Bahrain: Pengacara Menganggap Pemerkosaan sebagai “Keisengan Belaka”
Kasus hukum yang melibatkan dugaan penculikan dan pemerkosaan seorang wanita secara berkelompok menarik perhatian beberapa bloger Bahrain, karena tindakan tersebut dianggap keisengan belaka oleh pengacara pembela.
Sang pengacara, Fatima Al Hawaj, berkata tiga pemuda yang menjadi tersangka penculikan dan penyerangan seorang wanita dari Filipina harus dibebaskan, sebab anak muda sering melakukan tindak kejahatan atas dasar “iseng”, tanpa niat buruk. Coolred, seorang berkebangsaan Amerika yang tinggal di Bahrain, sangat terkejut :
Saya bertanya-tanya bagaimana bila si pengacara pembela, Fatima al Hawaj, mau menempatkan dirinya dengan rela sebagai korban pemerkosaan secara berkelompok dan menyebut kasus itu dengan falsafah…”itu semua hanya keisengan belaka”? Dan saya bertanya-tanya jika ia akan berkata seperti itu bila si korban adalah sesama warga Bahrain dan bukannya seorang Filipino rendahan yang biasa digolongkan sebagai “tersedia secara seksual” dimana mereka bekerja untuk orang Arab dan hidup di antara mereka?
Saya juga menandai fakta bahwa “pemuda” yang menjadi tersangka berusia 19, 20, 21…Saya penasaran mengapa PRIA dengan usia tersebut selalu dikategorikan sebagai pemuda di surat kabar di negara ini apapun tindak kejahatan keji yang mereka lakukan? […] Catatan terakhir…fakta bahwa para wanita membela para pria seperti ini…bahkan seorang pengacara wanita…dengan pembelaan “keisengan belaka” atas dasar perkataan “anak laki-laki selalu jadi anak laki-laki” selalu diterima dan diterjemahkan secara harafiah atas tindakan yang mereka lakukan…suatu tindak kriminal terhadap seorang wanita yang sudah pasti akan mengubah hidupnya selamanya dan sulit untuk dilupakan…tapi saya berani bertaruh…jika korban tidak mengenali 3 “anak laki-laki” itu mereka akan melupakan keisengan belaka malam itu dan sedang tertidur nyenyak.
Maldita, seorang Filipina yang tinggal di Bahrain, yang menulis blog di Saving The World Together[en]-Bersama Selamatkan Dunia, juga tersulut amarah:
Bagaimana mungkin memperkosa dan merampok wanita tak berdaya secara berkelompok dianggap sebagai “KEISENGAN BELAKA”? Ya, MUNGKIN mereka melakukannya karena tidak ada kegiatan di waktu senggang mereka dan mereka tidak berniat jahat sama sekali. TAPI ITU TIDAK MEMBENARKAN TINDAKAN melecehkan wanita dari jalanan hanya untuk menambah bumbu dalam hidup mereka!
Memang, anak muda sering melakukan perbuatan gila sekedar untuk bersenang-senang – sering mereka mengutil, beberapa melakukan balapan gila, yang lainnya beralih ke narkoba. Norma adalah anak-anak muda mencoba untuk melakukan perbuatan kurang baik yang kecil yang biasanya akan berakhir dengan teguran keras dari para wali atau menimbulkan kerugian di antara mereka sendiri. Anak-anak muda yang salah asuhlah yang berbuat tindakan buruk seperti ini. Tindakan yang melibatkan pemaksaan terhadap orang tidak bersalah yang sedang menjalani hidupnya dengan tenang. […] Bila para remaja ini benar-benar melakukan apa yang dituduhkan, betapa sedihnya hidup wanita ini ternoda seumur hidupnya oleh kenyataan mengerikan ini…dan ada kemungkinan para penyerang akan berjalan bebas dan tidak menderita akibat dari tindakan mereka.
Jangan sampai saya berteriak soal rasisme.
Kategori

Mulai Percakapan
Kategori
11 Feb: Kita Melawan Kembali!
Ayo bergabung dengan kami!
Komentar Terbaru
Ini Dia 16 Peta Satelit Asia Tenggara nan Mempesona
Terimakasih sangat bermanfaat memang ini yang saya cari-cari dari dlu.
Arsip Bulanan
- Februari 2021 6 pos
- Desember 2020 4 pos
- Oktober 2020 1 pos
- September 2020 3 pos
- Agustus 2020 4 pos
- Juni 2020 2 pos
- April 2020 1 pos
- Maret 2020 3 pos
- Februari 2020 3 pos
- Januari 2020 3 pos
- Desember 2019 1 pos
- November 2019 3 pos
- September 2019 1 pos
- Agustus 2019 4 pos
- Juni 2019 1 pos
- Mei 2019 5 pos
- April 2019 3 pos
- Maret 2019 4 pos
- Februari 2019 1 pos
- Januari 2019 5 pos
- Desember 2018 3 pos
- November 2018 1 pos
- Oktober 2018 2 pos
- Agustus 2018 7 pos
- Juli 2018 3 pos
- Mei 2018 2 pos
- April 2018 7 pos
- Maret 2018 1 pos
- Januari 2018 1 pos
- Desember 2017 1 pos
- September 2017 1 pos
- Agustus 2017 3 pos
- Juli 2017 1 pos
- Juni 2017 4 pos
- Mei 2017 3 pos
- April 2017 4 pos
- Maret 2017 10 pos
- Februari 2017 6 pos
- Januari 2017 12 pos
- Desember 2016 13 pos
- November 2016 14 pos
- Oktober 2016 4 pos
- September 2016 7 pos
- Agustus 2016 5 pos
- Juli 2016 3 pos
- Juni 2016 6 pos
- Mei 2016 1 pos
- April 2016 2 pos
- Maret 2016 3 pos
- Februari 2016 4 pos
- Januari 2016 7 pos
- Desember 2015 3 pos
- November 2015 6 pos
- Oktober 2015 7 pos
- September 2015 3 pos
- Agustus 2015 8 pos
- Juli 2015 8 pos
- Juni 2015 17 pos
- Mei 2015 4 pos
- April 2015 2 pos
- Maret 2015 2 pos
- Februari 2015 10 pos
- Januari 2015 4 pos
- November 2014 2 pos
- Oktober 2014 5 pos
- Maret 2014 2 pos
- Februari 2014 1 pos
- Januari 2014 2 pos
- November 2013 1 pos
- Agustus 2013 4 pos
- Juni 2013 8 pos
- Mei 2013 2 pos
- April 2013 7 pos
- Maret 2013 3 pos
- Februari 2013 1 pos
- September 2012 12 pos
- Agustus 2012 8 pos
- Juli 2012 23 pos
- Juni 2012 14 pos
- Mei 2012 15 pos
- Maret 2012 1 pos
- Januari 2012 2 pos
- Desember 2011 1 pos
- November 2011 1 pos
- Oktober 2011 4 pos
- September 2011 2 pos
- Agustus 2011 6 pos
- Juli 2011 4 pos
- Juni 2011 3 pos
- Mei 2011 4 pos
- Maret 2011 6 pos
- Februari 2011 13 pos
- Januari 2011 4 pos
- Desember 2010 3 pos
- November 2010 1 pos
- Oktober 2010 5 pos
- Agustus 2010 2 pos
- Juni 2010 4 pos
- Mei 2010 7 pos
- April 2010 7 pos
- Maret 2010 11 pos
- Februari 2010 8 pos
- Januari 2010 17 pos
- Desember 2009 6 pos
- November 2009 10 pos
- Oktober 2009 11 pos
- September 2009 20 pos
- Agustus 2009 11 pos
- Juli 2009 16 pos
- Juni 2009 41 pos
- Mei 2009 14 pos
- April 2009 19 pos
- Maret 2009 32 pos
- Februari 2009 27 pos
- Januari 2009 3 pos
- Desember 2008 4 pos
Saya kenal pribadi dg mas Rony, beberapa kali ketemu bila beliau berkunjung ke Indonesia. Komunitas...