Minggu lalu, aktris asal Amerika Serikat Angelina Jolie, mengunjungi kamp Ban Mai Nai Soi di Thailand yang merupakan kamp bagi 18,000 pengungsi asal Myanmar. Jolie bertindak sebagai Duta Besar PBB untuk Komisi Tinggi untuk Pengungsi (UNHCR). Pemerintah Thailand menyesali kedatangan dan komentar sang aktris mengenai kondisi pengungsi.
Jolie juga menyampaikan rasa prihatinnya atas kondisi pengungsi Rohingya yang kini berada menjadi perhatian seluruh dunia:
“Saya berharap agar situasi kaum Rohingya menjadi stabil dan kehidupan mereka di Myanmar membaik hingga mereka tidak perlu melarikan diri, mengingat betapa berbahayanya perjalan yang harus mereka tempuh,”
“Saya merasa sedih mengetahui adanya seorang pengungsi perempuan berusia 21 tahun yang lahir di kamp pengungsi, tidak pernah mengenal dunia di luar kamp, dan sekarang membesarkan sendiri anaknya di kamp yang sama”
Thailand dituding membiarkan dan memberikan perlakuan tak pantas kepada ratusan pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar.
Berikut ini video klip youtube kunjungan Jolie di Thailand:
Menteri luar negeri Thailand memperingatkan UNHCR untuk “tidak mengomentari hal ini karena mereka tidak memiliki madat” Sang menteri menambahkan:
“UNHCR tidak seharusnya mengirim Jolie, Duta Besar mereka, untuk mengunjungi satu dari sembilan kamp pengungsi, yang berada dibawah pengawasan departemen dalam negeri Thailand, berlokasi di sepanjang perbatasan kedua negara.”
“Pemerintah Thai akan mengirimkan surat teguran pada pihak UNHCR, menanyakan mengapa mereka memperkenankan Angelina Jolie mengunjungi kamp tersebut.”
Bangkok Pundit merasa bahwa kritikan Jolie ringan saja:
Surat teguran? Seperti yang kita dapat lihat, kritik sama sekali tidak garang dan lebih terasa seperti pernyataan halus dibandingkan dengan pernyataan gamblang bahwa ‘pemerintah Thailand jahat’. Namun, meski pernyataan tersebut terkesan halus, Deplu menganggapnya sebagai amarah. Lain kali, UNHCR seharusnya mengirim orang lain seperti Sean Penn dan dapat dipastikan saat itu akan terjadi kericuhan…
Pierre setuju bahwa Jolie tidak secara langsung mengkritik Thailand:
Jolie tidak terkesan mengkritik langsung Thailand, baik pemerintah, maupun kebijakan. Apa yang dia lakukan hanyalah menarik perhatian (dunia) pada situasi tak mengenakkan yang dialami oleh sekelompok pengungsi yang dikategorikan sebagai “migran ekonomi” di Thailand.
Fear from Freedom, seorang bloger asal Burma, tidak senang dengan “pemaksaan demokrasi barat di negara-negara Asia” dan mendorong Jolie untuk meminta AS agar membuka perbatasan bagi para migran asal Meksiko:
“Berita luar negeri minggu ini mengenai negarakupun tidak mengenakan, Angelina Jolie meminta Thailand untuk menerima pengungsi Burma.
Dia harusnya juga meminta pemerintah AS untuk menerima pekerja asal Meksiko…Foto-foto tersebut menunjukan kehidupan normal yang berlangsung di pedesaan manapun di wilayah Myanmar, bedanya para korban terkungkung di daerah dimana sekelompok orang berharap untuk bisa menyadap dana dari pemerintah… Akan selalu ada masalah dengan demokrasi barat yang dipaksakan kepada negara-negara timur selama orang-orang masih tidak mengerti akan tingkat kebudayaan dan pembangunan yang ada di pelbagai wilayah di dunia.”
Angelina Jolie di kamp pengungsi di Thailand. Foto didapat dari UNHCR
Namizon, seorang warga Thailand, berpendapat bahwa pemerintah Thailand telah sangat bermurah hati menerima pengungsi dari negara-negara tetangga:
“…Tahukah kalian bahwa Thailand telah bermurah hati membantu para pengungsi dari negara lain disekitar Thailand? Kami memiliki kamp pengungsi suku Burma-Kayan, Laos-Hmong, Kamnoja, dll. Thailand hanyalah sebuah negara kecil yang sedang berkembang; meski demikian, warga Thai tetap memiliki hati, kebaikan, dan itikad baik untuk menolong mereka yang jauh dari beruntung. Kami berusaha keras untuk menolong mereka, namun kami masih saja kekurangan daya; tempat, uang, tenaga, dan lapangan pekerjaan untuk menolong para pengungsi.
“Menurutku, pemerintah Thai memiliki prioritas untuk menolong warga negaranya terlebih dahulu. Silahkan panggil aku egois, tapi bukankah pemerintah manapun seharusnya bertindak demikian, bukan? Bahkan pemerintah Amerika Serikat.
“Peperangan di Viet Nam dan Laos – pemerintah manakah yang paling berperan? Amerika? Dapatkah aku katakan bahwa serdadu Amerikalah yang menjadi alasan pertama mengapa pengungsi melarikan diri ke negara lain seperti Thailand? Aku tidak menuduh, bukankah itu hal yang baiknya pemerintah AS lakukan? Membenahi kekacauan yang mereka sebabkan? Daripada menciptakan kamp permanen di Thailand, pemerintah AS harusnya menawarkan semua warga pengungsi untuk tinggal di AS. Kenyataannya? AS hanya menerima tenaga kerja ahli; dokter, guru, pemuka agama, dll. Oleh sebab itu, proses perbaikan berlangsung sedemikian lama. Amerika hanya menginginkan pengungsi yang BERGUNA. Dan mereka yang dianggap tidak “lulus” dibiarkan tinggal di kamp Thailand, tidak mungkin kembali ke negara asal mereka dan tidak mampu pergi ke Amerika.”
The Nation, surat kabar Thailand berbahasa Inggris, menuding Myanmar sebagai akar permasalahan pengungsi:
“Kita tidak perlu mengikuti irama Jolie, hanya karena dia bintang Hollywood. Apa yang perlu kita miliki sekarang adalah kebijakan yang sehat, yang berdasarkan pada prinsip hukum dan kemanusiaan. Daripada menyalahkan Jolie, yang dengan mudahnya mampu melupakan semua kejadian ini selepas ajang foto bersama selama beberapa hari, mengapa tidak kita mulai rundingkan akar masalah ini? Atau apakah ini melanggar hukum tak tertulis ASEAN untuk tak menyinggung “perihal dalam negeri” negara tetangga anggotanya?
“Masalah ini disebabkan oleh junta Myanmar – sebuah sumber sakit kepala dan sakit hati Thailand, seluruh negara anggota ASEAN dan komunitas internasional. ”