpa pertolongan”, tulisnya:

l'Aquila distrutta… speravo fosse un sogno ed invece è tutta realtà… non ci posso ancora credere… mi si stringe il cuore… ma l'Aquila ritornerà ad essere bella come prima ed a emozionarci ancora.. Sono vicina a tutti…

“L'Aquila musnah… Kuharap ini hanyalah mimpi, tapi hal ini nyata adanya… Tak dapat kupercaya… Hatiku hancur. Tapi L'Aquila akan kembali indah lagi seperti semula dan kami akan kembali bahagia… Aku dekat dengan mereka semua yang tinggal di sana”

Bantuan Datang Cepat

Di grup yang sama “Terremoto in Abruzzo”, sesorang dari Messina, sebuah kota di Sisilia, mengatakan bahwa dia siap untuk berangkat ke tempat terjadinya bencana, seperti banyak warga Italia lainnya:

vorrei partire come volontario x dare un aiuto anche io.. qualcuno che è della provincia di messina sa dirmi come fare?? chi contattare? fatemi sapere… grazie

Aku bersedia menjadi relawan di sana… Ada warga propinsi Messina yang tahu bagaimana aku bisa menolong?? Siapa yang bisa kukontak? tolong hubungi saya… terima kasih

Di hari pertama bencana sendirim ada sekitar 500 kelompok berbeda yang menyerukan aksi solidaritas – salah satunya disampaikan oleh Daniela dari Reggio Emilia:

in questo drammatico momento di immenso dolore, mi rendo disponibile ad ospitare una famiglia presso la mia casa, offrendo loro un alloggio confortevole, e tutto il mio sostegno morale.

Dalam peristiwa dramatis yang menyakitkan ini, Aku membuka pintu rumahku bagi sebuah keluarga yang membutuhkan tempat tinggal sementara, menyediakan tempat yang nyaman bagi mereka, dan dukungan moril.

Alessandra juga turut bersimpati terhadap mereka yang kehilangan tempat tinggal, katanya:

Facciamo un gruppo in cui le persone che hanno più di una casa si offrono di mettere a disposizione un'abitazione per gli sfollati del terremoto. Io sono disponibile.
COME CI POSSIAMO MUOVERE?

Mari kita bentuk kelompok dimana orang-orang yang memiliki lebih dari satu rumah dapat meminjamkan rumah milik mereka pada para korban gempa. Aku siap melakukan hal ini. ADA IDE BAGAIMANA SEBAIKNYA KITA LAKSANAKAN HAL INI?

Media Warga Turut Memberi Dukungan Dalam Pelaksanaan Penanggulangan Bencana

Hari berikut mendatangkan tingginya fokus terhadap akibat bencana, dan internet menjadi tempat favorit untuk menyebarkan berita terbaru tentangnya. Dalam YouTube, Mastrostyle mengunggah sebuah slideshow dengan beberapa foto yang mengharukan. Lukalove juga menciptakan karya serupa  yang tak kalah mengharukan poignant menggunakan slide.com. Beberapa warga turun ke tempat kejadian berbekal ponsel berkamera dan mewawancarai para korban dan mereka yang tergabung dalam tim pertolongan.

Klik pada tautan ini untuk melihat  sebuah video yang menampilkan seorang gadis yang baru saja ditarik keluar dari reruntuhan, sedang di pandu menuju sebuah ambulans. Sementara, video berikut turut menampilkan beberapa wawancara dalam bahasa Italia, beberapa korban yang berada di sebuah taman di L'Aquila:

Kritik Terhadap Liputan Media-Media Utama

Kejadian ini nampaknya membuat semua orang sensitif dan emosional. Banyak dari mereka tidak mampu mentolerir kesalah kecil sekalipun yang dilakukan oleh peliput berita online besar. Blog Pensierispettinati [It] mengamati bahwa salah satu kesalahan foto L'Aquila yang ditampilkan harian situs  Corriere della Sera, salah media terkemuka Italia. Masalahnya, foto tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan L'Aquila, karena salah satu foto tersebut merupakan foto bencana gempa Sichuan di Cina tahun 2008. Mereka menghapus foto tersebut tak lama kemudian, namun melakukan kesalahan kedua kalinya dengan mengunduh foto aksi pertolongan bencana gempa lain yang terjadi di Turki.

Beberapa bloger mengkritik [It] situs surat kabar lainnya, Repubblica.it yang mengeksploitasi peristiwa tragis itu untuk meningkatkan penjualan iklan mereka dan mencantumkan iklan-iklan tersebut di halaman laporan khusus.

Tragedi Yang  Mungkin Terhindarkan?

Banyak warga net menganggap bahwa gempa tersebut telah diprediksikan: Propinsi Abruzzo merupakan daerah yang rawan dan selalu dipantau ketat. Bahkan, satu minggu sebelumnya, menggunakan alat hasil ciptaannya sendiri untuk mengukur kadar gas, Giampaolo Giuliani, seorang ilmuwan yang bekerja di Institut Negara Bagi Penelitian Fisika dan Nuklir, telah memprediksikan sebuah gempa kuat di kota yang bertetanggaan dan telah mengabarkan hasil temuannya ini pada pihak kepolisian dan warga. Namun direktur Badan Perlindungan Masyarakat bernama Bertolaso, menuduhnya sebagai provokator kekhawatiran, dan mengancam menuntut sang ilmuwan jika dia tidak mau berhenti membicarakan hal tersebut – singkat kata Giuliani menutup mulutnya.

Kisah ini tak berhenti dibicarakan di dunia maya. Enzo Giarrittiello, dalam blognya La voce di Kayfa menulis [It]:

Ora che purtroppo le sue previsioni si sono avverate, seppure con una settimana di ritardo rispetto a quanto aveva inizialmente ipotizzato, non sarebbe il caso di stanziare fondi per favorire la ricerca di Giuliani anziché mandarlo in prigione? Dando per scontato che le sue teorie sono pure illazioni, senza nemmeno cercare di capire i principi su cui si fondano, non ci si comporta in maniera oscurantista assumendo lo stesso atteggiamento dei censori medievali?

Sayangnya kini prediksinya menjadi nyata, meski satu minggu tertunda, apakah lebih bijak untuk membiayai riset Giuliani daripada mengancam untuk memenjarakannya? Bila memang teorinya terbukti salah, jika kita tidak mencoba memahami prinsip dasar mereka, tidakkah kita bertindak seperti badan sensor abad pertengahan?

Di Facebook, banyak grup yang menyatakan solidaritas pada ilmuwan ini, dalam beberapa jam saja lebih dari 100 komentar ditulis menanggapi kisah yang berhubungan dengan Repubblica.it [It], termasuk satu komentar yang menceritakan tentang forum online tahun 2005 yang menceritakan dengan detil metode yang digunakan Giuliani [It] untuk memprediksi gempa dan koneksi kerjasama internasionalnya.

Di pihak lain, komunitas ilmuwan negara menolak kebenaran prediksi Giuliani, termasuk wawancara dengan direktur Institut Negara Bagi Penelitian Fisika dan Nuklir, yang mengatakan: “Giuliani tidak bekerja di lembagaku dan untuk isu ini kamu perlu berhati-hati sebelum memberikan pernyataan publik apapun.”

Apa Selanjutnya?

Sayang sekali, isu-isu kontroversial yang membayang-bayangi kebenaran kisah dibalik tragedi ini. Beberapa sumber media Italia Several Italian media dan warga net telah mendebatkan rencana rekonstruksi dan pembiayaan rekonstruksi yang diperkirakan berkisar 1,2 miliar Euro. Namun, situasi di lapangan masih jauh dari selesai.

Masih banyak yang menduga jumlah korban meninggal akan terus meningkat – jumlah korban meninggal terakhir sebanyak 260. Tim penyelamat bekerja tak henti menolong korban: seorang nenek berusia 98 tahun ditemukan selamat hari Selasa lalu, setelah menghabiskan waktu selama 30 jam dibawah reruntuhan. Pada malam hari yang sama, temperatur di L'Aquila mencapai -39 derajat Fahrenheit, lebih dingin dibanding puncak pegunungan. Area tersebut kini masih diguncang sebanyak lebih dari 200 kali, beberapa diantaranya mencapai magnitud 5,3 pada skala Richter.

Klik disini untuk detil [It] mengenai donasi dan pilihan bantuan yang tersedia.

————-

Pos ini ditulis oleh  Stefano Ignone,  dengan kolaborasi  Maria Grazia Pozzi dan Tamara Nigi.

Mulai Percakapan

Relawan, harap log masuk »

Petunjuk Baku

  • Seluruh komen terlebih dahulu ditelaah. Mohon tidak mengirim komentar lebih dari satu kali untuk menghindari diblok sebagai spam.
  • Harap hormati pengguna lain. Komentar yang tidak menunjukan tenggang rasa, menyinggung isu SARA, maupun dimaksudkan untuk menyerang pengguna lain akan ditolak.